Pengalaman Studi Para Pemuda Bali
Tertuang Dalam Buku ‘Jejak Studi Pemuda-Pemudi Bali di Luar Negeri II’
Pengalaman yang dibagikan mulai dari tips dan trik dalam melamar beasiswa studi, hingga menghadapi kebudayaan yang berbeda di negeri orang.
DENPASAR, NusaBali
Melalui komunitas Pejuang Beasiswa, sepuluh pemuda-pemudi Bali berkesempatan untuk membagikan pengalamannya dalam menjalani studi lanjutan ke luar negeri melalui buku Jejak Studi Pemuda-Pemudi Bali di Luar Negeri II yang diluncurkan secara resmi pada Sabtu (22/2) di Gedung Dharmanegara Alaya (DNA) Art & Creative Hub Denpasar.
Setiap bab dalam buku ini ditulis sendiri oleh kesepuluh pemuda-pemudi Bali yang menerima beasiswa untuk belajar di luar negeri. Kesepuluh awardee tersebut yakni I Gede Arjana (Penerima Beasiswa LPDP di RWT Aachen, Germany), Mellysa Kowara (Penerima Beasiswa Netherlands Fellowship Program), I Kadek Juli Ambara (Penerima Beasiswa Erasmus Mundus), Ratih Ayu Apsari (Penerima Beasiswa di Belanda), Ida Ayu Narayani (Penerima Beasiswa Chevening), Made Astawa Mandala (Penerima Beasiswa LPDP di University of Nottingham), AA Mia Intentilia (Penerima Beasiswa STUNED), Nyoman Agus Jagat Raya (Penerima Beasiswa di Thailand), Irma Wulandari (Penerima Beasiswa Australia Award Scholarship), dan Kadek Sumaja (Penerima Beasiswa New Zealand Scholarship).
Masing-masing dari para awardee ini kini memiliki beragam profesi, seperti I Gede Arjana yang kini berprofesi sebagai salah satu dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Undiksha, Mellysa Kowara sebagai Peneliti di CPHI (Center of Public Health Innovation) Fakultas Kedokteran Unud, I Kadek Juli Ambara sebagai Medical Unit US Embasy Jakarta, Ratih Ayu Apsari sebagai Dosen Matematika Universitas Mataram, Ida Ayu Narayani Project sebagai Coordinator di Yayasan Kerti Praja, Made Astawa Mandala sebagai Dosen Bahasa Inggris di Hotel International Cruise, AA Mia Intentilia sebagai Kepala Pusat Kajian ASEAN & Internasional Undiknas, Nyoman Agus Jagat Raya sebagai Dosen Universitas Udayana, Irma Wulandari Dosen Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Bali, dan Kadek Sumaja sebagai personil Meteorologi Penerbangan BMKG Bandara Ngurah Rai.
Buku Jejak Studi Pemuda-Pemudi Bali di Luar Negeri ini merupakan edisi kedua di mana pada buku sebelumnya terdapat lima belas awardee yang terlibat. “Kami tidak menetapkan berapa penulis untuk buku ini tetapi yang memiliki waktu dan mau menuliskan ceritanya pada kesempatan kali ini. Jadi kami harap buku bukan hanya jilid pertama, jilid kedua, tapi akan terus ada sebagai dokumentasi anak-anak muda Bali yang berprestasi,” ujar Founder Pejuang Beasiswa Donnie Weda Dharmawan.
Dalam launching buku yang telah digarap sejak Agustus 2019 ini, hadir empat awardee yang secara langsung berbagi pengalaman belajar di luar negeri, yakni Nyoman Agus Jagat Raya, Mia Intentilia, Mellysa Kowara, dan Made Astawa Mandala. Pengalaman yang dibagikan kepada para peserta yang sebagian besar merupakan siswa dan mahasiswa pun beragam, mulai dari tips dan trik dalam melamar beasiswa studi, hingga pengalaman menghadapi kebudayaan yang berbeda di negeri orang.
Salah satu dari tips yang diberikan dalam pembuatan motivation letter sebagai salah satu syarat lamaran beasiswa yakni agar para calon pelamar berangkat dari permasalahan di daerah masing-masing peserta, yang kemudian diharapkan dapat dibahas oleh para dosen di kampus tujuan beasiswa peserta.
Pejuang Beasiswa sendiri merupakan sebuah komunitas yang telah terbentuk sejak tahun 2014 yang berusaha menjembatani antara pemuda-pemudi Bali yang telah menerima beasiswa kuliah di luar negeri dengan pemuda-pemudi lainnya yang berminat untuk melanjutkan studi di luar negeri.
“Kenyataannya, teman-teman yang pernah menjadi alumni beasiswa luar negeri ini tidak punya tempat atau sarana untuk menyalurkan pengalaman dan strategi untuk mendapatkan beasiswa, sedangkan di sisi lain ada anak muda Bali sedang giat mencari beasiswa tapi tidak punya akses ke teman-teman yang dapat beasiswa,” papar Donnie.
