Ratusan Driver Go-Jek Mogok
Para driver Go-Jek di Bali ini mengaku akan terus mogok kerja sebelum manajemen mengembalikan tarif sebelumnya.
Gara-gara Manajemen Turunkan Tarif
DENPASAR, NusaBali
Ratusan driver Go-Jek mendatangi Kantor Cabang Manajemen Go-Jek di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, Senin (15/8) pagi. Ada dua hal yang membuat mereka memilih mogok jalan. Pertama soal penurunan tarif dan kedua soal target performa setiap driver Go-Jek.
Salah satu driver Go-Jek, Juni Siswanto, mengungkapkan, kebijakan manajemen Go-Jek yang menurunkan tarif untuk mengangkut penumpang dan tarif layanan antar lainnya menyebabkan kerugian dari driver di lapangan lantaran pendapatannya tidak sesuai harapan.
"Penurunan itu sangat jauh mas, per kilometer biasanya Rp 2.500 sekarang malah hanya Rp 1.500. Misalnya sebelumnya tarif penumpang Rp 19 ribu, kini menjadi Rp 10 ribu. Itu belum potongan kantor Rp 4 ribu. Kita belum bensin dan makan, ya kita rugi dong mas," keluh Juni yang mengaku sudah melakukan mogok kerja sejak Sabtu (13/8) lalu. "Kami akan tetap mogok kerja semasih tarif sekarang ditetapkan. Kami ingin tarif dinormalkan seperti biasa, jangan membuat kebijakan kayak ginilah," imbuhnya.
Driver Go-Jek yang lain menimpali, dirinya kini tidak mau terus-terusan menuruti kemauan manajemen seperti penurunan tarif yang sangat memberatkan para driver. Apalagi, aplikasi yang baru ini sangat menyulitkan para driver mengambil pelanggan di wilayah terdekatnya. "Aplikasi sekarang ini tidak seperti dulu, biasanya kan menggunakan poin dan mencari di wilayah terdekatnya masing-masing. Tapi sekarang tidak, karena aplikasi baru, siapa yang cepat mengambil pemesan dialah yang dapat. Tidak pakai rute lagi, dekat jauh sama saja, siapa yang cepat menerima pesanan dia yang dapat pelanggan itu," ungkap driver yang tidak mau menyebutkan namanya.
Selain tarif, penilaian performa juga dirasakan cukup berat bagi para driver. Performa ini menyangkut jumlah order yang mencapai persentase hingga 70 persen. Artinya, persentase itu dinilai dari 1 order sama halnya dengan jumlah persentase 10 persen. "Jadi kemarin itu sampai 70 persen. Itu cukup berat buat kami. Tapi kini diturunkan menjadi 30 persen. Hanya saja, kami cukup berat di tarif dan adanya persentase ini. Apalagi, jika tidak sampai pada target performa maka bonus poin akan hilang," ujar driver Go-Jek bernama Udin.
Menurut para driver Go-Jek yang melakukan aksi, kemarin, jika penurunan tarif ini hanya karena soal persaingan di Jakarta maka, para driver meminta Bali dan daerah lain dibedakan. Sebab, saat ini di Bali belum ada kompetitornya. “Tadi sudah ada 5 orang perwakilan kami yang bertemu dengan manajemen. Yang pasti, kami akan mogok terus selama belum ada pengembalian tarif,” kata Udin.
Sementara itu, salah satu perwakilan menajemen Go-Jek di Bali yang tidak mau disebutkan namanya saat dikonfirmasi via telepon usai pertemuan tertutup, sore kemarin, mengaku akan menyampaikan keluhan dari para driver Go-Jek di Bali ke Kantor Pusat Go-Jek di Jakarta. “Kami tadi hanya bisa menampung keluhan dari mereka (para driver Go-Jek, red). Selanjutnya kami akan menyampaikan ke pusat, karena ini merupakan kebijakan manajemen pusat,” ujarnya singkat sembari mematikan ponselnya. * isu
1
Komentar