Hujan Mengguyur, Waspadai Banjir dan Longsor
Warga yang beraktivitas di pantai, nelayan maupun wisatawan, diimbau untuk lebih hati-hati, karena gelombang laut tinggi terutama di wilayah Bali bagian Selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Hujan yang terjadi sejak Kamis (11/8) termasuk ke dalam kategori ekstrem karena curah hujannya rata-rata 150 mm. Potensi bahaya akibat curah hujan tinggi adalah banjir dan tanah longsor.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, hujan akan terjadi beberapa hari ke depan. “Hujan ini akan terjadi beberapa hari ke depan. Sedangkan La Nina akan mulai menurun pada akhir Agustus. Sementara musim penghujan akan mulai terjadi pada bulan September,” tutur Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Nyoman Gede Wiryajaya saat dikonfirmasi, Jumat (12/8). “Potensi bahayanya adalah banjir dan longsor. Jadi yang mesti diperhatikan kemungkinan banjir dan longsor,” imbuhnya.
Wiryajaya juga memperingatkan bahaya dari angin kencang terutama wilayah Bali bagian Selatan. Tinggi ombaknya sekarang berada pada kisaran 3 meter hingga 3,5 meter. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang beraktivitas di laut, baik itu kapal (nelayan) atau sekadar rekreasi di pantai, harus mengikuti rambu yang telah dipasang oleh petugas,” tuturnya.
Terkait kencangnya arus arus air laut yang terjadi di Pantai Kuta dan terkadang arus kencang datang secara tiba-tiba, dirinya menjelaskan bahwa itu semua terjadi karena pengaruh angin.
“Air laut itu bergerak karena pengaruh angin. Kalau anginnya datang dengan tiba-tiba, pergerakan air juga mengikutinya,” ucap Wiryajaya.
Sebelumnya diberitakan, pada periode Agustus 2016 hingga Januari 2017, La Nina mengancam wilayah Bali terutama bagian Selatan.
“La Nina itu berdampak pada meningkatnya curah hujan. Kalau La Nina itu terjadi pada musim hujan maka akan terjadi curah hujan yang sangat tinggi. Seperti yang terjadi sekarang, meski sudah musim kemarau tapi curah hujan masih ada,” tutur Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (3/8).
Menurutnya, La Nina pada tahun 2016 meningkat sekitar 50 persen. La Nina terjadi ketika angin Timur menguat dan terjadi pendinginan air di tengah dan Timur Samudera Pasifik.
Biasanya kondisi ini membawa cuaca kering di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Sebaliknya dapat membawa kondisi basah dari normal untuk sebagian wilayah Australia, Papua Nugini, Indonesia, dan Amerika Tengah. Akibatnya menguntungkan petani sawah ataupun ladang yang menanan jagung. Tapi sebaliknya kondisi ini membawa dampak negatif bagi petani tembakau.
Dijelaskannya, tak hanya terjadi tingginya curah hujan tetapi juga terjadi angin kencang dan tingginya gelombang laut. Untuk wilayah Bali yang perlu diwaspadai adalah wilayah Bali bagian Selatan. Menurutnya tinggi gelombang di wilayah Bali bagian Selatan mencapai 4 meter. Kondisi tersebut termasuk ke dalam kategori ekstrem.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, terutama di wilayah Bali bagian Selatan. Kalau gelombangnya lebih dari 2 meter itu kami kategorikan ekstrem,” tuturnya.
La Nina tak hanya terjadi pada musim kemarau seperti yang terjadi sekarang ini, tetapi bisa saja terjadi pada musim hujan. Apabila terjadi pada musim hujan maka intensitas hujannya sangat tinggi atau lebih dari normal. Apabila terjadi pada musim kemarau seperti sekrang maka akan tetap terjadi hujan. * cr64
Hujan yang terjadi sejak Kamis (11/8) termasuk ke dalam kategori ekstrem karena curah hujannya rata-rata 150 mm. Potensi bahaya akibat curah hujan tinggi adalah banjir dan tanah longsor.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, hujan akan terjadi beberapa hari ke depan. “Hujan ini akan terjadi beberapa hari ke depan. Sedangkan La Nina akan mulai menurun pada akhir Agustus. Sementara musim penghujan akan mulai terjadi pada bulan September,” tutur Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Nyoman Gede Wiryajaya saat dikonfirmasi, Jumat (12/8). “Potensi bahayanya adalah banjir dan longsor. Jadi yang mesti diperhatikan kemungkinan banjir dan longsor,” imbuhnya.
Wiryajaya juga memperingatkan bahaya dari angin kencang terutama wilayah Bali bagian Selatan. Tinggi ombaknya sekarang berada pada kisaran 3 meter hingga 3,5 meter. “Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang beraktivitas di laut, baik itu kapal (nelayan) atau sekadar rekreasi di pantai, harus mengikuti rambu yang telah dipasang oleh petugas,” tuturnya.
Terkait kencangnya arus arus air laut yang terjadi di Pantai Kuta dan terkadang arus kencang datang secara tiba-tiba, dirinya menjelaskan bahwa itu semua terjadi karena pengaruh angin.
“Air laut itu bergerak karena pengaruh angin. Kalau anginnya datang dengan tiba-tiba, pergerakan air juga mengikutinya,” ucap Wiryajaya.
Sebelumnya diberitakan, pada periode Agustus 2016 hingga Januari 2017, La Nina mengancam wilayah Bali terutama bagian Selatan.
“La Nina itu berdampak pada meningkatnya curah hujan. Kalau La Nina itu terjadi pada musim hujan maka akan terjadi curah hujan yang sangat tinggi. Seperti yang terjadi sekarang, meski sudah musim kemarau tapi curah hujan masih ada,” tutur Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar I Wayan Suardana, di Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Rabu (3/8).
Menurutnya, La Nina pada tahun 2016 meningkat sekitar 50 persen. La Nina terjadi ketika angin Timur menguat dan terjadi pendinginan air di tengah dan Timur Samudera Pasifik.
Biasanya kondisi ini membawa cuaca kering di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Sebaliknya dapat membawa kondisi basah dari normal untuk sebagian wilayah Australia, Papua Nugini, Indonesia, dan Amerika Tengah. Akibatnya menguntungkan petani sawah ataupun ladang yang menanan jagung. Tapi sebaliknya kondisi ini membawa dampak negatif bagi petani tembakau.
Dijelaskannya, tak hanya terjadi tingginya curah hujan tetapi juga terjadi angin kencang dan tingginya gelombang laut. Untuk wilayah Bali yang perlu diwaspadai adalah wilayah Bali bagian Selatan. Menurutnya tinggi gelombang di wilayah Bali bagian Selatan mencapai 4 meter. Kondisi tersebut termasuk ke dalam kategori ekstrem.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada, terutama di wilayah Bali bagian Selatan. Kalau gelombangnya lebih dari 2 meter itu kami kategorikan ekstrem,” tuturnya.
La Nina tak hanya terjadi pada musim kemarau seperti yang terjadi sekarang ini, tetapi bisa saja terjadi pada musim hujan. Apabila terjadi pada musim hujan maka intensitas hujannya sangat tinggi atau lebih dari normal. Apabila terjadi pada musim kemarau seperti sekrang maka akan tetap terjadi hujan. * cr64
Komentar