Pohon Tumbang Disertai Longsor, Satu Keluarga Mengungsi
Dua pohon kelapa tumbang disertai longsor di pekarangan rumah I Nyoman Linggih, 40, Banjar Abiancanang, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat (21/2) malam.
AMLAPURA, NusaBali
Khawatir terjadi longsor susulan, Linggih bersama istri dan dua anaknya pilih mengungsi. Satu keluarga ini mengungsi ke rumah mertua yang masih satu kampung.
Informasi di lapangan, pohon kelapa di pekarangan rumah Nyoman Linggih terjadi pada hari berbeda. Kejadian pertama pada Jumat (7/2) sekitar pukul 17.00 Wita. Pohon kelapa tumbang menimpa atap rumah. Genting pun pecah dan berjatuhan. Getaran pohon tumbang menyebabkan getaran yang memicu tebing longsor setinggi 10 meter. Peristiwa kedua pada Jumat (21/2) sekitar pukul 23.30 Wita juga disertai tanah longsor. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa turun bersama anggota untuk membersihkan material longsor, Senin (24/2).
Memudahkan anggota BPBD bekerja dan khawatir terjadi longsor susulan, Linggih bersama keluarga pilih mengungsi ke rumah mertua. Istri korban, Nengah Kerni, 38, mengatakan sebelum longsor dan pohon tumbang disertai hujan deras disusul listrik padam. “Saya sementara mengungsi di rumah ibu kandung. Halaman tertimbun longsor dan tembok retak,” kata Nengah Kerni. Longsor disertai runtuhnya bebatuan terutama batu karang yang menimbulkan getaran cukup keras menyebabkan tembok rumah retak. “Saya lihat dari struktur tanahnya, walau berisi bebatuan tetapi bebatuan itu rapuh,” kata Kalak BPBD Ida Ketut Arimbawa.
BPBD Karangasem melakukan perataan permukaan lahan tetapi perlu membangun senderan agar di lokasi longsor lahannya tidak hanyut dan tidak lagi membahayakan pemukiman warga. Terpisah, pohon kelapa yang tumbang di Banjar Tauka, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, menimpa tembok halaman rumah I Nengah Mertayasa. Pohon kelapa yang roboh milik korban panjang 14 meter, diameter 35 cm, dilaporkan Kelian Banjar Tauka I Komang Adi. Anggota BPBD melakukan penanganan dengan membawa tiga chainsaw. *k16
Informasi di lapangan, pohon kelapa di pekarangan rumah Nyoman Linggih terjadi pada hari berbeda. Kejadian pertama pada Jumat (7/2) sekitar pukul 17.00 Wita. Pohon kelapa tumbang menimpa atap rumah. Genting pun pecah dan berjatuhan. Getaran pohon tumbang menyebabkan getaran yang memicu tebing longsor setinggi 10 meter. Peristiwa kedua pada Jumat (21/2) sekitar pukul 23.30 Wita juga disertai tanah longsor. Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa turun bersama anggota untuk membersihkan material longsor, Senin (24/2).
Memudahkan anggota BPBD bekerja dan khawatir terjadi longsor susulan, Linggih bersama keluarga pilih mengungsi ke rumah mertua. Istri korban, Nengah Kerni, 38, mengatakan sebelum longsor dan pohon tumbang disertai hujan deras disusul listrik padam. “Saya sementara mengungsi di rumah ibu kandung. Halaman tertimbun longsor dan tembok retak,” kata Nengah Kerni. Longsor disertai runtuhnya bebatuan terutama batu karang yang menimbulkan getaran cukup keras menyebabkan tembok rumah retak. “Saya lihat dari struktur tanahnya, walau berisi bebatuan tetapi bebatuan itu rapuh,” kata Kalak BPBD Ida Ketut Arimbawa.
BPBD Karangasem melakukan perataan permukaan lahan tetapi perlu membangun senderan agar di lokasi longsor lahannya tidak hanyut dan tidak lagi membahayakan pemukiman warga. Terpisah, pohon kelapa yang tumbang di Banjar Tauka, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, menimpa tembok halaman rumah I Nengah Mertayasa. Pohon kelapa yang roboh milik korban panjang 14 meter, diameter 35 cm, dilaporkan Kelian Banjar Tauka I Komang Adi. Anggota BPBD melakukan penanganan dengan membawa tiga chainsaw. *k16
1
Komentar