Penghuni Rumah Nyaris Tertimbun
Longsor Jebol Tembok Rumah Warga Desa Tamblang, Kubutambahan, Buleleng
Sebelum kejadian, pemilik rumah merasa ada yang menyuruhnya keluar. Baru menginjakkan kaki beberapa langkah di halaman, tembok belakang rumahnya jebol.
SINGARAJA, NusaBali
Bencana alam tanah longsor kembali terjadi di wilayah Kabupaten Buleleng akibat hujan deras. Tembok rumah milik warga di Banjar Dinas Tangkid, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, jebol dihantam material tanah longsor pada Sabtu (22/2) sekitar pukul 15.00 Wita. Pemilik rumah, Wayan Sukramas, 60, nyaris tertimbun dalam peristiwa yang tersebut.
Sukramas yang ditemui di rumahnya, Sabtu kemarin sore, mengatakan saat kejadian dirinya sedang menonton TV di ruang tamu rumahnya. Namun tiba-tiba saja, Sukramas merasa seperti ada peringatan agar dirinya segera keluar rumah. Peringatan dimaksud berupa suara lemparan batu di atas atap rumahnya yang terbuat dari seng. Baru saja dia menginjakkan kaki beberapa langkah di halaman rumahnya untuk mencari tahu siapa yang melempari rumahnya, seketika saja tembok sisi belakang rumahnya jebol terdorong material longsor dari tebing di belakang rumahnya setinggi 4 meter dan lebar 5 meter.
“Hujannya memang sejak pukul 12.00-an, saya pas kejadian sedang nonton TV, istri saya lagi keluar rumah. Karena dengar suara lemparan batu, saya keluar rumah. Baru sampai depan pintu langsung jebol tembok saya. Bersyukur saya tidak ikut terkubur di sana,” ucap Sukramas yang bermatapencaharian sebagai petani.
Lokasi rumah semi permanen milik Sukramas yang berukuran 8 meter x 3 meter itu memang posisinya di bawah jalan rabat beton. Atap rumahnya sejajar dengan jalan. Dia dan istrinya Nyoman Sari, 58, pun sepakat menyender tebing jalan yang hanya berjarak setengah meter dari tembok belakang rumahnya setahun yang lalu. Namun karena tanahnya labil, bencana tanah longsor tak dapat dielakkan.
Akibat kejadian tersebut pasutri yang tidak dikaruniai anak ini mengalami kerugians ekitar Rp 10 juta karena tembok rumahnya jebol. Namun jumlah tersebut belum termasuk kerugian material dari sejumlah barang elektroniknya seperti TV, kulkas yang ikut tertimbun tanah.
Rumah semi permanen beratap seng tersebut ambruk pada sisi timur setelah diterjang tebing yang jaraknya hanya setengah meter dari bangunan. Material longsoran juga menimbun sejumlah peralatan elektronik milik Sukramas, seperti TV, kulkas, dan perabotan rumah tangga. Selain tembok ruang tamunya yang jebol, getaran keras longsoran juga mengakibatkan tembok kamarnya retak-retak. Meski demikian kondisi tersebut tak membuat pasutri ini mengungsi. Satu dari dua kamar yang dimilikinya masih aman untuk ditinggali.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana beserta Tim Reaksi Cepat (TRC) langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk memantau situasi dan memberikan bantuan sembako.
BPBD Buleleng akan kembali mengagendakan jadwal pembersihan rumah korban menyesuaikan dengan rencana Sukramas. “Kondisinya cukup parah tetapi beruntung tidak ada korban jiwa, karena memang kondisi tanahnya sangat labil,” kata Suadnyana.
Dia menyarankan pemerintah desa setempat segera mengajukan usulan ke Camat Kubutambahan yang nanti akan diteruskan ke BPBD Buleleng untuk bantuan rehab rumah akibat dampak bencana. “Nanti kami yang usulkan ke Dinas Perkimta untuk dibantu perbaikan rumah,” imbuh Suadnyana. *k23
Sukramas yang ditemui di rumahnya, Sabtu kemarin sore, mengatakan saat kejadian dirinya sedang menonton TV di ruang tamu rumahnya. Namun tiba-tiba saja, Sukramas merasa seperti ada peringatan agar dirinya segera keluar rumah. Peringatan dimaksud berupa suara lemparan batu di atas atap rumahnya yang terbuat dari seng. Baru saja dia menginjakkan kaki beberapa langkah di halaman rumahnya untuk mencari tahu siapa yang melempari rumahnya, seketika saja tembok sisi belakang rumahnya jebol terdorong material longsor dari tebing di belakang rumahnya setinggi 4 meter dan lebar 5 meter.
“Hujannya memang sejak pukul 12.00-an, saya pas kejadian sedang nonton TV, istri saya lagi keluar rumah. Karena dengar suara lemparan batu, saya keluar rumah. Baru sampai depan pintu langsung jebol tembok saya. Bersyukur saya tidak ikut terkubur di sana,” ucap Sukramas yang bermatapencaharian sebagai petani.
Lokasi rumah semi permanen milik Sukramas yang berukuran 8 meter x 3 meter itu memang posisinya di bawah jalan rabat beton. Atap rumahnya sejajar dengan jalan. Dia dan istrinya Nyoman Sari, 58, pun sepakat menyender tebing jalan yang hanya berjarak setengah meter dari tembok belakang rumahnya setahun yang lalu. Namun karena tanahnya labil, bencana tanah longsor tak dapat dielakkan.
Akibat kejadian tersebut pasutri yang tidak dikaruniai anak ini mengalami kerugians ekitar Rp 10 juta karena tembok rumahnya jebol. Namun jumlah tersebut belum termasuk kerugian material dari sejumlah barang elektroniknya seperti TV, kulkas yang ikut tertimbun tanah.
Rumah semi permanen beratap seng tersebut ambruk pada sisi timur setelah diterjang tebing yang jaraknya hanya setengah meter dari bangunan. Material longsoran juga menimbun sejumlah peralatan elektronik milik Sukramas, seperti TV, kulkas, dan perabotan rumah tangga. Selain tembok ruang tamunya yang jebol, getaran keras longsoran juga mengakibatkan tembok kamarnya retak-retak. Meski demikian kondisi tersebut tak membuat pasutri ini mengungsi. Satu dari dua kamar yang dimilikinya masih aman untuk ditinggali.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana beserta Tim Reaksi Cepat (TRC) langsung meluncur ke lokasi kejadian untuk memantau situasi dan memberikan bantuan sembako.
BPBD Buleleng akan kembali mengagendakan jadwal pembersihan rumah korban menyesuaikan dengan rencana Sukramas. “Kondisinya cukup parah tetapi beruntung tidak ada korban jiwa, karena memang kondisi tanahnya sangat labil,” kata Suadnyana.
Dia menyarankan pemerintah desa setempat segera mengajukan usulan ke Camat Kubutambahan yang nanti akan diteruskan ke BPBD Buleleng untuk bantuan rehab rumah akibat dampak bencana. “Nanti kami yang usulkan ke Dinas Perkimta untuk dibantu perbaikan rumah,” imbuh Suadnyana. *k23
1
Komentar