Gerindra Ganti Pengurus, KRBB Waswas
Golkar Segera Ajak Komunikasi Pengurus Baru Gerindra Badung
Golkar komunikasi lebih lanjut dengan kepengurusan baru Gerindra, sehingga tetap berpatokan pada hasil pertemuan saat pembentukan KRBB.
MANGUPURA, NusaBali
Kepengurusan DPC Gerindra Badung berubah, I Gusti Ketut Puriartha alias Gus Krobo tak lagi jabat ketua, sedangkan I Nyoman Sentana mundur dari jabatan sekretaris. Akankah perubahan pengurus ini berdampak terhadap Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) terdiri dari Golkar, Gerindra dan NasDem, yang telah terbangun sebelumnya. Mengingat tahapan pilkada 2020 sudah semakin dekat.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengaku telah menerima informasi pergantian pengurus di DPC Gerindra Badung. Walau begitu, Suyasa mengatakan bahwa pergantian pengurus wajar dalam perpolitikan dan menjadi hak partai politik.
Suyasa menegaskan belum melakukan komunikasi lebih lanjut dengan kepengurusan baru, sehingga tetap berpatokan kepada hasil pertemuan terdahulu yang menghasilkan terbentuknya KRBB. “Komunikasi dengan Partai Gerindra sejauh ini berjalan dengan baik. Tapi untuk urusan koalisi belum ada komunikasi lagi setelah perubahan kepengurusan,” kata Suyasa, Selasa (25/2).
“Sesungguhnya Golkar dan NasDem saja sudah memenuhi persyaratan untuk mengusung calon kepala daerah. Tapi dalam waktu dekat saya akan berkomunikasi dengan pengurus baru Gerindra,” kata Wakil Ketua DPRD Badung dari Golkar ini.
Untuk dapat mengusung calon di Pilkada, partai politik atau gabungan partai politik minimal memiliki 20 persen kursi di DPRD. Golkar Badung saat ini menduduki 7 kursi atau setara dengan 17,5 persen. Sehingga, mau tidak mau harus berkoalisi bila ingin mengusung calon. Nah, NasDem yang memiliki 1 kursi setara dengan 2,5 persen, tentu gabungan dua partai ini sudah dapat memenuhi persyaratan. Dengan dua partai tersebut maka batasan minimal mengusung calon kepala daerah telah terpenuhi. Jika ditambah Gerindra dengan 2 kursi, maka kekuatan koalisi untuk mengusung calon menjadi 25 persen.
Sementara, Wayan Disel Astawa yang disebut-sebut menduduki Kursi Ketua DPC Gerindra Badung, saat dikonfirmasi belum bisa memberikan komentar. “Saya belum bisa komentar karena saya belum dapat SK (Surat Keputusan),” katanya secara terpisah.
Kembali ditanya perihal apakah akan membangun komunikasi dengan partai Golkar dan NasDem untuk membahas koalisi yang sudah disepakati sebelumnya, anggota DPRD Bali ini tak memberikan jawaban pasti. “Soal itu belum tahu, lihat saja nanti,” tandas politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini. *asa
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD II Golkar Badung, I Wayan Suyasa, mengaku telah menerima informasi pergantian pengurus di DPC Gerindra Badung. Walau begitu, Suyasa mengatakan bahwa pergantian pengurus wajar dalam perpolitikan dan menjadi hak partai politik.
Suyasa menegaskan belum melakukan komunikasi lebih lanjut dengan kepengurusan baru, sehingga tetap berpatokan kepada hasil pertemuan terdahulu yang menghasilkan terbentuknya KRBB. “Komunikasi dengan Partai Gerindra sejauh ini berjalan dengan baik. Tapi untuk urusan koalisi belum ada komunikasi lagi setelah perubahan kepengurusan,” kata Suyasa, Selasa (25/2).
“Sesungguhnya Golkar dan NasDem saja sudah memenuhi persyaratan untuk mengusung calon kepala daerah. Tapi dalam waktu dekat saya akan berkomunikasi dengan pengurus baru Gerindra,” kata Wakil Ketua DPRD Badung dari Golkar ini.
Untuk dapat mengusung calon di Pilkada, partai politik atau gabungan partai politik minimal memiliki 20 persen kursi di DPRD. Golkar Badung saat ini menduduki 7 kursi atau setara dengan 17,5 persen. Sehingga, mau tidak mau harus berkoalisi bila ingin mengusung calon. Nah, NasDem yang memiliki 1 kursi setara dengan 2,5 persen, tentu gabungan dua partai ini sudah dapat memenuhi persyaratan. Dengan dua partai tersebut maka batasan minimal mengusung calon kepala daerah telah terpenuhi. Jika ditambah Gerindra dengan 2 kursi, maka kekuatan koalisi untuk mengusung calon menjadi 25 persen.
Sementara, Wayan Disel Astawa yang disebut-sebut menduduki Kursi Ketua DPC Gerindra Badung, saat dikonfirmasi belum bisa memberikan komentar. “Saya belum bisa komentar karena saya belum dapat SK (Surat Keputusan),” katanya secara terpisah.
Kembali ditanya perihal apakah akan membangun komunikasi dengan partai Golkar dan NasDem untuk membahas koalisi yang sudah disepakati sebelumnya, anggota DPRD Bali ini tak memberikan jawaban pasti. “Soal itu belum tahu, lihat saja nanti,” tandas politisi asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini. *asa
Komentar