PNS Mapatung Pakai Dana Tunjangan Beras
Kebijakan ini akan sangat bagus bagi pegawai bergaji cukup atau lebih.
GIANYAR, NusaBali
Pemkab Gianyar membeli babi ratusan ekor peliharaan peternak setempat. Babi ini akan dipotong serangkaian perayaan Galungan, Buda Kliwon Dungulan, Rabu (19/2). Pemotongan babi akan dilakukan Senin (17/2) atau Selasa (18/2). Dana pembelian babi ini diambil dari tunjangan beras PNS Rp 150.000/bulan.
Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra mengungkapkan hal itu di Gianyar, Minggu (16/2). Pembelian daging babi itu, jelas dia, untuk menyikapi kerugian peternak atas kematian massal babi di 11 desa se Kabupaten Gianyar. Kata dia, bila dikalkulasi dengan harga daging babi hidup Rp 26.000/kg, maka babi yang dibeli untuk PNS ini bernilai Rp Rp 1.365.000.000.
Dikatakan, Pemkab membutuhkan babi sekitar 525 ekor dari peternak babi 11 desa. Desa ini meliputi Desa Lebih, Kelurahan Abianbase, Desa Keramas, Kemenuh, Pejeng Kangin, Tampaksiring, Sebatu, Keliki, Taro, Melinggih, dan Desa Singakerta. Para peternak memelihara antara 2 - 100 ekor babi.
Sampai Minggu kemarin, pembelian 525 ekor babi itu masih berlangsung. "Kebijakan saya menggunakan uang tunjangan beras Rp 150.000 diganti dengan daging babi," ucapnya. Jelas Mahayastra, ada juga OPD punya tabungan sehingga tidak perlu memakai dana tunjangan beras untuk beli daging babi. "Tiap PNS akan dapat daging babi 3 kg - 4 kg," katanya.
Bupati Mahayastra mengatakan, dari hasil pengecekan
petugas kesehatan hewan, babi 525 ekor itu sehat dan layak dikonsumsi. Pembelian babi di 11 desa ini untuk menjaga stabilitas harga daging babi jelang Galungan, sekaligus memutus siklus wabah kematian babi. "Saya minta peternak babi di 11 desa kosongkan kandang babinya selama 6 bulan, untuk pemutusasn siklus penyakit," tegasnya.
Beberapa PNS yang punya uang pas-pasan dari dana tunjangan beras, merasa terpaksa ikut membeli daging babi itu. Menurutnya, kebijakan ini akan sangat bagus bagi pegawai bergaji cukup atau lebih. ‘’Tapi, kami kan pegawai rendahan, selalu kelimpungan menjelang hari raya. Kebetulan juga tidak makan daging babi. Sebaiknya, kebijakan pembelian daging babi ini jangan wajib, tapi tentatif,’’ jelas pegawai yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, daftar kasus babi mati di Gianyar makin banyak. Seekor bangkung (induk babi) yang siap beranak di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, tiba-tiba mati, Sabtu (16/2). Padahal pemilik bangkung, I Wayan Kopi telah memastikan kandangnya tetap bersih. “Bangkainya sudah saya kubur. Ini pertama kalinya babi saya mati misterius, mudah-mudahan tidak lagi,” harap Kopi, kemarin.
Kata dia, baru beberapa menit mati, babi itu mengeluarkan darah kental dari mulut. Baunya sangat busuk. “Kemungkinan ada semacam virus yang merusak dari dalam tubuh,” ujarnya. Dia berharap pemerintah segera mencari solusi agar kondsi ini tidak terus berlanjut. Mengingat babi merupakan salah satu penunjang perekonomian masyarakat. “Kalau bisa, pemerintah segera carikan solusinya,” harapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, I Made Raka saat dimintai solusi pencegahan babi mati, hanya meminta peternak agar menjaga kebersihan kandang, dan menyemprotkan disinfektan di kandang. Dia mengklaim rutin turun ke masyarakat, mengimbau agar peternak menjaga kebersihan kandang. Berapa jumlah babi mati misterius di Gianyar, Raka mengaku tidak merinci. ‘’Jumlah yang mati lebih sedikit dibandingkan kematian babi di Tabanan,’ jelasnya. Kabid Kesehatan Hewan, Masyarakat, Veteriner Distan Gianyar Made Santiarka, pekan lalu, mengungkapkan jumlah babi mati yang terdata resmi di Distan Gianyar 79 ekor. *nvi,lsa
Bupati Gianyar I Made ‘Agus’ Mahayastra mengungkapkan hal itu di Gianyar, Minggu (16/2). Pembelian daging babi itu, jelas dia, untuk menyikapi kerugian peternak atas kematian massal babi di 11 desa se Kabupaten Gianyar. Kata dia, bila dikalkulasi dengan harga daging babi hidup Rp 26.000/kg, maka babi yang dibeli untuk PNS ini bernilai Rp Rp 1.365.000.000.
