SPBU Diduga Curang Masih Tahap 'Lidik'
Sejak video viral, SPBU sepi. Namun karyawan menyebut sepinya SPBU karena dampak virus Corona.
GIANYAR, NusaBali
Dua pekan sejak dugaan petugas SPBU di kawasan Ubud viral, sampai saat ini belum ada tindak lanjut apakah petugas yang diduga melakukan kecurangan bakal dijadikan tersangka atau hanya mendapatkan pembinaan belaka.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolsek Ubud Kompol Nyoman Nuryana, Kamis (13/2). "Masih lidik," ujar Nuryana singkat. Artinya berbagai kemungkinan masih bisa terjadi pada petugas yang diduga curang dan videonya sempat viral tersebut.
Yang jelas dari pengakuan warga sekitar, SPBU ini terasa lebih sepi dibanding sebelum kasusnya meletup pada akhir Januari lalu. “Sejak videonya viral, SPBU ini mulai sepi,” jelas warga yang ditemui pada Kamis (13/2). Bahkan pada Kamis siang kemarin, SPBU malah sempat ditutup dengan rantai besi.
Barulah pada Kamis sore, rantai besi yang awalnya melintang telah dilepas.
Di bagian kantor SPBU tampak buka yang dijaga oleh tiga karyawati. Mereka sibuk mengecek nota-nota penjualan maupun pembelian BBM (Bahan Bakar Minyak). "Hari ini tutup karena minyak belum datang, bukan tutup permanen," ujar salah satu karyawan ditanya soal tutupnya SPBU.
Dia pun menyebut semua karyawan masih bekerja seperti biasa. "Tidak ada yang dirumahkan, semua kerja seperti biasa kok," ujar soal SPBU yang disebutnya memiliki 13 karyawan ini.
Terkait video yang viral, karyawati ini mengaku ada pengaruh terhadap penjualan BBM. Namun tidak signifikan. Sebab, lokasi SPBU cukup strategis. Bahkan meski telah dicantumkan BBM habis, sejumlah pengendara roda 4 maupun roda 2 yang kehabisan bahan bakar tetap nekat masuk. Begitu melihat tulisan bensin habis, barulah mereka putar balik. "Video itu berpengaruh. Tapi bukan itu penyebabnya. Buktinya masih ramai yang masuk meski kita sudah pasang pengumuman bensin habis," ujarnya.
Dijelaskan pula, SPBU tambah sepi setelah merebaknya isu virus Corona. "Biasanya wisatawan asing banyak, tapi sejak Corona jadi tambah sepi," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Luh Gede Eka Suary mengatakan belum bisa menindaklanjuti soal dugaan kecurangan SPBU. Dikatakan, Disperindag Gianyar hanya bisa melakukan pengecekan tera pada mesin SPBU. Yakni dicek antara angka tera dengan isi yang dikeluarkan. "Itu pun biasanya SPBU yang bersurat untuk teranya, baru tim kita melakukan pengecekan, apakah sudah benar angka di tera dengan isi yang dikeluarkan," katanya.
Pantauan NusaBali pasca video tersebut viral, SPBU yang berlokasi di sebuah persimpangan kawasan Ubud itu memang masih buka. Hanya saja, pengendara yang biasanya antre isi bahan bakar, tampak sepi. "Mungkin karena videonya viral, pengendara enggan mampir. Apalagi tahu akan dicurangi, mending cari tempat isi bahan bakar yang lain," ujar seorang warga setempat.
Sebelumnya diberitakan, video seorang warga memergoki kecurangan oknum karyawan SPBU di kawasan Ubud viral Rabu (29/1). Dalam video berdurasi 1 menit 42 detik itu, warga yang merasa dirugikan marah-marah pada oknum yang mengaku bernama Gede itu. Warga menyebut, nominal uang yang dibayarkan tidak sesuai dengan bahan bakar yang diisikan dalam tangki. Terdengar suara bahwa warga tersebut membayar Rp 150 ribu, namun hanya diisi Rp 100 ribu. Lalu jika bayar Rp 100 ribu, hanya diisi Rp 80 ribu. Warga tersebut kesal, sedangkan oknum karyawan SPBU itu mengakui kesalahannya dan berulang kali mengucapkan kata maaf. *nvi
Hal ini diungkapkan oleh Kapolsek Ubud Kompol Nyoman Nuryana, Kamis (13/2). "Masih lidik," ujar Nuryana singkat. Artinya berbagai kemungkinan masih bisa terjadi pada petugas yang diduga curang dan videonya sempat viral tersebut.
