Perawat di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah Waswas Tertular Pasien Sakit
Perawat yang bertugas di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, Denpasar kerap merasa waswas dan takut tertular virus dari pasien.
DENPASAR, NusaBali
Maklum, Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah ini menjadi tempat khusus untuk menangani pasien dengan indikasi penyakit menular.
Kepala Perawat Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, Gusti Putu Rai Sumiari, mengatakan perawat-lah yang paling banyak menemani pasien selama berada di ruangan khusus penyakit menular tersebut. Mereka bekerja sehari penuh dengan sistem shift. Sedangkan dokter, kata Rai Sumiari, tidak terlalu lama berada di ruangan tersebut. Selain itu, keluarga pasien juga tidak berani untuk mendampingi. Karena itu, perawat di Ruang Nusa Indah yang paling banyak mendampingi pasien.
“Pengalaman pertama kali merawat pasien dengan status penyakit menular, saya dan teman-teman memang sempat ketakutan. Sebab, pasien bisa saja menularkan penyakit ke kami, kemudian kami bisa menularkannya ke keluarga,” ujar Rai Sumiari kepada NusaBali, Jumat (21/2).
“Tapi, seiring perjalanan waktu, kami jadi terbiasa. Soalnya, kami juga mendapatkan pelatihan dan divaksin untuk mencegah agar tidak tertular,” lanjut perawat senior asal Sanur, Denpasar Selatan ini.
Rai Sumiari sendiri sudah selama 33 tahun bekerja di RSUP Sanglah. Namun, dia baru 8 tahun ditugaskan di ruangan khusus penyakit menular. Selama kurun waktu 8 tahun tersebut, Rai Sumiari dan kawan-kawannya pernah menangani sejumlah kasus penyakit menular, seperti flu burung, flu babi, difteri, SARS, MERS, rabies, HIV/Aids, TBC, dan pasien observasi infeksi virus CoVid-19 (Corona).
Meski ada rasa waswas, namun Rai Sumiari cs tetap tenang bekerja, karena rumah sakit juga bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka. “Waktu ada kasus flu burung, kami divaksin. Ada difteri, kami juga dikasi vaksin difteri. Ada general check up juga setahun sekali. Saat bertugas juga pakai pakaian APD lengkap. Jadi, kesehatan kami benar-benar diperhatikan, sehingga kami tenang dan aman dalam bekerja,” katanya.
Menurut Rai Sumiari, dari sejumlah penyakit menular yang ditangani di Ruang Nusa Indah, penyakit rabies yang paling membuat cemas. Pasalnya, jika sampai dicakar atau digigit oleh pasien, potensi tertularnya besar. “Kalau rabies, itu kematiannya 100 persen, karena penyakitnya menyerang otak. Penularannya tidak lewat udara, tapi melalui cairan tubuh si pasien. Biasanya, pasien sering mengamuk. Ka-lau sampai dicakar atau digigit, kita berpotensi tertular rabies. Jadi, harus segera vaksin rabies,” tutur Rai Sumiari.
Selain rabies, kata Rai Sumiari, virus Corona yang lagi menghantui dunia saat ini juga membuat waswas para perawat, meskipun sampai sekarang belum ada kasus yang positif di Bali. Pasalnya, penularan virus Corona lewat udara sangat cepat. “Kalau flu burung, tingkat kematiannya memang tinggi. Kalau virus Corona ini, tingkat kematiannya tidak tinggi, namun tingkat penyebarannya di udara yang kita khawatirkan. Syukurnya, sampai sekarang tidak ada yang positif. Kami tetap berpikir positif,” katanya.
Selain mengemban tugas yang cukup menantang di ruang khusus penyakit menular, perawat di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah juga kerap menjadi tempat curhat para pasien penyakit menular. Sebab, seringkali dijumpai pasien yang ditelantarkan oleh keluarganya, setelah diketahui mengidap penyakit menular.
