SMAN 1 Penebel Terbakar, 124 Ijazah Terselamatkan
Beberapa ruang di SMA Negeri 1 Penebel yang ada di Banjar Pitra, Desa Pitra, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, terbakar pada Sabtu (13/8) sekitar pukul 13.00 Wita.
TABANAN, NusaBali
Atas kejadian tersebut, ruang tata usaha (TU), ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, dan satu gudang ludes terbakar beserta sejumlah berkas penting. Beruntung ijazah siswa yang berjumlah 124 lembar bisa diselamatkan.
Kepala SMAN 1 Penebel I Nyoman Surjana menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu seluruh siswa sudah dipulangkan termasuk yang latihan gerak jalan. Namun saat kejadian ada tiga orang pegawai TU yang masih di sekolah sedang mengerjakan tugas. Siang itu datang I Wayan Purnawan, salah seorang guru yang akan sembahyang bersama dengan istrinya.
Saat Purnawan melewati gudang sekolah, dilihat ada kepulan asap dari dalam ruangan. Ketika menengok lewat jendela, api sudah membakar berkas-berkas yang ada di ruangan.
“Nah, guru saya ini langsung memberitahu staf-staf saya yang tengah bekerja,” tutur Surjana.
Sontak seluruh pegawai yang sedang menyelesaikan tugasnya panik dan berhamburan keluar ruangan kemudian meminta tolong kepada warga. Warga yang mendengar teriakan minta tolong, berdatangan membawa alat-alat seadanya seperti ember dan selang, untuk membantu memadamkan api. Saat itu api sudah melalap ruangan TU, dan merembet ke ruangan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Api makin berkobar hingga membakar plafon dan atap gedung. Sementara guru dan staf TU tidak bisa menyelamatkan berkas secara lengkap. Namun masih sempat menyelamatkan ijazah siswa lulusan tahun ajaran 2015–2016 yang dalam waktu dekat akan dibagikan. Sehingga bangunan yang berukuran 28 x 8 meter ludes terbakar termasuk atapnya.
Untuk sementara, Surjana mengatakan, proses administrasi akan menggunakan ruangan laboratorium terlebih dahulu. “Proses belajar mengajar masih tetap berlangsung. Kami akan menggunakan lab (laboratorium) sebelum adanya bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
“Baru saja saya datang dari pelatihan, tiba-tiba sudah mendengar kabar duka. Dan berkas-berkas penting seluruhnya terbakar,” tutur Surjana yang kemarin tampak sangat shock. Infonya, Surjana baru selesai mengikuti pelatihan di Denpasar. Namun pelatihan apa dan kapan kegiatan berlangsung, yang bersangkutan belum bisa dikonfirmasi, karena masih sangat shock menghadapi musibah yang menimpa sekolah yang dipimpinnya.
Sementara itu, Kapolsek Penebel AKP I Wayan Dastra menjelaskan, peristiwa kebakaran tersebut disebabkan karena korsleting listrik. Akibat kerugian ditafsir mencapai sekitar Rp 557 juta. “Ya ini karena adanya arus pendek listrik,” ucap AKP Dastra.
AKP Dastra manambahkan, sebelum 3 unit mobil pemadam kebakaran datang ke lokasi, sudah ada bantuan dari warga sekitar yang menggunakan alat manual untuk memadamkan api. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya saja arsip-arsip penting ikut ludes,” jelasnya.
Selain berkas penting, benda–benda elektronik pun ikut terbakar. Seperti 4 buah komputer dan perlengkapannya, 4 buah printer, 1 buah handycam merek Sony, 1 buah megaphone, 2 buah LCD, 1 perangkat sound system elekronik, 1 buah ampli player, 1 buah TV 18 inch, 5 buah almari 2 pintu, 2 set sofa, 2 buah laptop, dan 1 buah mesin riso (Mesin risograph adalah perangkat untuk mencetak dan menyalin dokumen dengan kecepatan yang sangat tinggi hingga 120 halaman per menit, Red). * cr61
Atas kejadian tersebut, ruang tata usaha (TU), ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, dan satu gudang ludes terbakar beserta sejumlah berkas penting. Beruntung ijazah siswa yang berjumlah 124 lembar bisa diselamatkan.
Kepala SMAN 1 Penebel I Nyoman Surjana menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu seluruh siswa sudah dipulangkan termasuk yang latihan gerak jalan. Namun saat kejadian ada tiga orang pegawai TU yang masih di sekolah sedang mengerjakan tugas. Siang itu datang I Wayan Purnawan, salah seorang guru yang akan sembahyang bersama dengan istrinya.
Saat Purnawan melewati gudang sekolah, dilihat ada kepulan asap dari dalam ruangan. Ketika menengok lewat jendela, api sudah membakar berkas-berkas yang ada di ruangan.
“Nah, guru saya ini langsung memberitahu staf-staf saya yang tengah bekerja,” tutur Surjana.
Sontak seluruh pegawai yang sedang menyelesaikan tugasnya panik dan berhamburan keluar ruangan kemudian meminta tolong kepada warga. Warga yang mendengar teriakan minta tolong, berdatangan membawa alat-alat seadanya seperti ember dan selang, untuk membantu memadamkan api. Saat itu api sudah melalap ruangan TU, dan merembet ke ruangan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Api makin berkobar hingga membakar plafon dan atap gedung. Sementara guru dan staf TU tidak bisa menyelamatkan berkas secara lengkap. Namun masih sempat menyelamatkan ijazah siswa lulusan tahun ajaran 2015–2016 yang dalam waktu dekat akan dibagikan. Sehingga bangunan yang berukuran 28 x 8 meter ludes terbakar termasuk atapnya.
Untuk sementara, Surjana mengatakan, proses administrasi akan menggunakan ruangan laboratorium terlebih dahulu. “Proses belajar mengajar masih tetap berlangsung. Kami akan menggunakan lab (laboratorium) sebelum adanya bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
“Baru saja saya datang dari pelatihan, tiba-tiba sudah mendengar kabar duka. Dan berkas-berkas penting seluruhnya terbakar,” tutur Surjana yang kemarin tampak sangat shock. Infonya, Surjana baru selesai mengikuti pelatihan di Denpasar. Namun pelatihan apa dan kapan kegiatan berlangsung, yang bersangkutan belum bisa dikonfirmasi, karena masih sangat shock menghadapi musibah yang menimpa sekolah yang dipimpinnya.
Sementara itu, Kapolsek Penebel AKP I Wayan Dastra menjelaskan, peristiwa kebakaran tersebut disebabkan karena korsleting listrik. Akibat kerugian ditafsir mencapai sekitar Rp 557 juta. “Ya ini karena adanya arus pendek listrik,” ucap AKP Dastra.
AKP Dastra manambahkan, sebelum 3 unit mobil pemadam kebakaran datang ke lokasi, sudah ada bantuan dari warga sekitar yang menggunakan alat manual untuk memadamkan api. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya saja arsip-arsip penting ikut ludes,” jelasnya.
Selain berkas penting, benda–benda elektronik pun ikut terbakar. Seperti 4 buah komputer dan perlengkapannya, 4 buah printer, 1 buah handycam merek Sony, 1 buah megaphone, 2 buah LCD, 1 perangkat sound system elekronik, 1 buah ampli player, 1 buah TV 18 inch, 5 buah almari 2 pintu, 2 set sofa, 2 buah laptop, dan 1 buah mesin riso (Mesin risograph adalah perangkat untuk mencetak dan menyalin dokumen dengan kecepatan yang sangat tinggi hingga 120 halaman per menit, Red). * cr61
1
Komentar