Dua Mesin Parkir Rusak, Dishub Terancam Tak Bisa Capai Target
Dua mesin parkir elektronik di Tabanan rusak. Dampaknya, Dinas Perhubungan Kabupaten Tabanan kehilangan potensi pendapatan.
TABANAN, NusaBali
Khusus di pasar transit pendapatan sudah hilang sekitar 20 persen. Dua meskin parkir yang rusak tersebut adalah mesin parkir O2 yang ada di Jalan Gajah Mada. Rusaknya perangkat parkir itu berupa layarnya tidak muncul. Lalu kedua alat sensor mesin parkir di pasar transit juga rusak. Rusaknya mesin parkir di Pasat Transit berupa progesifnya tidak jalan. Meskipun parkir 3 jam, tetap membayar 1 jam.
Kepala Dinas Perhubungan Tabanan Gusti Ngurah Darma Utama, mengakui adanya kerusakan mesin parkir tersebut. Saat ini telah dilakukan pemesanan alat.
Untuk yang parkir on street (mesin O2), suku cadang telah dipesan di Jakarta. Dan untuk parkir off street (pasar transit) telah dipesan ke Malaysia. “Kami sedang menunggu, sudah dipesan,” ujarnya didampingi staf saat mengecek mesin parkir yang rusak di pasar transit, Rabu (12/2).
Menurutnya dampak dari kerusakan mesin itu memang akan berpengaruh pada pencapaian pendapatan. Khususnya di parkir off street karena sensornya rusak, target Rp 2 juta per hari kemungkinan tak terpenuhi. Sebab pendapatan hanya Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta.
Dan di bulan Januari saja pascakerusakan mesin ini hanya didapat Rp 400 juta dari target Rp 500 juta per bulan. Sehingga pencapaian target berkurang 20 persen per bulan. “Ini karena menjelang hari raya ramai, kalau hari normal bisa saja Rp 1,6 juta per hari,” tutur Darma Utama.
Darma Utama juga menerangkan kendala sekarang untuk mesin parkir, masyarakat masih enggan menggunakan parkir elektronik. Kesadaran untuk membuat e-money juga kurang. Maka sesuai rapat yang sudah dilakukan, kembali akan berkoordinasi dengan penyedia kartu untuk mensosialisasikan secara gencar.
Meskipun demikian Dinas Perhubungan Tabanan akan kerja keras untuk mencapai target itu. Sebab tahun 2020 ini retribusi parkir ditarget Rp 7.020.000.000. Target ini meningkat dari tahun 2019 yang hanya Rp 5,5 miliar. “Di tengah kondisi ini ya kita akui harus kerja keras,” tegasnya. *des
Kepala Dinas Perhubungan Tabanan Gusti Ngurah Darma Utama, mengakui adanya kerusakan mesin parkir tersebut. Saat ini telah dilakukan pemesanan alat.
Untuk yang parkir on street (mesin O2), suku cadang telah dipesan di Jakarta. Dan untuk parkir off street (pasar transit) telah dipesan ke Malaysia. “Kami sedang menunggu, sudah dipesan,” ujarnya didampingi staf saat mengecek mesin parkir yang rusak di pasar transit, Rabu (12/2).
Menurutnya dampak dari kerusakan mesin itu memang akan berpengaruh pada pencapaian pendapatan. Khususnya di parkir off street karena sensornya rusak, target Rp 2 juta per hari kemungkinan tak terpenuhi. Sebab pendapatan hanya Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta.
Dan di bulan Januari saja pascakerusakan mesin ini hanya didapat Rp 400 juta dari target Rp 500 juta per bulan. Sehingga pencapaian target berkurang 20 persen per bulan. “Ini karena menjelang hari raya ramai, kalau hari normal bisa saja Rp 1,6 juta per hari,” tutur Darma Utama.
Darma Utama juga menerangkan kendala sekarang untuk mesin parkir, masyarakat masih enggan menggunakan parkir elektronik. Kesadaran untuk membuat e-money juga kurang. Maka sesuai rapat yang sudah dilakukan, kembali akan berkoordinasi dengan penyedia kartu untuk mensosialisasikan secara gencar.
Meskipun demikian Dinas Perhubungan Tabanan akan kerja keras untuk mencapai target itu. Sebab tahun 2020 ini retribusi parkir ditarget Rp 7.020.000.000. Target ini meningkat dari tahun 2019 yang hanya Rp 5,5 miliar. “Di tengah kondisi ini ya kita akui harus kerja keras,” tegasnya. *des
1
Komentar