Bendesa Se-Bangli Diadu Lomba Mapidarta
Dari empat lomba yang digelar, hanya lomba mapidarta pesertanya paling sedikit yakni 4 orang.
BANGLI, NusaBali
Bendesa Adat se-Kabupaten Bangli diadu lomba mapidarta atau pidato berbahasa Bali dalam perayaan Bulan Bahasa Bali Kabupaten Bangli yang dipusatkan di Desa Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Senin (10/2). Hanya saja pesertanya minim, 4 bendesa adat. Perayaan Bulan Bahasa Bali di Kabupaten Bangli dibuka oleh Bupati Bangli I Made Gianyar.
Panitia kegiatan, Putu Candra mengatakan panitia telah bersurat ke masing-masing kecamatan terkait palaksanaan bulan bahasa. Khusus lomba mapidarta diharapkan masing-masing kecamatan mengirimkan perwakilan 4 orang. “Pesertanya dibatasi 4 orang di masing-masing kecamatan. Namun dalam pelaksanaan hanya 4 orang yang bisa ikut dari seluruh kecamatan,” ungkap Putu Candra Rahadi. Jika seluruh kecamatan mengirimkan perwakilan maka pesertanya sebanyak 16 orang.
Menurut Putu Candra, banyaknya bendesa yang absen karena kesibukan di desa adat. “Bendesa yang tidak hadir bukan karena tidak mau lomba,” tegas Putu Candra yang juga Kabid Tradisi, Sejarah, dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli. Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Wayan Adnyana mengatakan, kegiatan bulan bahasa Bali di tahun 2020 ini adalah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang kedua. Pelaksanaan kegiatannya dibantu oleh Penyuluh Bahasa Bali dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali.
Dikatakan, lomba yang digelar untuk bulan bahasa yakni lomba mapidarta dengan peserta dari semua bendesa adat di Kabupaten Bangli, lomba nyurat bahasa Bali, lomba mengetik teks bahasa Bali di computer, dan lomba masatua Bali dengan peserta ibu-ibu PKK se-Kabupaten Bangli. “Dari empat lomba, hanya lomba berpidato Bahasa Bali yang sepi peminat, hanya 4 bendesa adat yang mengikutinya,” sambung Wayan Adnyana.
Sementara Bupati Bangli I Made Gianyar mengatakan, kegiatan Bulan Bahasa Bali sangat perlu dilaksanakan karena sehari-hari sudah jarang berbicara menggunakan Bahasa Bali. Sebagai orang Bali harus bangga menggunakan bahasa Bali dan harus mempertahankan kebudayaan, terutama di lingkungan remaja, karena nanti kedepannya pemuda-pemuda ini yang bisa menguatkan budaya Bali. “Kami sangat mendukung pelaksanaan kegiatan Bulan Bahasa Bali, kegiatan ini adalah sebagai upaya mempertahankan budaya Bali,” tegasnya. *esa
Panitia kegiatan, Putu Candra mengatakan panitia telah bersurat ke masing-masing kecamatan terkait palaksanaan bulan bahasa. Khusus lomba mapidarta diharapkan masing-masing kecamatan mengirimkan perwakilan 4 orang. “Pesertanya dibatasi 4 orang di masing-masing kecamatan. Namun dalam pelaksanaan hanya 4 orang yang bisa ikut dari seluruh kecamatan,” ungkap Putu Candra Rahadi. Jika seluruh kecamatan mengirimkan perwakilan maka pesertanya sebanyak 16 orang.
Menurut Putu Candra, banyaknya bendesa yang absen karena kesibukan di desa adat. “Bendesa yang tidak hadir bukan karena tidak mau lomba,” tegas Putu Candra yang juga Kabid Tradisi, Sejarah, dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli. Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Wayan Adnyana mengatakan, kegiatan bulan bahasa Bali di tahun 2020 ini adalah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang kedua. Pelaksanaan kegiatannya dibantu oleh Penyuluh Bahasa Bali dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali.
Dikatakan, lomba yang digelar untuk bulan bahasa yakni lomba mapidarta dengan peserta dari semua bendesa adat di Kabupaten Bangli, lomba nyurat bahasa Bali, lomba mengetik teks bahasa Bali di computer, dan lomba masatua Bali dengan peserta ibu-ibu PKK se-Kabupaten Bangli. “Dari empat lomba, hanya lomba berpidato Bahasa Bali yang sepi peminat, hanya 4 bendesa adat yang mengikutinya,” sambung Wayan Adnyana.
Sementara Bupati Bangli I Made Gianyar mengatakan, kegiatan Bulan Bahasa Bali sangat perlu dilaksanakan karena sehari-hari sudah jarang berbicara menggunakan Bahasa Bali. Sebagai orang Bali harus bangga menggunakan bahasa Bali dan harus mempertahankan kebudayaan, terutama di lingkungan remaja, karena nanti kedepannya pemuda-pemuda ini yang bisa menguatkan budaya Bali. “Kami sangat mendukung pelaksanaan kegiatan Bulan Bahasa Bali, kegiatan ini adalah sebagai upaya mempertahankan budaya Bali,” tegasnya. *esa
1
Komentar