Meski namanya Pejuang Beasiswa, namun komunitas yang digawangi oleh Donnie Weda Dharmawan ini tidak hanya berfokus pada beasiswa luar negeri saja, namun juga berfokus pada pemberdayaan anak muda. “Setelah ini masih ada lagi kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kapasitas anak muda Bali,” lanjutnya. *cr74
Setiap bab dalam buku ini ditulis sendiri oleh kesepuluh pemuda-pemudi Bali yang menerima beasiswa untuk belajar di luar negeri. Kesepuluh awardee tersebut yakni I Gede Arjana (Penerima Beasiswa LPDP di RWT Aachen, Germany), Mellysa Kowara (Penerima Beasiswa Netherlands Fellowship Program), I Kadek Juli Ambara (Penerima Beasiswa Erasmus Mundus), Ratih Ayu Apsari (Penerima Beasiswa di Belanda), Ida Ayu Narayani (Penerima Beasiswa Chevening), Made Astawa Mandala (Penerima Beasiswa LPDP di University of Nottingham), AA Mia Intentilia (Penerima Beasiswa STUNED), Nyoman Agus Jagat Raya (Penerima Beasiswa di Thailand), Irma Wulandari (Penerima Beasiswa Australia Award Scholarship), dan Kadek Sumaja (Penerima Beasiswa New Zealand Scholarship).
Masing-masing dari para awardee ini kini memiliki beragam profesi, seperti I Gede Arjana yang kini berprofesi sebagai salah satu dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Undiksha, Mellysa Kowara sebagai Peneliti di CPHI (Center of Public Health Innovation) Fakultas Kedokteran Unud, I Kadek Juli Ambara sebagai Medical Unit US Embasy Jakarta, Ratih Ayu Apsari sebagai Dosen Matematika Universitas Mataram, Ida Ayu Narayani Project sebagai Coordinator di Yayasan Kerti Praja, Made Astawa Mandala sebagai Dosen Bahasa Inggris di Hotel International Cruise, AA Mia Intentilia sebagai Kepala Pusat Kajian ASEAN & Internasional Undiknas, Nyoman Agus Jagat Raya sebagai Dosen Universitas Udayana, Irma Wulandari Dosen Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Bali, dan Kadek Sumaja sebagai personil Meteorologi Penerbangan BMKG Bandara Ngurah Rai.
Buku Jejak Studi Pemuda-Pemudi Bali di Luar Negeri ini merupakan edisi kedua di mana pada buku sebelumnya terdapat lima belas awardee yang terlibat. “Kami tidak menetapkan berapa penulis untuk buku ini tetapi yang memiliki waktu dan mau menuliskan ceritanya pada kesempatan kali ini. Jadi kami harap buku bukan hanya jilid pertama, jilid kedua, tapi akan terus ada sebagai dokumentasi anak-anak muda Bali yang berprestasi,” ujar Founder Pejuang Beasiswa Donnie Weda Dharmawan.
Dalam launching buku yang telah digarap sejak Agustus 2019 ini, hadir empat awardee yang secara langsung berbagi pengalaman belajar di luar negeri, yakni Nyoman Agus Jagat Raya, Mia Intentilia, Mellysa Kowara, dan Made Astawa Mandala. Pengalaman yang dibagikan kepada para peserta yang sebagian besar merupakan siswa dan mahasiswa pun beragam, mulai dari tips dan trik dalam melamar beasiswa studi, hingga pengalaman menghadapi kebudayaan yang berbeda di negeri orang.
Salah satu dari tips yang diberikan dalam pembuatan motivation letter sebagai salah satu syarat lamaran beasiswa yakni agar para calon pelamar berangkat dari permasalahan di daerah masing-masing peserta, yang kemudian diharapkan dapat dibahas oleh para dosen di kampus tujuan beasiswa peserta.
Pejuang Beasiswa sendiri merupakan sebuah komunitas yang telah terbentuk sejak tahun 2014 yang berusaha menjembatani antara pemuda-pemudi Bali yang telah menerima beasiswa kuliah di luar negeri dengan pemuda-pemudi lainnya yang berminat untuk melanjutkan studi di luar negeri.
“Kenyataannya, teman-teman yang pernah menjadi alumni beasiswa luar negeri ini tidak punya tempat atau sarana untuk menyalurkan pengalaman dan strategi untuk mendapatkan beasiswa, sedangkan di sisi lain ada anak muda Bali sedang giat mencari beasiswa tapi tidak punya akses ke teman-teman yang dapat beasiswa,” papar Donnie.
Meski namanya Pejuang Beasiswa, namun komunitas yang digawangi oleh Donnie Weda Dharmawan ini tidak hanya berfokus pada beasiswa luar negeri saja, namun juga berfokus pada pemberdayaan anak muda. “Setelah ini masih ada lagi kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kapasitas anak muda Bali,” lanjutnya. *cr74
Komentar