Sugawa Diminta Satukan Kader Golkar
Versi Tjok Pemecutan, sosok Sugawa Korry relatif lebih bisa diterima luar di internal Golkar, karena tak pernah terjebak dalam blok-blokan
DENPASAR, NusaBali
Naiknya I Nyoman Sugawa Korry sebagai Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 melalui Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Bali, Senin (24/2), memunculkan optimisme kalangan sesepuh Beringin. Nyoman Sugawa Korry diharapkan jadi figur pemersatu dengan merangkul semua komponen partai, termasuk kader yang tersingkir dalam pemberangusan 6 Ketua DPD II Golkar Kabupaten se-Bali setahun lalu.
Harapan dan optimisme terhadap kepemimpinan Nyoman Sugawa Korry ini, antara lain, disampaikan sesepuh Golkar dari Puri Pemecutan, Denpasar, Ida Tjokorda Pemecutan XI, Selasa (25/2). Menurut Tjok Pemecutan, terpilihnya Sugawa Korry secara aklamasi dalam pemilihan Ketua DPD I Golkar Bali, menandakan sikap demokrasi yang mengedepankan soliditas partai.
“Sekarang lanjutkan itu, dengan merangkul mereka sebelumnya terpental dan kini berada di luar ring. Rangkul mereka, baik yang terpental karena diberangus maupun lantaran memang kurang aktif. Dalam politik, biasalah ada pasang surut. Tapi, saudara Sugawa Korry harus rangkul mereka kembali,” jelas Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan berharap kepemimpinan Sugawa Korry nanti juga menanamkan komitmen kader dalam pengabdian, dengan memperkuat penilaian PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, tidak tercela). Apalagi, Sugawa Korry adalah Ketua Formatur Penyusunan Kepengurusan DPD I Golkar Bali 2020-2025.
"Jadi, mereka yang diajak bergabung harus benar-benar yang mau mengabdi dan membesarkan Golkar, jangan justru cari penghidupan di partai. Maka, PDLT-nya itu dikedepankan," tegas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.
Tjok Pemecutan menilai sosok Sugawa Korry relatif lebih bisa diterima luar di internal Golkar. Pasalnya, posisi Sugawa Korry selama ini relatif netral dari gontok-gontokan di Golkar. "Saya melihat saudara Sugawa Korry relatif netral dan non blok. Dia tidak ikut blok sana dan blok sini," papar Tjok Pemecutan yang notabene mantan Ketua DPRD Badung di era Orde Baru (sebelum Badung pecah dengan Kota Denpasar).
Paparan hampir senada juga disampaikan Dewa Ngakan Rai Budiasa, kader senior Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar. Dewa Rai Budiasa sebut Sugawa Korry bisa membuat Golkar bangkit menghadapi event politik ke depan, asalkan mampu merangkul seluruh komponen partai.
"Kalau Sugawa Korry bisa merangkul semua komponen di Golkar, partai ini akan solid dan bisa maksimal di Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali dan Pileg /Pilpres 2024," tegas Rai Budiasa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin.
Mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali dua kali periode ini mengaku tahu betul sosok Sugawa Korry. Sebab, dia dan Sugawa Korry pernah bersama-sama menjadi pengurus DPD I Golkar Bali di era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan (CBS) periode 2005-2010. Saat itu, Sugawa Korry menjabat Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, sementara Rai Budiasa menjadi Wakil Ketua Bidang OKK.
Dalam periode tersebut, jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali dipegang Dewa Made Suamba Negara. Saat itu, Dewa Suamba, Sugawa Korry, Rai Budiasa, AA Ngurah Rai Wiranata, Wayan Warsa T Bhuana, Komang Budhiarta (almarhum), Made Suantina (almarhum), dan Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati mewarnai perjuangan Golkar hingga mampu merebut 3 kursi kepala daerah di Bali.
