Desa Adat Sukasada Gelar Lomba Nyastra Libatkan Sekolah di Wewidangan
Kegiatan serangkaian bulan bahasa dan sastra Provinsi Bali di bulan Februari ini menyasar generasi muda dalam pelestarian budaya dan sastra Bali.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 20 orang siswa SD di wewidangan Desa Adat Sukasada, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Sabtu (15/2/2020) mengikuti pacentokan nyastra Bali. Seluruh peserta lomba nyastra diberikan waktu satu jam untuk mengerjakan sejumlah soal berbahasa Bali lalu menyalinnya menggunakan aksara Bali. Bendesa Adat Sukasada, Jro Putu Joni Sandiyasa, ditemui di wantilan Pura Desa Adat Sukasada, mengatakan pelaksanaan lomba nyastra aksara Bali ini merupakan salah satu kewajiban desa adat di Bali berpartisipasi menyukseskan program Bulan Bahasa dan Sastra Bali Pemerintah Provinsi Bali. Dalam pelaksanaan kali pertama Desa Adat Sukasada hanya mampu melaksanakan satu jenis lomba dari enam yang ditegaskan.
“Ini memang baru pertama kali, pesertanya memang kami batasi setiap sekolah lima ornag perwakilan dari empat sekolah di wewidangan desa adat kami,” ujar Jro Putu Joni didampingi Petajuh Desa Adat Sukasada, I Made Lestariana. Namun dirinya pun mengatakan ke depannya dengan perencanaan yang lebih matang akan menambah jenis dan peserta lomba.
Dirinya mengaku dipilihnya lomba nyastra Bali dibandingkan lima lomba lainnya dalam upaya pelestarian budaya dan sastra Bali, merupakan hal yang paling pelik dalam regenerasi. Nyurat dan membaca aksara Bali sejauh ini masuk dalam kategori pembelajaran yang cukup ditakuti siswa selain matematika. Terutama dalam pasang aksara Bali yang memerlukan pemahaman mendalam.
Kegiatan pelestarian ini juga disebutnya untuk menegaskan kembali pembelajaran nyurat aksara Bali di sekolah. “Ini sangat perlu dilakukan dalam pembinaan umat dan krama di Bali yang kami mulai dari generasi muda, agar mereka tak lupa dengan adat budaya dan sastra Bali yang menjadi identitas krama Bali. Harapan kami melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter generasi muda untuk mencintai tanah kelahirannya,” I Made Lestariana menambahkan.
Salah satu penyuluh Bahasa Bali yang menjadi salah satu dewan juri Ida Ayu kade Dewi Purnama Sari, kondisi penguasaan bahasa dan sastra Bali di kalangan siswa SD sejauh pengamatannya sudah merata diberikan oleh guru. Hanya saja kadang masih ditemukan siswa yang tidak paham bahkan tidak tahu sama sekali bagaimana menulis aksara Bali. “Ada yang sudah lancar tetapi ada juga yang tidak tahu sama sekali, sehingga ini yang perlu penguatan,” jelas dia. Dalam lomba nyastra Bali di Desa Adat Sukasada, kriteria penilaian menyangkut kerapian tulisan, kebersihan lembar kerja dan pasang aksara Bali.
Sementara itu dari hasil lomba nyurat aksara Bali, juara diborong oleh perwakilan SDN 3 Sukasada. Dari lima orang perwakilannya empat orang di antaranya berhasil merebut Juara I, II, Harapan II dan harapan III. Sedangkan dua juara yang lepas, yakni Juara III diisi oleh Perwakilan SDN 2 Sukasada dan Juara Harapan I SDN 5 Sukasada.*k23
Sebanyak 20 orang siswa SD di wewidangan Desa Adat Sukasada, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Sabtu (15/2/2020) mengikuti pacentokan nyastra Bali. Seluruh peserta lomba nyastra diberikan waktu satu jam untuk mengerjakan sejumlah soal berbahasa Bali lalu menyalinnya menggunakan aksara Bali. Bendesa Adat Sukasada, Jro Putu Joni Sandiyasa, ditemui di wantilan Pura Desa Adat Sukasada, mengatakan pelaksanaan lomba nyastra aksara Bali ini merupakan salah satu kewajiban desa adat di Bali berpartisipasi menyukseskan program Bulan Bahasa dan Sastra Bali Pemerintah Provinsi Bali. Dalam pelaksanaan kali pertama Desa Adat Sukasada hanya mampu melaksanakan satu jenis lomba dari enam yang ditegaskan.
“Ini memang baru pertama kali, pesertanya memang kami batasi setiap sekolah lima ornag perwakilan dari empat sekolah di wewidangan desa adat kami,” ujar Jro Putu Joni didampingi Petajuh Desa Adat Sukasada, I Made Lestariana. Namun dirinya pun mengatakan ke depannya dengan perencanaan yang lebih matang akan menambah jenis dan peserta lomba.
Dirinya mengaku dipilihnya lomba nyastra Bali dibandingkan lima lomba lainnya dalam upaya pelestarian budaya dan sastra Bali, merupakan hal yang paling pelik dalam regenerasi. Nyurat dan membaca aksara Bali sejauh ini masuk dalam kategori pembelajaran yang cukup ditakuti siswa selain matematika. Terutama dalam pasang aksara Bali yang memerlukan pemahaman mendalam.
Kegiatan pelestarian ini juga disebutnya untuk menegaskan kembali pembelajaran nyurat aksara Bali di sekolah. “Ini sangat perlu dilakukan dalam pembinaan umat dan krama di Bali yang kami mulai dari generasi muda, agar mereka tak lupa dengan adat budaya dan sastra Bali yang menjadi identitas krama Bali. Harapan kami melalui kegiatan ini dapat membentuk karakter generasi muda untuk mencintai tanah kelahirannya,” I Made Lestariana menambahkan.
Salah satu penyuluh Bahasa Bali yang menjadi salah satu dewan juri Ida Ayu kade Dewi Purnama Sari, kondisi penguasaan bahasa dan sastra Bali di kalangan siswa SD sejauh pengamatannya sudah merata diberikan oleh guru. Hanya saja kadang masih ditemukan siswa yang tidak paham bahkan tidak tahu sama sekali bagaimana menulis aksara Bali. “Ada yang sudah lancar tetapi ada juga yang tidak tahu sama sekali, sehingga ini yang perlu penguatan,” jelas dia. Dalam lomba nyastra Bali di Desa Adat Sukasada, kriteria penilaian menyangkut kerapian tulisan, kebersihan lembar kerja dan pasang aksara Bali.
Sementara itu dari hasil lomba nyurat aksara Bali, juara diborong oleh perwakilan SDN 3 Sukasada. Dari lima orang perwakilannya empat orang di antaranya berhasil merebut Juara I, II, Harapan II dan harapan III. Sedangkan dua juara yang lepas, yakni Juara III diisi oleh Perwakilan SDN 2 Sukasada dan Juara Harapan I SDN 5 Sukasada.*k23
Komentar