DPC PDIP Buleleng Lombakan Olahan Karang Taruna
Festival Kuliner HUT ke-47 PDIP di Taman Kota Singaraja, Buleleng
DPC PDIP Buleleng menggelar Festival Kuliner HUT ke-47 PDIP, di Taman Kota Singaraja, Jalan Ngurah Rai Singaraja, Minggu (23/2) pagi.
SINGARAJA, NusaBali
Dalam festival kuliner ini, DPC PDIP Buleleng lombakan menu olahan makanan khas Gumi Panji Sakti dari Karang Taruna dan PKK se-Buleleng.
Dalam festival kuliner kemarin, DPC PDIP Buleleng menghadirkan 18 tim dari 9 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan se-Buleleng. Masing-masing tim terdiri dari 7 peserta berasal dari unsur Karang Taruna dan PKK. Seluruh peserta diberikan waktu 2,5 jam mengolah menu makanan hingga penyajian.
Menu olahan makanan yang dilombakan dalam festival kuliner yang disaksikan seluruh pengurus DPC PDIP Buleleng, PAC PDIP se-Buleleng, Ranting PDIP se-Buleleng, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, dan Fraksi PDIP DPRD Buleleng tersebut adalah nakanan khas Den Bukit. Di antaranya, lawar, jukut buangit, jukut ares, palem, sate pusuh, sudang lepet, jukut don kelor, dan jukut don intaran. Peserta juga menyajikan minuman tradisional Bali berupa loloh dan arak.
Peserta lomba dilarang menggunakan penyedap masakan untuk olahan dalam festival kuliner tersebut. Peserta juga diwajibkan menggunakan peralatan tradisional, seperti piring dan gelas non plastik, saat proses memasak hingga menyajikan. Lomba olah menu berlangsung selama 2,5 jam sejak pagi pukul 09.30 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita.
Pantauan NusaBali, seluruh peserta terlihat sibuk mengolah bahan makanan menjadi beragam menu. Ada yang memasak olahan daging babi, ayam, kuwir, ikan, cumi, udang, kerang, telor, hingga tahu dan tempe. Sedangkan sayuran lokal yang diolah pun beragam jenis, mulai daun kelor, pakis, terong, bayam, kangkung, taoge, buangit, belimbing wuluh, kacang tanah, undis, hingga kacang panjang.
Tepat pukul 12.00 Wita, seluruh peserta telah selesai menyajikan menu hasil olahan-nya. Tim juri dari Indonesian Chef Association (ICA) Bali pun mulai menilai satu per satu menu masing-masing peserta yang telah disajikan.
Ketua DPC PDIP Bueleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan Festival Kuliner Bali ini sebagai bentuk implementasi dari ajaran Tri Sakti Bung Karno, khususnya berdaulat dalam bidang ekonomi yakni ketahanan pangan. Agus Suradnyana menyebutkan, selama ini generasi milenial telah meninggalkan makanan tradisional.
Agus Suradnyana yang notabene Bupati Buleleng pun merasa perlu membangkitkan kembali kuliner tradisional khas Gumi Panji Sakti, agar tetap lestari. Dengan upaya itu, ke depan generasi milenial diharapkan lebih mencintai makanan tradisional dan hasil pertanian lokal bisa terserap.
“Misalnya, jukut kelor kan banyak anak-anak milenial yang tidak tahu. Begitu juga rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu masak sangat bermanfaat untuk ke-sehatan. Ini yang perlu dilestarikan dan digali kembali,” kata politisi senior PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menurut Agus Suradnyana, acara festival kuliner ini bisa dilakukan secara kontinyu. Ini bisa dilaksanakan di setiap desa maupun kecamatan, dengan melibatkan Tim Penggerak PKK. “Sehingga bisa mengelaborasi masing-masing kekhasan kuliner di daerah masing-masing. Tentu saja kuliner di daerah dingin berbeda dengan di wilayah pesisir. Ini yang kami mau elaborasi,” tandas Bupati Buleleng yang mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga kali periode ini.
Sementara itu, Ketua Panitia Festval Kuliner Bali DPC PDIP Buleleng, Ketut Ngurah Arya, mengatakan pihaknya menyiapkan hadiah berupa uang tunai dan piagam bagi pemenang lomba. Total hadiah yang disapkan sebesar Rp 13,5 juta.
“Dalam lomba olah menu ini, kami melarang peserta menggunakan penyedap makanan. Semuanya harus alami dan menjaga kebersihan, termasuk melarang menggunakan perlaratan berbahan plastic,” papar politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini kepada NusaBali.
Sedangkan Kordinator Tim Juri Festival Kuliner Bali DPC PDIP Buleleng, Ketut Tangkas Adnyana, menyebutkan ada sejumlah kriteria dalam penilaian masakan kali ini. Kriteria tersebut meliputi kebersihan, proses kerjasama, rasa, tekstur, dan penyajian.
“Nanti juaranya sesuai bidang masing-masing. Ada yang ahli di bidang penyajian dan rasa. Semua penilaian dilakukan secara independen, tidak boleh dipengaruhi. Sebab, kami menggali produk lokal Buleleng,” jelas Tangkas Adnyana.
