Sepulang Sekolah Keliling Berjualan Nangka
Kemandirian Ni Wayan Jeniari, Siswi SMPN 3 Rendang
Ni Wayan Jeniari,14, salah seorang bocah asal Desa Temukus, Kecamatan Rendang, Karangasem.
SEMARAPURA, NusaBali
Dia masih duduk di bangku kelas XII SMPN 3 Rendang. Meski masih belia, bocah ini sudah punya sikap kemandirian untuk menjalani hidup.
Jeniari terjun langsung bekerja membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bentuknya, dia hampir setiap hari setelah pulang sekolah, menjual buah Nangka di wilayah Kota Semarapura, Klungkung. Berjualan ini juga dilakukan saat libur sekolah. Barang dagangan berupa buah Nangka segar itu dibungkus plastik seharga Rp 5.000/kantong. "Saya jual Nangka di kantor-kantor pemerintahan di Klungkung ini," ujar Jeniari, saat ditemui berjualan pada salah satu kantor OPD (organisasi perangkat desa) di Pemkab Klungkung, Senin (17/2).
Wajah bocah ini tampak binar, berkulit agak legam, namun sehat berkeringat. Lehernya tampak kokoh. Maklum dia harus nyuun (mengusung) nampan cukup berat yang berisi barang dagangan berupa Nangka itu. Dia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Jeniarai mengaku berjualan Nangka segar ini setelah pulang sekolah sekitar 13.00 Wita-17.00 Wita. Meski rajin berjualan, dia tetap menomorsatukan menuntut ilmu pengetahuan dengan belajar di sekolah. Hampir setiap hari setelah pulang dari sekolah, dia berhasil menjual Nangka sedikitnya 50 bungkus. "Saya diantar oleh ayah saya kesini (Klungkung,Red). Kami naik sepeda motor. Ayah saya juga jualan Nangka keliling kota, sorenya baru pulang ke Karangasem," katanya.
Alhasil, dari penjualan Nangka, Jeniari mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Hal itu dilakukan kendatipun harus bekerja dalam usia dini. Dia tak pernah mengeluh. Karena kebetulan berjualan keliling merupakan hobinya. "Suatu saat nanti, saya ingin menjadi pedagang yang sukses," harapnya.
Namun, dia mengaku lupa saat ditanya nama kedua orang tuanya, termasuk nama panggilan kedua orangtuanya. "Saya lupa nama orang tua saya," katanya.
Jeniari mengaku anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya, Ni Kadek Parwati, saat ini baru berusia tujuh tahun. Untuk keperluan sekolah dia dibantu dengan bantuan beasiswa. *wan
Jeniari terjun langsung bekerja membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bentuknya, dia hampir setiap hari setelah pulang sekolah, menjual buah Nangka di wilayah Kota Semarapura, Klungkung. Berjualan ini juga dilakukan saat libur sekolah. Barang dagangan berupa buah Nangka segar itu dibungkus plastik seharga Rp 5.000/kantong. "Saya jual Nangka di kantor-kantor pemerintahan di Klungkung ini," ujar Jeniari, saat ditemui berjualan pada salah satu kantor OPD (organisasi perangkat desa) di Pemkab Klungkung, Senin (17/2).
Wajah bocah ini tampak binar, berkulit agak legam, namun sehat berkeringat. Lehernya tampak kokoh. Maklum dia harus nyuun (mengusung) nampan cukup berat yang berisi barang dagangan berupa Nangka itu. Dia berkeliling dari satu tempat ke tempat lain.
Jeniarai mengaku berjualan Nangka segar ini setelah pulang sekolah sekitar 13.00 Wita-17.00 Wita. Meski rajin berjualan, dia tetap menomorsatukan menuntut ilmu pengetahuan dengan belajar di sekolah. Hampir setiap hari setelah pulang dari sekolah, dia berhasil menjual Nangka sedikitnya 50 bungkus. "Saya diantar oleh ayah saya kesini (Klungkung,Red). Kami naik sepeda motor. Ayah saya juga jualan Nangka keliling kota, sorenya baru pulang ke Karangasem," katanya.
Alhasil, dari penjualan Nangka, Jeniari mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Hal itu dilakukan kendatipun harus bekerja dalam usia dini. Dia tak pernah mengeluh. Karena kebetulan berjualan keliling merupakan hobinya. "Suatu saat nanti, saya ingin menjadi pedagang yang sukses," harapnya.
Namun, dia mengaku lupa saat ditanya nama kedua orang tuanya, termasuk nama panggilan kedua orangtuanya. "Saya lupa nama orang tua saya," katanya.
Jeniari mengaku anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya, Ni Kadek Parwati, saat ini baru berusia tujuh tahun. Untuk keperluan sekolah dia dibantu dengan bantuan beasiswa. *wan
1
Komentar