Mayat Membusuk Ditemukan di Lereng Gunung Agung
Tak Diketahui Identitas, Diduga Pendaki yang Terjatuh
"Bisa saja pendaki wisatawan bule yang jatuh terpeleset, kemudian meninggal. Saya curiga dari kulitnya sepenuhnya putih,"
AMAPURA, NusaBali
Mayat misterius yang telah membusuk diduga pendaki ditemukan di lereng Gunung Agung bagian timur, tepatnya di Banjar Buanakerta, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Selasa (11/2) pukul 09.00 Wita. Penyabit rumput, I Ketut Putu, warga setempat yang menemukan pertama kali. Mayat telah menyebarkan bau tak sedap.
I Ketut Putu melaporkan temuannya ke petugas Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Bhuana Giri, Aiptu I Gede Sujana, pukul 11.15 Wita. Selanjutnya petugas Polsek Bebandem dipimpin Kapolsek, AKP I Wayan Sukarita, melakukan evakuasi. Juga disertai petugas Babinsa Desa Bhuana Giri, Peltu I Ketut Karya.
Evakuasi memerlukan waktu sekitar 2,5 jam, sebab medannya cukup berat. Dari jalan aspal mesti melintasi jalan tanah, selanjutnya menyeberangi sungai, berlanjut mendaki jalan setapak lebar sekitar 1,5 meter sejauh 1,2 kilometer.
Mayat membusuk yang tidak dikenali jenis kelaminnya itu, ditemukan di aliran sungai lereng Gunung Agung. Mayat tersebut, hanya tersisa tangan kanan, kaki kanan, bagian isi perutnya telah habis, terlihat hanya rangka. Sedangkan posisi kepalanya tidak jelas apakah tengadah atau miring karena tengkorak kepalanya sebagian tertutup.
Mayat itu dievakuasi hingga tiba di jalan raya pukul 14.48 Wita, selanjutnya dititipkan di kamar mayat RSUD Karangasem diterima penjaga kamar mayat I Wayan Dastra.
I Ketut Putu menemukan mayat membusuk itu saat menyabit rumput di dekat rumahnya, kebetulan hembusan angin dari arah barat mencium bau busuk setelah ditelusuri ada mayat tak dikenal. I Ketut Putu mengatakan selama ini tidak ada orang hilang di kampungnya. Warga dari Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, I Wayan Atot Suragata, juga mengaku tidak ada warga yang hilang.
"Bisa saja pendaki wisatawan bule yang jatuh terpeleset, kemudian meninggal. Saya curiga dari kulitnya sepenuhnya putih," ucap I Wayan Atot Suragata. Kapolsek Bebandem, AKP I Wayan Sukarita mengatakan, belum diketahui jenis kelamin mayat tersebut. "Makanya saya masih melakukan penyelidikan. Caranya dengan menanyakan kepada warga sekitarnya, siapa saja yang sering naik menyabit rumput atau mendaki Gunung Agung," kata AKP Sukarita.
Jika di sekitar itu tidak ada yang tahu warga naik Gunung Agung, dan tidak ada warga yang hilang, bisa saja pendaki secara diam-diam mendaki di saat larangan mendaki, lalu mendaki sendirian. "Bisa saja pendaki terpeleset, karena mayat itu ditemukan di alur sungai lereng Gunung Agung," kata AKP Sukarita. *k16
I Ketut Putu melaporkan temuannya ke petugas Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Bhuana Giri, Aiptu I Gede Sujana, pukul 11.15 Wita. Selanjutnya petugas Polsek Bebandem dipimpin Kapolsek, AKP I Wayan Sukarita, melakukan evakuasi. Juga disertai petugas Babinsa Desa Bhuana Giri, Peltu I Ketut Karya.
Evakuasi memerlukan waktu sekitar 2,5 jam, sebab medannya cukup berat. Dari jalan aspal mesti melintasi jalan tanah, selanjutnya menyeberangi sungai, berlanjut mendaki jalan setapak lebar sekitar 1,5 meter sejauh 1,2 kilometer.
Mayat membusuk yang tidak dikenali jenis kelaminnya itu, ditemukan di aliran sungai lereng Gunung Agung. Mayat tersebut, hanya tersisa tangan kanan, kaki kanan, bagian isi perutnya telah habis, terlihat hanya rangka. Sedangkan posisi kepalanya tidak jelas apakah tengadah atau miring karena tengkorak kepalanya sebagian tertutup.
Mayat itu dievakuasi hingga tiba di jalan raya pukul 14.48 Wita, selanjutnya dititipkan di kamar mayat RSUD Karangasem diterima penjaga kamar mayat I Wayan Dastra.
I Ketut Putu menemukan mayat membusuk itu saat menyabit rumput di dekat rumahnya, kebetulan hembusan angin dari arah barat mencium bau busuk setelah ditelusuri ada mayat tak dikenal. I Ketut Putu mengatakan selama ini tidak ada orang hilang di kampungnya. Warga dari Banjar Nangka, Desa Bhuana Giri, I Wayan Atot Suragata, juga mengaku tidak ada warga yang hilang.
"Bisa saja pendaki wisatawan bule yang jatuh terpeleset, kemudian meninggal. Saya curiga dari kulitnya sepenuhnya putih," ucap I Wayan Atot Suragata. Kapolsek Bebandem, AKP I Wayan Sukarita mengatakan, belum diketahui jenis kelamin mayat tersebut. "Makanya saya masih melakukan penyelidikan. Caranya dengan menanyakan kepada warga sekitarnya, siapa saja yang sering naik menyabit rumput atau mendaki Gunung Agung," kata AKP Sukarita.
Jika di sekitar itu tidak ada yang tahu warga naik Gunung Agung, dan tidak ada warga yang hilang, bisa saja pendaki secara diam-diam mendaki di saat larangan mendaki, lalu mendaki sendirian. "Bisa saja pendaki terpeleset, karena mayat itu ditemukan di alur sungai lereng Gunung Agung," kata AKP Sukarita. *k16
Komentar