Ketua Waria Angkat Bicara
Pakaian minim, sindiran kepada sejumlah siswa yang mulai mengalami degradasi moral.
Gerak Jalan Berkostum SMA Seksi Dikecam
SINGARAJA, NusaBali
Kelompok Waria (wanita pria) dan Gay Singaraja (Wargas) Buleleng, menerima banyak kecaman dari sejumlah nettizen di media sosial (medsos). Sejumlah netizen menilai tindakan Wargas berkostum SMA seksi saat lomba gerak jalan dewasa putri, Kamis (11/8) lalu, untuk peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI, melecehkan dunia pendidikan.
Ketua Wargas Buleleng Sisca Sena Dharma menggelar jumpa pers kepada sejumlah awak media di Balai Banjar Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Minggu (14/8) siang. Ia mengatakan, Wargas sebelumnya telah menyiapkan sedikit teaterikal bertema pendidikan di garis start. Tetapi hal tersebut urung dilaksanakan karena Sisca mengalami kram, dan akhirnya 17 rekan waria mengikuti gerak jalan seperti peserta lainnya.
Terkait seragam SMA ukuran sangat minim hingga mengundang kecaman di medsos, mami Sisca menjelaskan bahwa hal tersebut untuk menyesuaikan dengan tema yang diangkat dalam peringatan HUT RI tahun ini, yakni pendidikan. Ia yang juga merupakan konselor HIV Aids di Buleleng tersebut mengaku ingin menggambarkan situasi kelulusan anak-anak SMA sekarang. Salah satunya dengan mencorat-coret seragam yang digunakan. “Padahal kami sudah siapkan teaternya, sedikit tentang cerita kelulusan anak-anak zaman sekarang,” ujar dia. Pakaian minim juga merupakan sindiran yang ditujukan kepada sejumlah siswa yang mulai mengalami degradasi moral. Selain itu, untuk menghibur masyarakat Buleleng.
SELANJUTNYA . . .
SINGARAJA, NusaBali
Kelompok Waria (wanita pria) dan Gay Singaraja (Wargas) Buleleng, menerima banyak kecaman dari sejumlah nettizen di media sosial (medsos). Sejumlah netizen menilai tindakan Wargas berkostum SMA seksi saat lomba gerak jalan dewasa putri, Kamis (11/8) lalu, untuk peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI, melecehkan dunia pendidikan.
Ketua Wargas Buleleng Sisca Sena Dharma menggelar jumpa pers kepada sejumlah awak media di Balai Banjar Lingkungan Tegal Mawar, Kelurahan Banjar Bali, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Minggu (14/8) siang. Ia mengatakan, Wargas sebelumnya telah menyiapkan sedikit teaterikal bertema pendidikan di garis start. Tetapi hal tersebut urung dilaksanakan karena Sisca mengalami kram, dan akhirnya 17 rekan waria mengikuti gerak jalan seperti peserta lainnya.
Terkait seragam SMA ukuran sangat minim hingga mengundang kecaman di medsos, mami Sisca menjelaskan bahwa hal tersebut untuk menyesuaikan dengan tema yang diangkat dalam peringatan HUT RI tahun ini, yakni pendidikan. Ia yang juga merupakan konselor HIV Aids di Buleleng tersebut mengaku ingin menggambarkan situasi kelulusan anak-anak SMA sekarang. Salah satunya dengan mencorat-coret seragam yang digunakan. “Padahal kami sudah siapkan teaternya, sedikit tentang cerita kelulusan anak-anak zaman sekarang,” ujar dia. Pakaian minim juga merupakan sindiran yang ditujukan kepada sejumlah siswa yang mulai mengalami degradasi moral. Selain itu, untuk menghibur masyarakat Buleleng.
SELANJUTNYA . . .
Komentar