Harga Bunga Pacah di Tingkat Petani Normal
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, harga bunga pacah untuk sarana upakara di tingkat petani relatif normal, tidak ada kenaikan.
MANGUPURA, NusaBali
Kondisi ini begitu kontras dibanding pada Hari Raya Galungan dan Kuningan enam bulan sebelumnya yang harganya naik berkali-kali lipat.
“Saya rasakan tahun ini harga bunga pacah tidak mengalami kenaikan. Masih sama harganya dengan hari biasa,” kata Made Menuh, petani bunga pacah yang ditemui, Senin (17/2), di lahan pertaniannya di Banjar Bantas Kelod, Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal.
Perempuan asal Banjar Bantas Kelod, Desa Sibanggede, itu mengatakan tidak berani menaikkan harga. Sebab bunga pacah yang dipanen diserahkan kepada pengepul langganannya. Pihak pengepul yang kemudian menjual ke pasar.
Menurut Menuh, saat ini harga bunga pacah dari tingkat petani seharga Rp 40.000 per ingka atau sekitar tiga kilogram. Sementara, harga di pasaran dijual rata-rata Rp 20.000 per kilogram. “Kalau enam bulan yang lalu beda harganya. Malah lebih tinggi enam bulan lalu dibanding sekarang,” imbuhnya.
Menuh mengungkapkan harga bunga pacah di tingkat petani menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan sebelumnya tembus Rp 110 ribu per ingka.
Di luas lahan sekitar 3 are, Menuh mengaku bisa memanen sebanyak 30 kg bunga pacah dalam sehari. Memang tidak menentu, bergantung pertumbuhan bunga. “Kadang sedikit juga, tapi maksimal 30 kg,” tandas Menuh.
Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung I Made Widiana, memastikan harga kebutuhan pokok relatif stabil. Dia menegaskan, pengawasan terus dilaksanakan dalam rangka untuk mengantisipasi gejolak harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, sekaligus mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Badung.
“Kami telah melakukan monitoring harga kebutuhan pokok. Ini untuk menjaga agar tidak terjadi fluktuasi harga terlalu tinggi,” katanya. Sejumlah harga memang mengalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan, seperti harga daging babi antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. *asa
“Saya rasakan tahun ini harga bunga pacah tidak mengalami kenaikan. Masih sama harganya dengan hari biasa,” kata Made Menuh, petani bunga pacah yang ditemui, Senin (17/2), di lahan pertaniannya di Banjar Bantas Kelod, Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal.
Perempuan asal Banjar Bantas Kelod, Desa Sibanggede, itu mengatakan tidak berani menaikkan harga. Sebab bunga pacah yang dipanen diserahkan kepada pengepul langganannya. Pihak pengepul yang kemudian menjual ke pasar.
Menurut Menuh, saat ini harga bunga pacah dari tingkat petani seharga Rp 40.000 per ingka atau sekitar tiga kilogram. Sementara, harga di pasaran dijual rata-rata Rp 20.000 per kilogram. “Kalau enam bulan yang lalu beda harganya. Malah lebih tinggi enam bulan lalu dibanding sekarang,” imbuhnya.
Menuh mengungkapkan harga bunga pacah di tingkat petani menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan sebelumnya tembus Rp 110 ribu per ingka.
Di luas lahan sekitar 3 are, Menuh mengaku bisa memanen sebanyak 30 kg bunga pacah dalam sehari. Memang tidak menentu, bergantung pertumbuhan bunga. “Kadang sedikit juga, tapi maksimal 30 kg,” tandas Menuh.
Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Badung I Made Widiana, memastikan harga kebutuhan pokok relatif stabil. Dia menegaskan, pengawasan terus dilaksanakan dalam rangka untuk mengantisipasi gejolak harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, sekaligus mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Badung.
“Kami telah melakukan monitoring harga kebutuhan pokok. Ini untuk menjaga agar tidak terjadi fluktuasi harga terlalu tinggi,” katanya. Sejumlah harga memang mengalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan, seperti harga daging babi antara Rp 55 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. *asa
1
Komentar