Tiga (3) kursi kepala daerah yang berhasi direbut Golkar di bawah kepemimpinan CBS dengan Sugawa Korry dan Rai Budiasa berada di dalamnya itu, masing-masing Bupati-Wakil Bupati Badung AA Gde Agung-I Ketut Sudikerta (melalui Pilkada Badung 2005), Bupati-Wakil Bupati Karangasem I Wayan Geredeg-I Gusti Lanang Rai (melalui Pilkada Karangasem 2005), dan Bupati-Wakil Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati-Dewa Made Sutanaya (melalui Pilkada Gianyar 2007). Kini, kursi kekuasaan eksekutif di 3 daerah tersebut semuanya sudah hilang di era kepemimpinan I Ketut Sudikerta sebagai ketua DPD I Golkar Bali (2010-2018).
Menurut Rai Budiasa, masa-masa kejayaan Golkar dengan kuasai 3 kursi kepala daerah-wakil kepala daerah di Bali itu menjadi kerinduan kader Beringin. "Walaupun saya sudah tidak lagi berpolitik dan duduk di kepengurusan, namun saya melihat Golkar punya masa depan dengan naiknya Sugawa Korry," tegas mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta 1992-1997 ini.
Rai Budiasa melihat sosok Sugawa Korry ini bisa menjadi pemimpin organisasi seperti Akbar Tandjung (mantan Ketua Umum DPP Golkar 1998-2005), yang bisa menggagas koalisi kebangsaan. "Koalisi kebangsaan ini pernah digagas Pak Akbar Tandjung dengan Ibu Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDIP) tahun 1999. Kalau Sugawa Korry bisa wujudkan ini di Bali, saya kira bagus untuk menjadi contoh bagi rakyat. Artinya, Golkar tidak harus bertempur dan berhadapan terus dengan sang jawara (PDIP)," tandas Rai Budiasa, yang kini aktif urusan kesenian dan budaya bersama yayasannya.
Sementara, kader senior Beringin lainnya, I Gede Wiratha, melihat Sugawa Korry sebagai sosok yang paling tepat memimpin Golkar Bali. "Sugawa Korry sudah matang memimpin Golkar. Dari berpengalaman dan ketokohannya sudah pas kalau Sugawa Korry naik. Cuma, sekarang tantangannya adalah bisa nggak dia merangkul kader partai," ujar Gede Wiratha yang hadir dalam Musda Golkar Bali di Hotel Prime Plaza, Sanur, Denpasar Selatan, Senin lalu.
Gede Wiratha menyebutkan, mulusnya Sugawa Korry naik ke kursi Ketua DPD I Golkar Bali tidak terlepas dari sikap legowo Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, Plt Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar.
"Saya lihat, kalau Demer memaksakan diri di Bali, dia akan habis energi. Capeklah dia itu. Baguslah kalau dia legowo tidak maju dan menyodorkan tongkat ke Sugawa Korry," tegas politisi pengusaha mantan Ketua Kadin Bali ini.
Wiratha berharap Sugawa Korry bisa membawa soliditas Partai Golkar di Bali, dengan kebangkitan dalam event politik seperti Pilkada 2020 dan Pileg/Pilpres 2024. "Tantangan Sugawa Korry itu di Pilkada 2020 serentak nanti. Jadi, ituah pembuktiannya sebagai Ketua DPD I Golkar Bali. Saya sebagai kader mendukung Sugawa Korry untuk membesarkan Golkar," papar kader senior yang kini duduk di Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini.
Nyoman Sugawa Korry sendiri terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 dalam Musda di Sanur, Senin lalu, setelah kandidat favorit Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengundurkan diri saat injury-time. Padahal, awalnya Demer sudah berhasil mengantongi 12 dukungan dari 14 pemegang hak suara hingga H-1 Musda. Sedangkan Sugawa Korry awalnya akan diplot kembali menjadi Sekretaris DPD I Golkar Bali, mendampingi Demer.