“Kadang mereka (pasien) merasa kesepian. Ada juga yang ditelantarkan keluarganya. Kami kadang sering menghibur mereka. Ada yang sembuh, kemudian bilang terima kasih. Jadin, ada perasaan bahagia di situ. Ada juga yang pergi begitu saja, kami tetap senang. Tapi, kalau ada yang sampai meninggal, di situ kami sedih sekali,” cerita Rai Sumiari. *ind
Kepala Perawat Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, Gusti Putu Rai Sumiari, mengatakan perawat-lah yang paling banyak menemani pasien selama berada di ruangan khusus penyakit menular tersebut. Mereka bekerja sehari penuh dengan sistem shift. Sedangkan dokter, kata Rai Sumiari, tidak terlalu lama berada di ruangan tersebut. Selain itu, keluarga pasien juga tidak berani untuk mendampingi. Karena itu, perawat di Ruang Nusa Indah yang paling banyak mendampingi pasien.
“Pengalaman pertama kali merawat pasien dengan status penyakit menular, saya dan teman-teman memang sempat ketakutan. Sebab, pasien bisa saja menularkan penyakit ke kami, kemudian kami bisa menularkannya ke keluarga,” ujar Rai Sumiari kepada NusaBali, Jumat (21/2).
“Tapi, seiring perjalanan waktu, kami jadi terbiasa. Soalnya, kami juga mendapatkan pelatihan dan divaksin untuk mencegah agar tidak tertular,” lanjut perawat senior asal Sanur, Denpasar Selatan ini.
Rai Sumiari sendiri sudah selama 33 tahun bekerja di RSUP Sanglah. Namun, dia baru 8 tahun ditugaskan di ruangan khusus penyakit menular. Selama kurun waktu 8 tahun tersebut, Rai Sumiari dan kawan-kawannya pernah menangani sejumlah kasus penyakit menular, seperti flu burung, flu babi, difteri, SARS, MERS, rabies, HIV/Aids, TBC, dan pasien observasi infeksi virus CoVid-19 (Corona).
Meski ada rasa waswas, namun Rai Sumiari cs tetap tenang bekerja, karena rumah sakit juga bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka. “Waktu ada kasus flu burung, kami divaksin. Ada difteri, kami juga dikasi vaksin difteri. Ada general check up juga setahun sekali. Saat bertugas juga pakai pakaian APD lengkap. Jadi, kesehatan kami benar-benar diperhatikan, sehingga kami tenang dan aman dalam bekerja,” katanya.
Menurut Rai Sumiari, dari sejumlah penyakit menular yang ditangani di Ruang Nusa Indah, penyakit rabies yang paling membuat cemas. Pasalnya, jika sampai dicakar atau digigit oleh pasien, potensi tertularnya besar. “Kalau rabies, itu kematiannya 100 persen, karena penyakitnya menyerang otak. Penularannya tidak lewat udara, tapi melalui cairan tubuh si pasien. Biasanya, pasien sering mengamuk. Ka-lau sampai dicakar atau digigit, kita berpotensi tertular rabies. Jadi, harus segera vaksin rabies,” tutur Rai Sumiari.
Selain rabies, kata Rai Sumiari, virus Corona yang lagi menghantui dunia saat ini juga membuat waswas para perawat, meskipun sampai sekarang belum ada kasus yang positif di Bali. Pasalnya, penularan virus Corona lewat udara sangat cepat. “Kalau flu burung, tingkat kematiannya memang tinggi. Kalau virus Corona ini, tingkat kematiannya tidak tinggi, namun tingkat penyebarannya di udara yang kita khawatirkan. Syukurnya, sampai sekarang tidak ada yang positif. Kami tetap berpikir positif,” katanya.
Selain mengemban tugas yang cukup menantang di ruang khusus penyakit menular, perawat di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah juga kerap menjadi tempat curhat para pasien penyakit menular. Sebab, seringkali dijumpai pasien yang ditelantarkan oleh keluarganya, setelah diketahui mengidap penyakit menular.
“Kadang mereka (pasien) merasa kesepian. Ada juga yang ditelantarkan keluarganya. Kami kadang sering menghibur mereka. Ada yang sembuh, kemudian bilang terima kasih. Jadin, ada perasaan bahagia di situ. Ada juga yang pergi begitu saja, kami tetap senang. Tapi, kalau ada yang sampai meninggal, di situ kami sedih sekali,” cerita Rai Sumiari. *ind
Komentar