Ngamuk Bawa Keris, ODGJ Diamankan
Ban mobil Dinas Sosial yang digunakan untuk mengangkut Wayan Darmaja ditusuk dengan keris hingga bocor serta spion kanan dirusak.
TABANAN, NusaBali
Peristiwa menegangkan terjadi di jalan raya kawasan Banjar Carik Padang, Desa Nyambu, Kecamatan Kediri, Tabanan pada, Jumat (21/2). Seorang warga, I Wayan Darmaja, 33, penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mengamuk membawa dua keris dari palinggih merajannya.
Bahkan saat diamankan polisi dibantu warga, Satpol PP dan Dinas Sosial Tabanan, petugas harus merayu Wayan Darmaja hingga 4 jam agar mau dibawa ke RSJ Provinsi Bali di Bangli. Jalanan pun sempat macet karena saat Darmaja membawa dua keris ke luar rumah warga tidak ada yang berani melintas. Parahnya ban mobil Dinas Sosial yang digunakan untuk mengangkut Wayan Darmaja ditusuk dengan keris hingga bocor serta spion kanan dirusak.
Kelian Dinas Banjar Carik Padang, I Wayan Suradana, mengatakan Wayan Darmaja mulai ngamuk sejak siang dengan kondisi omongannya ngawur. Suradana diinformasikan oleh keluarga dan langsung menuju ke rumah Wayan Darmaja. “Setelah dibujuk dan dirayu keluarga tidak bisa, dan ngamuknya makin menjadi hingga membawa keris di dalam rumah,” terang Suradana.
Karena takut terjadi hal yang tak diinginkan, akhirnya Suradana menginformasikan hal itu ke Dinas Sosial, polisi dan Satpol PP untuk membantu membawa ke RSJ yang ada di Bangli. Namun ketika petugas datang Darmaja ngamuk makin menjadi hingga keluar rumah membawa dua bilah keris.
Kejadian pun membuat keluarga dan warga resah. Bahkan saat membawa keris keluar rumah jalan menuju arah Desa Kaba-Kaba tembus Desa Munggu, Badung ini macet karena tidak ada yang berani lewat. “Keris yang dibawa itu keris merajannya. Ada juga membawa keris yang tidak sakral. Kemungkinan saat ngamuk meminta kepada keluarganya. Keluarga terpaksa memberikan karena takut kalau tidak dipenuhi ngamuknya makin menjadi,” tutur Suradana.
Diakui butuh waktu sekitar 4 jam untuk merayu Wayan Darmaja. Setelah dirayu diajak bercerita dan mendengar lagu akhirnya mau dibawa ke RSJ yang ada di Bangli. “Wayan Darmaja kumat karena tidak minum obat. Dia berbohong kepada istrinya bahwa sudah minum obat padahal belum. Obatnya tidak diminum karena Darmaja bekerja sebagai buruh bangunan, kemungkinan agar tidak ngantuk saat bekerja obat tidak diminum,” terang Suradana.
Menurut Suradana, warganya yang bernama Wayan Darmaja itu sudah sakit sejak masih bujang. Bahkan sudah bolak balik keluar masuk RSJ di Bangli. terakhir keluar dari RSJ sekitar 2018 lalu. Bahkan sebelum mengamuk membawa keris, kemarin sempat diajak berobat ke RSJ Bangli karena sebelumnya omongan Wayan Darmaja sudah ngawur. “Sudah punya dua anak sekolah SD,” beber Suradana.
Ditambahkan oleh Kabid Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Dinas Sosial Tabanan, Driana Rika Rona, butuh 4 jam merayu Wayan Darmaja. Bahkan saat mengamuk membawa keris keluar rumah ban belakang mobil Dinas Sosial ditusuk gunakan keris dan spion mobil dirusak. “Jalanan sempat macet, tidak ada yang berani melintas sore itu. Dia (Darmaja) mengancam orang utamanya petugas,” terangnya.