Sugawa Korry adalah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang selama dua periode menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar (2014-2019, 2019-2024). Pada periode sebelumnya hasil Musda 2015, Sugawa Korry menduduki jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2015-2020 mendampingi Ketut Sudikerta. *nat
Harapan dan optimisme terhadap kepemimpinan Nyoman Sugawa Korry ini, antara lain, disampaikan sesepuh Golkar dari Puri Pemecutan, Denpasar, Ida Tjokorda Pemecutan XI, Selasa (25/2). Menurut Tjok Pemecutan, terpilihnya Sugawa Korry secara aklamasi dalam pemilihan Ketua DPD I Golkar Bali, menandakan sikap demokrasi yang mengedepankan soliditas partai.
“Sekarang lanjutkan itu, dengan merangkul mereka sebelumnya terpental dan kini berada di luar ring. Rangkul mereka, baik yang terpental karena diberangus maupun lantaran memang kurang aktif. Dalam politik, biasalah ada pasang surut. Tapi, saudara Sugawa Korry harus rangkul mereka kembali,” jelas Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini.
Tjok Pemecutan berharap kepemimpinan Sugawa Korry nanti juga menanamkan komitmen kader dalam pengabdian, dengan memperkuat penilaian PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas, tidak tercela). Apalagi, Sugawa Korry adalah Ketua Formatur Penyusunan Kepengurusan DPD I Golkar Bali 2020-2025.
"Jadi, mereka yang diajak bergabung harus benar-benar yang mau mengabdi dan membesarkan Golkar, jangan justru cari penghidupan di partai. Maka, PDLT-nya itu dikedepankan," tegas Raja Puri Pemecutan yang semasa walaka bernama AA Ngurah Manik Parasara ini.
Tjok Pemecutan menilai sosok Sugawa Korry relatif lebih bisa diterima luar di internal Golkar. Pasalnya, posisi Sugawa Korry selama ini relatif netral dari gontok-gontokan di Golkar. "Saya melihat saudara Sugawa Korry relatif netral dan non blok. Dia tidak ikut blok sana dan blok sini," papar Tjok Pemecutan yang notabene mantan Ketua DPRD Badung di era Orde Baru (sebelum Badung pecah dengan Kota Denpasar).
Paparan hampir senada juga disampaikan Dewa Ngakan Rai Budiasa, kader senior Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar. Dewa Rai Budiasa sebut Sugawa Korry bisa membuat Golkar bangkit menghadapi event politik ke depan, asalkan mampu merangkul seluruh komponen partai.
"Kalau Sugawa Korry bisa merangkul semua komponen di Golkar, partai ini akan solid dan bisa maksimal di Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali dan Pileg /Pilpres 2024," tegas Rai Budiasa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin.
Mantan Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi, Keanggotaan (OKK) DPD I Golkar Bali dua kali periode ini mengaku tahu betul sosok Sugawa Korry. Sebab, dia dan Sugawa Korry pernah bersama-sama menjadi pengurus DPD I Golkar Bali di era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan (CBS) periode 2005-2010. Saat itu, Sugawa Korry menjabat Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, sementara Rai Budiasa menjadi Wakil Ketua Bidang OKK.
Dalam periode tersebut, jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali dipegang Dewa Made Suamba Negara. Saat itu, Dewa Suamba, Sugawa Korry, Rai Budiasa, AA Ngurah Rai Wiranata, Wayan Warsa T Bhuana, Komang Budhiarta (almarhum), Made Suantina (almarhum), dan Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati mewarnai perjuangan Golkar hingga mampu merebut 3 kursi kepala daerah di Bali.
Tiga (3) kursi kepala daerah yang berhasi direbut Golkar di bawah kepemimpinan CBS dengan Sugawa Korry dan Rai Budiasa berada di dalamnya itu, masing-masing Bupati-Wakil Bupati Badung AA Gde Agung-I Ketut Sudikerta (melalui Pilkada Badung 2005), Bupati-Wakil Bupati Karangasem I Wayan Geredeg-I Gusti Lanang Rai (melalui Pilkada Karangasem 2005), dan Bupati-Wakil Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati-Dewa Made Sutanaya (melalui Pilkada Gianyar 2007). Kini, kursi kekuasaan eksekutif di 3 daerah tersebut semuanya sudah hilang di era kepemimpinan I Ketut Sudikerta sebagai ketua DPD I Golkar Bali (2010-2018).