Dari hasil penilaian tim juri, pemenang kategori The Best diraih Tim 1 dari PAC PDIP Kecamatan Banjar. Sedangkan ketegori Rasa Terbaik diraih Tim 2 dari PAC PDIP Kecamatan Banjar. Selanjutnya, kategori Penyajian Terbaik diraih oleh Tim 1 dari PAC PDIP Kecamatan Buleleng. Sebaliknya, kategori Pelayanan Terbaik diraih oleh Tim 2 dari PAC PDIP Kecamatan Buleleng. *k19
Dalam festival kuliner kemarin, DPC PDIP Buleleng menghadirkan 18 tim dari 9 Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan se-Buleleng. Masing-masing tim terdiri dari 7 peserta berasal dari unsur Karang Taruna dan PKK. Seluruh peserta diberikan waktu 2,5 jam mengolah menu makanan hingga penyajian.
Menu olahan makanan yang dilombakan dalam festival kuliner yang disaksikan seluruh pengurus DPC PDIP Buleleng, PAC PDIP se-Buleleng, Ranting PDIP se-Buleleng, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Buleleng, dan Fraksi PDIP DPRD Buleleng tersebut adalah nakanan khas Den Bukit. Di antaranya, lawar, jukut buangit, jukut ares, palem, sate pusuh, sudang lepet, jukut don kelor, dan jukut don intaran. Peserta juga menyajikan minuman tradisional Bali berupa loloh dan arak.
Peserta lomba dilarang menggunakan penyedap masakan untuk olahan dalam festival kuliner tersebut. Peserta juga diwajibkan menggunakan peralatan tradisional, seperti piring dan gelas non plastik, saat proses memasak hingga menyajikan. Lomba olah menu berlangsung selama 2,5 jam sejak pagi pukul 09.30 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita.
Pantauan NusaBali, seluruh peserta terlihat sibuk mengolah bahan makanan menjadi beragam menu. Ada yang memasak olahan daging babi, ayam, kuwir, ikan, cumi, udang, kerang, telor, hingga tahu dan tempe. Sedangkan sayuran lokal yang diolah pun beragam jenis, mulai daun kelor, pakis, terong, bayam, kangkung, taoge, buangit, belimbing wuluh, kacang tanah, undis, hingga kacang panjang.
Tepat pukul 12.00 Wita, seluruh peserta telah selesai menyajikan menu hasil olahan-nya. Tim juri dari Indonesian Chef Association (ICA) Bali pun mulai menilai satu per satu menu masing-masing peserta yang telah disajikan.
Ketua DPC PDIP Bueleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan Festival Kuliner Bali ini sebagai bentuk implementasi dari ajaran Tri Sakti Bung Karno, khususnya berdaulat dalam bidang ekonomi yakni ketahanan pangan. Agus Suradnyana menyebutkan, selama ini generasi milenial telah meninggalkan makanan tradisional.
Agus Suradnyana yang notabene Bupati Buleleng pun merasa perlu membangkitkan kembali kuliner tradisional khas Gumi Panji Sakti, agar tetap lestari. Dengan upaya itu, ke depan generasi milenial diharapkan lebih mencintai makanan tradisional dan hasil pertanian lokal bisa terserap.
“Misalnya, jukut kelor kan banyak anak-anak milenial yang tidak tahu. Begitu juga rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu masak sangat bermanfaat untuk ke-sehatan. Ini yang perlu dilestarikan dan digali kembali,” kata politisi senior PDIP asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Menurut Agus Suradnyana, acara festival kuliner ini bisa dilakukan secara kontinyu. Ini bisa dilaksanakan di setiap desa maupun kecamatan, dengan melibatkan Tim Penggerak PKK. “Sehingga bisa mengelaborasi masing-masing kekhasan kuliner di daerah masing-masing. Tentu saja kuliner di daerah dingin berbeda dengan di wilayah pesisir. Ini yang kami mau elaborasi,” tandas Bupati Buleleng yang mantan Ketua Komisi III DPRD Bali tiga kali periode ini.
Sementara itu, Ketua Panitia Festval Kuliner Bali DPC PDIP Buleleng, Ketut Ngurah Arya, mengatakan pihaknya menyiapkan hadiah berupa uang tunai dan piagam bagi pemenang lomba. Total hadiah yang disapkan sebesar Rp 13,5 juta.
“Dalam lomba olah menu ini, kami melarang peserta menggunakan penyedap makanan. Semuanya harus alami dan menjaga kebersihan, termasuk melarang menggunakan perlaratan berbahan plastic,” papar politisi PDIP asal Desa/Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini kepada NusaBali.
Sedangkan Kordinator Tim Juri Festival Kuliner Bali DPC PDIP Buleleng, Ketut Tangkas Adnyana, menyebutkan ada sejumlah kriteria dalam penilaian masakan kali ini. Kriteria tersebut meliputi kebersihan, proses kerjasama, rasa, tekstur, dan penyajian.
“Nanti juaranya sesuai bidang masing-masing. Ada yang ahli di bidang penyajian dan rasa. Semua penilaian dilakukan secara independen, tidak boleh dipengaruhi. Sebab, kami menggali produk lokal Buleleng,” jelas Tangkas Adnyana.
Dari hasil penilaian tim juri, pemenang kategori The Best diraih Tim 1 dari PAC PDIP Kecamatan Banjar. Sedangkan ketegori Rasa Terbaik diraih Tim 2 dari PAC PDIP Kecamatan Banjar. Selanjutnya, kategori Penyajian Terbaik diraih oleh Tim 1 dari PAC PDIP Kecamatan Buleleng. Sebaliknya, kategori Pelayanan Terbaik diraih oleh Tim 2 dari PAC PDIP Kecamatan Buleleng. *k19
Komentar