BBMKG Prakirakan Hujan Saat Galungan
Puncak intensitas hujan yang cukup tinggi diprakirakan terjadi pada Rabu (19/2), meliputi wilayah Tabanan Utara, Badung Utara, Gianyar Utara, Bangli, dan Karangasem.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memprakirakan dalam kurun waktu 17–20 Februari 2020, berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat di beberapa titik di Pulau Bali. Selain itu, angin kencang dan gelombang tinggi juga masih mengintai perairan selatan Bali yang menyebabkan fenomena air pasang maksimum.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan hasil analisa dan pemetaan terkait cuaca dalam tiga hari ke depan (terhitung dari 17 hingga 20 Februari) berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi di wilayah Bali tengah dan Bali Timur. Puncak untuk intensitas hujan yang cukup tinggi ini diprakirakan terjadi pada Rabu (19/2) mendatang —tepat saat Hari Raya Galungan— yang meliputi wilayah Tabanan Utara, Badung Utara, Gianyar Utara, Bangli, dan Karangasem. Diprakirakan hujan akan turun dari siang hingga sore hari.
“Sementara untuk kondisi wilayah lain memang dalam keadaan cerah dan berawan. Hanya wilayah-wilayah itu yang memang ada intensitas curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya, Senin (17/2) sore.
Selain hujan, potensi angin kencang dan gelombang tinggi juga menyelimuti perairan sekitar Bali. Di perairan Selatan Bali hingga NTB diprakirakan tinggi gelombang mencapai 4,0 meter. Sebaliknya, untuk perairan Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan, dan Selat Alas berpotensi gelombang dari kisaran 1,25 meter hingga mencapai 2,5 meter. “Kalau untuk perairan Selatan Bali memang dikategorikan tinggi, karena rentang tinggi gelombang dari 2,5 meter hingga 4,0 meter. Ini yang harus kita peringatkan, karena berbahaya,” kata Iman.
Karena adanya potensi gelombang dan tiupan angin kencang, Iman berharap kepada para nelayan untuk selalu memperhatikan setiap imbauan dari BBMKG sebelum berlayar. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya hal yang tidak diinginkan. Kalaupun ada nelayan yang nekat melaut, dia mewanti-wanti agar memperhatikan kecepatan kapal. Penyebab dari adanya gelombang tinggi ini karena adanya fenomena air pasang maksimum. “Saat ini karena sudah musim penghujan, sehingga kerap terjadi perubahan termasuk air pasang maksimum di Selatan Bali. Hal ini tentu memicu terjadinya gelombang tinggi dan sangat membahayakan bagi para nelayan,” ungkap Iman.
Di sisi lain, untuk para pelaku wisata bahari dan petani garam diimbau untuk selalu memperhatikan kondisi di sekitar saat beraktivitas. Karena perubahan tiupan angin dan gelombang tinggi bisa terjadi sewaktu-waktu. “Kami harapkan untuk pelaku wisata bahari ini agar lihat situasi. Kalau ada perubahan angin kencang, harus segera menyesuaikan aktivitas. Tentu ini salah satu cara menekan risiko adanya korban,” kata Iman. *dar
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Iman Fatchurochman, menerangkan hasil analisa dan pemetaan terkait cuaca dalam tiga hari ke depan (terhitung dari 17 hingga 20 Februari) berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi di wilayah Bali tengah dan Bali Timur. Puncak untuk intensitas hujan yang cukup tinggi ini diprakirakan terjadi pada Rabu (19/2) mendatang —tepat saat Hari Raya Galungan— yang meliputi wilayah Tabanan Utara, Badung Utara, Gianyar Utara, Bangli, dan Karangasem. Diprakirakan hujan akan turun dari siang hingga sore hari.
“Sementara untuk kondisi wilayah lain memang dalam keadaan cerah dan berawan. Hanya wilayah-wilayah itu yang memang ada intensitas curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya, Senin (17/2) sore.
Selain hujan, potensi angin kencang dan gelombang tinggi juga menyelimuti perairan sekitar Bali. Di perairan Selatan Bali hingga NTB diprakirakan tinggi gelombang mencapai 4,0 meter. Sebaliknya, untuk perairan Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian Selatan, dan Selat Alas berpotensi gelombang dari kisaran 1,25 meter hingga mencapai 2,5 meter. “Kalau untuk perairan Selatan Bali memang dikategorikan tinggi, karena rentang tinggi gelombang dari 2,5 meter hingga 4,0 meter. Ini yang harus kita peringatkan, karena berbahaya,” kata Iman.
Karena adanya potensi gelombang dan tiupan angin kencang, Iman berharap kepada para nelayan untuk selalu memperhatikan setiap imbauan dari BBMKG sebelum berlayar. Hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya hal yang tidak diinginkan. Kalaupun ada nelayan yang nekat melaut, dia mewanti-wanti agar memperhatikan kecepatan kapal. Penyebab dari adanya gelombang tinggi ini karena adanya fenomena air pasang maksimum. “Saat ini karena sudah musim penghujan, sehingga kerap terjadi perubahan termasuk air pasang maksimum di Selatan Bali. Hal ini tentu memicu terjadinya gelombang tinggi dan sangat membahayakan bagi para nelayan,” ungkap Iman.
Di sisi lain, untuk para pelaku wisata bahari dan petani garam diimbau untuk selalu memperhatikan kondisi di sekitar saat beraktivitas. Karena perubahan tiupan angin dan gelombang tinggi bisa terjadi sewaktu-waktu. “Kami harapkan untuk pelaku wisata bahari ini agar lihat situasi. Kalau ada perubahan angin kencang, harus segera menyesuaikan aktivitas. Tentu ini salah satu cara menekan risiko adanya korban,” kata Iman. *dar
1
Komentar