KONI Tes Fisik Atlet PON
Dalam tes fisik bakal ada 15 item terkait dengan pengukuran kapasitas biomotorik dan VO2 max untuk 230 atlet PON 2020 putra-putri dari 28 cabang olahraga (cabor). Hasil tes tersebut bakal dijadikan acuan awal untuk evaluasi.
DENPASAR, NusaBali
Tes fisik atlet PON 2020 dijadwalkan selama dua hari pada 26-27 Februari. Tes tersebut untuk mengetahui dan mengukur fisik atlet saat ditetapkan sebagai atlet Pelatda Bali.
"Untuk tes fisik sudah fix dan kami ambil keputusan selama dua hari itu. Tes kesehatan dilakukan pada 26 Februari termasuk pembekalan terhadap atlet dan pelatih, lalu dilanjutkan tes fisik pada 27 Februari,” kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Senin (24/2).
Untuk pembekalan akan diisi Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi dan pihak kesehatan serta keolahragaan. Pembekalan menyangkut persiapan altlet dalam menghadapi tes fisik sampai soal kondisi Papua sebagai tuan rumah PON XX/2020.
"Semuanya kami berikan gambaran seutuhnya soal venue di Papua, persiapan Papua sendiri sampai terkait dengan penginapan dan hotel. Intinya semua kondisi Papua terakhir,” ujar Suwandi.
Sementara Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra menambahkan, dalam tes fisik bakal ada 15 item terkait dengan pengukuran kapasitas
biomotorik dan pengukuran VO2 max para atlet PON 2020 yang berjumlah 230 atlet putra dan putri dari 28 cabang olahraga (cabor).
Menurut Yamadhiputra, hasil tes kesehatan dan fisik bakal dijadikan acuan awal untuk evaluasi. Sedangkan untuk degradasi atlet secara keseluruhan akan ada tiga tahapan tes sampai menjelang ke Papua.
“Jika ada atlet yang tidak mengalami perkembangan bagus ya bisa saja dicoret dari pelatda dan tidak dikirim ke Papua,” tegas Yamadhiputra.
Hasil tes pertama, lanjut Yamadhiputra, juga sebagai bahan bagi pelatih dalam menentukan program latihan kepada para atletnya di masng-masing cabor.
“Tes fisik atlet ini kan bagus untuk pelatih tahu perkembangan fisik atletnya. Dipakai untuk program latihan selanjutnya," jelas Yamadhiputra.*dek
"Untuk tes fisik sudah fix dan kami ambil keputusan selama dua hari itu. Tes kesehatan dilakukan pada 26 Februari termasuk pembekalan terhadap atlet dan pelatih, lalu dilanjutkan tes fisik pada 27 Februari,” kata Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, Senin (24/2).
Untuk pembekalan akan diisi Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi dan pihak kesehatan serta keolahragaan. Pembekalan menyangkut persiapan altlet dalam menghadapi tes fisik sampai soal kondisi Papua sebagai tuan rumah PON XX/2020.
"Semuanya kami berikan gambaran seutuhnya soal venue di Papua, persiapan Papua sendiri sampai terkait dengan penginapan dan hotel. Intinya semua kondisi Papua terakhir,” ujar Suwandi.
Sementara Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra menambahkan, dalam tes fisik bakal ada 15 item terkait dengan pengukuran kapasitas
biomotorik dan pengukuran VO2 max para atlet PON 2020 yang berjumlah 230 atlet putra dan putri dari 28 cabang olahraga (cabor).
Menurut Yamadhiputra, hasil tes kesehatan dan fisik bakal dijadikan acuan awal untuk evaluasi. Sedangkan untuk degradasi atlet secara keseluruhan akan ada tiga tahapan tes sampai menjelang ke Papua.
“Jika ada atlet yang tidak mengalami perkembangan bagus ya bisa saja dicoret dari pelatda dan tidak dikirim ke Papua,” tegas Yamadhiputra.
Hasil tes pertama, lanjut Yamadhiputra, juga sebagai bahan bagi pelatih dalam menentukan program latihan kepada para atletnya di masng-masing cabor.
“Tes fisik atlet ini kan bagus untuk pelatih tahu perkembangan fisik atletnya. Dipakai untuk program latihan selanjutnya," jelas Yamadhiputra.*dek
Komentar