Dikatakan, Pemkab membutuhkan babi sekitar 525 ekor dari peternak babi 11 desa. Desa ini meliputi Desa Lebih, Kelurahan Abianbase, Desa Keramas, Kemenuh, Pejeng Kangin, Tampaksiring, Sebatu, Keliki, Taro, Melinggih, dan Desa Singakerta. Para peternak memelihara antara 2 - 100 ekor babi.
Sampai Minggu kemarin, pembelian 525 ekor babi itu masih berlangsung. "Kebijakan saya menggunakan uang tunjangan beras Rp 150.000 diganti dengan daging babi," ucapnya. Jelas Mahayastra, ada juga OPD punya tabungan sehingga tidak perlu memakai dana tunjangan beras untuk beli daging babi. "Tiap PNS akan dapat daging babi 3 kg - 4 kg," katanya.
Bupati Mahayastra mengatakan, dari hasil pengecekan
petugas kesehatan hewan, babi 525 ekor itu sehat dan layak dikonsumsi. Pembelian babi di 11 desa ini untuk menjaga stabilitas harga daging babi jelang Galungan, sekaligus memutus siklus wabah kematian babi. "Saya minta peternak babi di 11 desa kosongkan kandang babinya selama 6 bulan, untuk pemutusasn siklus penyakit," tegasnya.
Beberapa PNS yang punya uang pas-pasan dari dana tunjangan beras, merasa terpaksa ikut membeli daging babi itu. Menurutnya, kebijakan ini akan sangat bagus bagi pegawai bergaji cukup atau lebih. ‘’Tapi, kami kan pegawai rendahan, selalu kelimpungan menjelang hari raya. Kebetulan juga tidak makan daging babi. Sebaiknya, kebijakan pembelian daging babi ini jangan wajib, tapi tentatif,’’ jelas pegawai yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, daftar kasus babi mati di Gianyar makin banyak. Seekor bangkung (induk babi) yang siap beranak di Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, tiba-tiba mati, Sabtu (16/2). Padahal pemilik bangkung, I Wayan Kopi telah memastikan kandangnya tetap bersih. “Bangkainya sudah saya kubur. Ini pertama kalinya babi saya mati misterius, mudah-mudahan tidak lagi,” harap Kopi, kemarin.
Kata dia, baru beberapa menit mati, babi itu mengeluarkan darah kental dari mulut. Baunya sangat busuk. “Kemungkinan ada semacam virus yang merusak dari dalam tubuh,” ujarnya. Dia berharap pemerintah segera mencari solusi agar kondsi ini tidak terus berlanjut. Mengingat babi merupakan salah satu penunjang perekonomian masyarakat. “Kalau bisa, pemerintah segera carikan solusinya,” harapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, I Made Raka saat dimintai solusi pencegahan babi mati, hanya meminta peternak agar menjaga kebersihan kandang, dan menyemprotkan disinfektan di kandang. Dia mengklaim rutin turun ke masyarakat, mengimbau agar peternak menjaga kebersihan kandang. Berapa jumlah babi mati misterius di Gianyar, Raka mengaku tidak merinci. ‘’Jumlah yang mati lebih sedikit dibandingkan kematian babi di Tabanan,’ jelasnya. Kabid Kesehatan Hewan, Masyarakat, Veteriner Distan Gianyar Made Santiarka, pekan lalu, mengungkapkan jumlah babi mati yang terdata resmi di Distan Gianyar 79 ekor. *nvi,lsa
Komentar