Pohon Kepuh Roboh Timpa Palinggih
Seorang pengendara motor mengalami keseleo tangan karena tertimpa ranting.
MANGUPURA, NusaBali
Angin kencang yang disertai hujan deras mengakibatkan pohon Kepuh yang tumbuh di sekitar Pura Kahyangan, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, tumbang pada Minggu (16/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Pohon yang tumbang menimpa seorang pengendara sepeda motor yang melintas dan sejumlah bangunan di sekitarnya termasuk panyengker dan palinggih Pura Kahyangan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, pengendara yang belum diketahui identitasnya hanya mengalami keseleo. Namun, kerugian material diperkirakan mencapai Rp 300.000.000.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menerangkan tumbangnya pohon Kepuh itu terjadi pada Minggu (16/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Saat itu, kondisi cuaca sedang ekstrem, yakni curah hujan yang tinggi serta angin kencang. Walhasil, pohon yang berdiameter sekitar 3 meter dengan tinggi 25 meter itu roboh dan menimpa sejumlah fasilitas yang ada di sekitarnya. Adapun yang mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon Kepuh yang roboh yakni tembok panyengker Pura Kahyangan, atap wantilan, atap bale gong, 1 buah bangunan palinggih, dan satu unit kendaraan roda dua. Pohon yang tumbang juga menutup akses jalan Baler Setra. “Pohon itu tumbang karena cuaca ekstrem. Laporan masuk 30 menit setelah kejadian. Kami mengerahkan 6 personel untuk memotong kayu itu,” kata Ermy Setiari, Minggu sore.
Menurut Ermy Setiari, saat kejadian tidak ada aktivitas di sekitar lokasi, sehingga saat pohon roboh tidak menimbulkan korban jiwa. Meski demikian, ada seorang warga yang mengalami keseleo pada tangan karena saat kejadian, sedang melintas di sekitar lokasi. Warga tersebut sudah langsung mendapatkan penanganan medis.
Untuk menangani pohon roboh itu, petugas BPBD dibantu warga setempat melakukan pembersihan secara bersama. Sehingga, proses evakuasi berlangsung cepat, yakni selama dua jam. “Penanganan pohon ukuran besar itu termasuk cepat. Soalnya semua bekerja, warga juga sangat merespons kejadian itu,” ucap Ermy Setiari.
Sementara Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, mengemukakan peristiwa tumbangnya pohon yang diperkirakan berusia 100 tahun itu saat hujan lebat mengguyur wilayah tersebut pada Minggu dini hari. Saat tumbang, pohon itu menimpah satu palinggih dari total 6 palinggih yang ada di Pura Kahyangan. Dengan adanya kejadian itu, pihaknya akan melakukan pembersihan secara niskala pada Soma Wage Kuningan, Senin (24/2) dengan menggelar upacara Ngaturang Bendu Piduka, Ngulapin serta Ngerapuh. Upacara itu bertujuan untuk membersihkan dari kecuntakaan dan memohon maaf atas kesalahan yang telah diperbuat baik secara sadar maupun tidak sadar.
“Selain itu, upacara juga bertujuan untuk memohon agar tidak ada rasa trauma dari warga terkait insiden itu,” tutur Sumerta, seraya mengatakan untuk perbaikan terhadap kerusakan itu akan segera dilakukan dengan dana swadaya masyarakat.
Dikatakannya, tidak ada tanda-tanda pohon Kepuh itu akan tumbang. Sebab kondisi daun dan dahannya masih hijau dan subur. Sehingga, masyarakat tidak menaruh curiga. Namun, karena kondisi hujan dan angin kencang pada Minggu dini hari, membuat akarnya tidak mampu menahan beban dahan dan ranting pohon. Ditanya terkait korban pengendara motor yang tertimpa, Sumerta menyatakan sudah mendapat penanganan medis. Dia tidak membeberkan identitas korban dimaksud.
“Memang ada satu warga yang sedang melintas saat kejadian pohon tumbang. Dia mengalami keseleo tangannya karena terkena ranting, dan kondisinya saat ini dalam penanganan medis,” ujar Sumerta. *dar
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Badung dr Ni Nyoman Ermy Setiari, menerangkan tumbangnya pohon Kepuh itu terjadi pada Minggu (16/2) sekitar pukul 06.00 Wita. Saat itu, kondisi cuaca sedang ekstrem, yakni curah hujan yang tinggi serta angin kencang. Walhasil, pohon yang berdiameter sekitar 3 meter dengan tinggi 25 meter itu roboh dan menimpa sejumlah fasilitas yang ada di sekitarnya. Adapun yang mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon Kepuh yang roboh yakni tembok panyengker Pura Kahyangan, atap wantilan, atap bale gong, 1 buah bangunan palinggih, dan satu unit kendaraan roda dua. Pohon yang tumbang juga menutup akses jalan Baler Setra. “Pohon itu tumbang karena cuaca ekstrem. Laporan masuk 30 menit setelah kejadian. Kami mengerahkan 6 personel untuk memotong kayu itu,” kata Ermy Setiari, Minggu sore.
Menurut Ermy Setiari, saat kejadian tidak ada aktivitas di sekitar lokasi, sehingga saat pohon roboh tidak menimbulkan korban jiwa. Meski demikian, ada seorang warga yang mengalami keseleo pada tangan karena saat kejadian, sedang melintas di sekitar lokasi. Warga tersebut sudah langsung mendapatkan penanganan medis.
Untuk menangani pohon roboh itu, petugas BPBD dibantu warga setempat melakukan pembersihan secara bersama. Sehingga, proses evakuasi berlangsung cepat, yakni selama dua jam. “Penanganan pohon ukuran besar itu termasuk cepat. Soalnya semua bekerja, warga juga sangat merespons kejadian itu,” ucap Ermy Setiari.
Sementara Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, mengemukakan peristiwa tumbangnya pohon yang diperkirakan berusia 100 tahun itu saat hujan lebat mengguyur wilayah tersebut pada Minggu dini hari. Saat tumbang, pohon itu menimpah satu palinggih dari total 6 palinggih yang ada di Pura Kahyangan. Dengan adanya kejadian itu, pihaknya akan melakukan pembersihan secara niskala pada Soma Wage Kuningan, Senin (24/2) dengan menggelar upacara Ngaturang Bendu Piduka, Ngulapin serta Ngerapuh. Upacara itu bertujuan untuk membersihkan dari kecuntakaan dan memohon maaf atas kesalahan yang telah diperbuat baik secara sadar maupun tidak sadar.
“Selain itu, upacara juga bertujuan untuk memohon agar tidak ada rasa trauma dari warga terkait insiden itu,” tutur Sumerta, seraya mengatakan untuk perbaikan terhadap kerusakan itu akan segera dilakukan dengan dana swadaya masyarakat.
Dikatakannya, tidak ada tanda-tanda pohon Kepuh itu akan tumbang. Sebab kondisi daun dan dahannya masih hijau dan subur. Sehingga, masyarakat tidak menaruh curiga. Namun, karena kondisi hujan dan angin kencang pada Minggu dini hari, membuat akarnya tidak mampu menahan beban dahan dan ranting pohon. Ditanya terkait korban pengendara motor yang tertimpa, Sumerta menyatakan sudah mendapat penanganan medis. Dia tidak membeberkan identitas korban dimaksud.
“Memang ada satu warga yang sedang melintas saat kejadian pohon tumbang. Dia mengalami keseleo tangannya karena terkena ranting, dan kondisinya saat ini dalam penanganan medis,” ujar Sumerta. *dar
1
Komentar