Yang jelas dari pengakuan warga sekitar, SPBU ini terasa lebih sepi dibanding sebelum kasusnya meletup pada akhir Januari lalu. “Sejak videonya viral, SPBU ini mulai sepi,” jelas warga yang ditemui pada Kamis (13/2). Bahkan pada Kamis siang kemarin, SPBU malah sempat ditutup dengan rantai besi.
Barulah pada Kamis sore, rantai besi yang awalnya melintang telah dilepas.
Di bagian kantor SPBU tampak buka yang dijaga oleh tiga karyawati. Mereka sibuk mengecek nota-nota penjualan maupun pembelian BBM (Bahan Bakar Minyak). "Hari ini tutup karena minyak belum datang, bukan tutup permanen," ujar salah satu karyawan ditanya soal tutupnya SPBU.
Dia pun menyebut semua karyawan masih bekerja seperti biasa. "Tidak ada yang dirumahkan, semua kerja seperti biasa kok," ujar soal SPBU yang disebutnya memiliki 13 karyawan ini.
Terkait video yang viral, karyawati ini mengaku ada pengaruh terhadap penjualan BBM. Namun tidak signifikan. Sebab, lokasi SPBU cukup strategis. Bahkan meski telah dicantumkan BBM habis, sejumlah pengendara roda 4 maupun roda 2 yang kehabisan bahan bakar tetap nekat masuk. Begitu melihat tulisan bensin habis, barulah mereka putar balik. "Video itu berpengaruh. Tapi bukan itu penyebabnya. Buktinya masih ramai yang masuk meski kita sudah pasang pengumuman bensin habis," ujarnya.
Dijelaskan pula, SPBU tambah sepi setelah merebaknya isu virus Corona. "Biasanya wisatawan asing banyak, tapi sejak Corona jadi tambah sepi," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Luh Gede Eka Suary mengatakan belum bisa menindaklanjuti soal dugaan kecurangan SPBU. Dikatakan, Disperindag Gianyar hanya bisa melakukan pengecekan tera pada mesin SPBU. Yakni dicek antara angka tera dengan isi yang dikeluarkan. "Itu pun biasanya SPBU yang bersurat untuk teranya, baru tim kita melakukan pengecekan, apakah sudah benar angka di tera dengan isi yang dikeluarkan," katanya.
Pantauan NusaBali pasca video tersebut viral, SPBU yang berlokasi di sebuah persimpangan kawasan Ubud itu memang masih buka. Hanya saja, pengendara yang biasanya antre isi bahan bakar, tampak sepi. "Mungkin karena videonya viral, pengendara enggan mampir. Apalagi tahu akan dicurangi, mending cari tempat isi bahan bakar yang lain," ujar seorang warga setempat.
Sebelumnya diberitakan, video seorang warga memergoki kecurangan oknum karyawan SPBU di kawasan Ubud viral Rabu (29/1). Dalam video berdurasi 1 menit 42 detik itu, warga yang merasa dirugikan marah-marah pada oknum yang mengaku bernama Gede itu. Warga menyebut, nominal uang yang dibayarkan tidak sesuai dengan bahan bakar yang diisikan dalam tangki. Terdengar suara bahwa warga tersebut membayar Rp 150 ribu, namun hanya diisi Rp 100 ribu. Lalu jika bayar Rp 100 ribu, hanya diisi Rp 80 ribu. Warga tersebut kesal, sedangkan oknum karyawan SPBU itu mengakui kesalahannya dan berulang kali mengucapkan kata maaf. *nvi
1
Komentar