Akhirnya setelah pukul 17.00 Wita Wayan Darmaja berhasil dirayu. “Ini sudah pasien lama kumat lagi, sudah kita bawa ke RSJ dan dikawal oleh polisi,” kata Driana. *des
Bahkan saat diamankan polisi dibantu warga, Satpol PP dan Dinas Sosial Tabanan, petugas harus merayu Wayan Darmaja hingga 4 jam agar mau dibawa ke RSJ Provinsi Bali di Bangli. Jalanan pun sempat macet karena saat Darmaja membawa dua keris ke luar rumah warga tidak ada yang berani melintas. Parahnya ban mobil Dinas Sosial yang digunakan untuk mengangkut Wayan Darmaja ditusuk dengan keris hingga bocor serta spion kanan dirusak.
Kelian Dinas Banjar Carik Padang, I Wayan Suradana, mengatakan Wayan Darmaja mulai ngamuk sejak siang dengan kondisi omongannya ngawur. Suradana diinformasikan oleh keluarga dan langsung menuju ke rumah Wayan Darmaja. “Setelah dibujuk dan dirayu keluarga tidak bisa, dan ngamuknya makin menjadi hingga membawa keris di dalam rumah,” terang Suradana.
Karena takut terjadi hal yang tak diinginkan, akhirnya Suradana menginformasikan hal itu ke Dinas Sosial, polisi dan Satpol PP untuk membantu membawa ke RSJ yang ada di Bangli. Namun ketika petugas datang Darmaja ngamuk makin menjadi hingga keluar rumah membawa dua bilah keris.
Kejadian pun membuat keluarga dan warga resah. Bahkan saat membawa keris keluar rumah jalan menuju arah Desa Kaba-Kaba tembus Desa Munggu, Badung ini macet karena tidak ada yang berani lewat. “Keris yang dibawa itu keris merajannya. Ada juga membawa keris yang tidak sakral. Kemungkinan saat ngamuk meminta kepada keluarganya. Keluarga terpaksa memberikan karena takut kalau tidak dipenuhi ngamuknya makin menjadi,” tutur Suradana.
Diakui butuh waktu sekitar 4 jam untuk merayu Wayan Darmaja. Setelah dirayu diajak bercerita dan mendengar lagu akhirnya mau dibawa ke RSJ yang ada di Bangli. “Wayan Darmaja kumat karena tidak minum obat. Dia berbohong kepada istrinya bahwa sudah minum obat padahal belum. Obatnya tidak diminum karena Darmaja bekerja sebagai buruh bangunan, kemungkinan agar tidak ngantuk saat bekerja obat tidak diminum,” terang Suradana.
Menurut Suradana, warganya yang bernama Wayan Darmaja itu sudah sakit sejak masih bujang. Bahkan sudah bolak balik keluar masuk RSJ di Bangli. terakhir keluar dari RSJ sekitar 2018 lalu. Bahkan sebelum mengamuk membawa keris, kemarin sempat diajak berobat ke RSJ Bangli karena sebelumnya omongan Wayan Darmaja sudah ngawur. “Sudah punya dua anak sekolah SD,” beber Suradana.
Ditambahkan oleh Kabid Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Dinas Sosial Tabanan, Driana Rika Rona, butuh 4 jam merayu Wayan Darmaja. Bahkan saat mengamuk membawa keris keluar rumah ban belakang mobil Dinas Sosial ditusuk gunakan keris dan spion mobil dirusak. “Jalanan sempat macet, tidak ada yang berani melintas sore itu. Dia (Darmaja) mengancam orang utamanya petugas,” terangnya.
Akhirnya setelah pukul 17.00 Wita Wayan Darmaja berhasil dirayu. “Ini sudah pasien lama kumat lagi, sudah kita bawa ke RSJ dan dikawal oleh polisi,” kata Driana. *des
Komentar