Menurut Rai Budiasa, masa-masa kejayaan Golkar dengan kuasai 3 kursi kepala daerah-wakil kepala daerah di Bali itu menjadi kerinduan kader Beringin. "Walaupun saya sudah tidak lagi berpolitik dan duduk di kepengurusan, namun saya melihat Golkar punya masa depan dengan naiknya Sugawa Korry," tegas mantan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta 1992-1997 ini.
Rai Budiasa melihat sosok Sugawa Korry ini bisa menjadi pemimpin organisasi seperti Akbar Tandjung (mantan Ketua Umum DPP Golkar 1998-2005), yang bisa menggagas koalisi kebangsaan. "Koalisi kebangsaan ini pernah digagas Pak Akbar Tandjung dengan Ibu Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum DPP PDIP) tahun 1999. Kalau Sugawa Korry bisa wujudkan ini di Bali, saya kira bagus untuk menjadi contoh bagi rakyat. Artinya, Golkar tidak harus bertempur dan berhadapan terus dengan sang jawara (PDIP)," tandas Rai Budiasa, yang kini aktif urusan kesenian dan budaya bersama yayasannya.
Sementara, kader senior Beringin lainnya, I Gede Wiratha, melihat Sugawa Korry sebagai sosok yang paling tepat memimpin Golkar Bali. "Sugawa Korry sudah matang memimpin Golkar. Dari berpengalaman dan ketokohannya sudah pas kalau Sugawa Korry naik. Cuma, sekarang tantangannya adalah bisa nggak dia merangkul kader partai," ujar Gede Wiratha yang hadir dalam Musda Golkar Bali di Hotel Prime Plaza, Sanur, Denpasar Selatan, Senin lalu.
Gede Wiratha menyebutkan, mulusnya Sugawa Korry naik ke kursi Ketua DPD I Golkar Bali tidak terlepas dari sikap legowo Gede Sumarjaya Linggih alias Demer, Plt Ketua DPD I Golkar Bali yang kini menjabat Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar.
"Saya lihat, kalau Demer memaksakan diri di Bali, dia akan habis energi. Capeklah dia itu. Baguslah kalau dia legowo tidak maju dan menyodorkan tongkat ke Sugawa Korry," tegas politisi pengusaha mantan Ketua Kadin Bali ini.
Wiratha berharap Sugawa Korry bisa membawa soliditas Partai Golkar di Bali, dengan kebangkitan dalam event politik seperti Pilkada 2020 dan Pileg/Pilpres 2024. "Tantangan Sugawa Korry itu di Pilkada 2020 serentak nanti. Jadi, ituah pembuktiannya sebagai Ketua DPD I Golkar Bali. Saya sebagai kader mendukung Sugawa Korry untuk membesarkan Golkar," papar kader senior yang kini duduk di Dewan Pertimbangan Partai Golkar Bali ini.
Nyoman Sugawa Korry sendiri terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 dalam Musda di Sanur, Senin lalu, setelah kandidat favorit Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengundurkan diri saat injury-time. Padahal, awalnya Demer sudah berhasil mengantongi 12 dukungan dari 14 pemegang hak suara hingga H-1 Musda. Sedangkan Sugawa Korry awalnya akan diplot kembali menjadi Sekretaris DPD I Golkar Bali, mendampingi Demer.
Sugawa Korry adalah politisi senior asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang selama dua periode menjabat Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar (2014-2019, 2019-2024). Pada periode sebelumnya hasil Musda 2015, Sugawa Korry menduduki jabatan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2015-2020 mendampingi Ketut Sudikerta. *nat
Komentar