Sudah Punya Klinik, Masih Mimpi Bangun Rumah Bersalin
Luh Putu Yuniasih jadi jawara ‘Bidan Praktek Mandiri dalam Pelayanan KB Tingkat Nasional Regional Jawa-Bali’, karena dinilai berhasil lakukan inovasi dan sukses dalam pencapaian metode kontrasepsi jangka panjang
Luh Putu Yuniasih, Juara I Bidan Praktek Mandiri Pelayanan KB Tingkat Nasional
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai seorang bidan, Ni Luh Putu Yuniasih Amd Keb SSt, 48, cukup berbangga, karena jerih payahnya yang panjang telah membuahkan hasil. Dia telah mampu men-dirikan Klinik Permana, sebagai tempat untuk melayani masyarakat, di tempat tinggalnya kawasan Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Impian besar berikutnya bagi Luh Putu Yuniasih adalah membangun Rumah Bersalin.
Berkat pelayanan yang dilakukannya di Klinik Permana selama ini, Luh Putu Yuniasih berhasil sandang Juara I ‘Bidan Praktek Mandiri dalam Pelayanan KB Tingkat Nasional Regional Jawa-Bali’ Tahun 2016. Bidan berusia 48 tahun yang notabene istri dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badung, I Gede Wijaya, ini pun dapat kehormatan sebagai duta Badung untuk menghadiri upacara ‘Detik-detik HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2016 besok.
Penilaian tingkat nasional yang akhirnya mengantarkan Putu Yuniasih sebagai jawara telah dilakukan 16 Juli 2016 lalu. Sebelumnya, Yuniasih lolos melalui penilaian tingkat kabupaten (April 2016) dan tingkat provinsi (Juni 2016). Yuniasih keluar sebagai jawara, karena dinilai berhasil melakukan inovasi dan sukses dalam pencapaian metode kontrasepsi jangka panjang.
“Tahun 2016 ini, ada dua keinginan besar saya terwujud. Pertama, putra sulung saya yakni Putu Taradipa Permana menjadi dokter. Kedua, putra bungsu saya Gede Anantha Restu Permana diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Unud. Bukan hanya itu, saya dapat pretasi tingkat nasional,” tutur bidan kelahiran Karangasem, 25 Juni 1968 ini, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Minggu (14/8).
Setelah dua keinginan terwujud tahun ini, impian besar Yuniasih berikutnya adalah membangun Rumah Bersalin. Kalau selama ini, dia melayani pasien di Klinik Permana miliknya. “Dalam sehari, rata-rata 60 pasien datang ke klinik saya. Ada yang melakukan persalinan, ada pula pasien umum. Sebab, di Klinik Permana juga ada dokter. Jadi, pasien yang datang bisa juga mendapatkan pelayanan dokter,” katanya.
Banyak pasien umum yang datang ke Klinik Permana tidak mau diobati dokter, tapi maunya langsung ditangani bidan Yuniasih. Menurut Yuniasih, ada 5 staf yang tiap hari membantunya memberikan pelayanan kesehatan di Klinik Permana. Dia berharap mereka mau belajar sungguh-sungguh, sehingga suatu saat nanti bisa buka praktik sendiri.
Di Klinik Permana yang dikelola Yuniasih, juga menerima pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Saya akan berupaya mengembangkan Rumah Bersalin, sehingga bisa menampung lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Siapa pun yang butuh pertolongan saya siap membantu, itu kan amal juga, Kalau sekarang, saya baru Bidan Praktik Mandiri,” kata bidan yang menempuh pendidikan terakhir di Program D4 Kebidanan Klinik Poltekes Denpasar (tamat tahun 2012) ini.
Impian besar lainnya lagi bagi Yuniasih adalah kedua putranya kelak meneruskan je-jaknya. “Harapan ke depan, kedua anak saya bisa meneruskan perjuangan saya memberikan pelayanan kesehatan kepada masayakat. Kebetulan, anak sulung saya sudah jadi dokter dan si bungsu juga baru diterima di Fakultas Kedokteran Unud,” harap Yuniasih.
Yuniasih sendiri selama ini punya seabrek kesibukan. Selain sebagai seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Kuta Utara dan melayani masyarakat di Klinik Permana miliknya, Yuniasih juga aktif memberikan penyuluhan. Sasaran penyuluhan tidak saja di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, tapi juga di lingkungan Pemkab Badung.
Materi penyuluhan yang berikan Yuniasih berkisar seputar pentingnya ber-KB. “Jargon saya selalu ‘Dua Anak PAS’. Makdunya, perencanaan baik dengan asih asuh menuju keluarga sejahtera,” tandas bidan yang sempat bertugas di Puskesmas Manggis (Karangasem) dan Puskesmas Abiansemal II (Badung) ini.
Yuniasih pun memberi keteladanan kepada masyarakat dengan punya dua anak saja. “Harus begitu perjuangannya. Saya memberikan teladan bagi masyarakat dengan cukup punya anak dua saja. Saya kemana-mana membawa jargon ‘Dua Anak PAS’ itu tadi.” * asa
MANGUPURA, NusaBali
Sebagai seorang bidan, Ni Luh Putu Yuniasih Amd Keb SSt, 48, cukup berbangga, karena jerih payahnya yang panjang telah membuahkan hasil. Dia telah mampu men-dirikan Klinik Permana, sebagai tempat untuk melayani masyarakat, di tempat tinggalnya kawasan Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung. Impian besar berikutnya bagi Luh Putu Yuniasih adalah membangun Rumah Bersalin.
Berkat pelayanan yang dilakukannya di Klinik Permana selama ini, Luh Putu Yuniasih berhasil sandang Juara I ‘Bidan Praktek Mandiri dalam Pelayanan KB Tingkat Nasional Regional Jawa-Bali’ Tahun 2016. Bidan berusia 48 tahun yang notabene istri dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badung, I Gede Wijaya, ini pun dapat kehormatan sebagai duta Badung untuk menghadiri upacara ‘Detik-detik HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, 17 Agustus 2016 besok.
Penilaian tingkat nasional yang akhirnya mengantarkan Putu Yuniasih sebagai jawara telah dilakukan 16 Juli 2016 lalu. Sebelumnya, Yuniasih lolos melalui penilaian tingkat kabupaten (April 2016) dan tingkat provinsi (Juni 2016). Yuniasih keluar sebagai jawara, karena dinilai berhasil melakukan inovasi dan sukses dalam pencapaian metode kontrasepsi jangka panjang.
“Tahun 2016 ini, ada dua keinginan besar saya terwujud. Pertama, putra sulung saya yakni Putu Taradipa Permana menjadi dokter. Kedua, putra bungsu saya Gede Anantha Restu Permana diterima kuliah di Fakultas Kedokteran Unud. Bukan hanya itu, saya dapat pretasi tingkat nasional,” tutur bidan kelahiran Karangasem, 25 Juni 1968 ini, saat ditemui NusaBali di kediamannya di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Minggu (14/8).
Setelah dua keinginan terwujud tahun ini, impian besar Yuniasih berikutnya adalah membangun Rumah Bersalin. Kalau selama ini, dia melayani pasien di Klinik Permana miliknya. “Dalam sehari, rata-rata 60 pasien datang ke klinik saya. Ada yang melakukan persalinan, ada pula pasien umum. Sebab, di Klinik Permana juga ada dokter. Jadi, pasien yang datang bisa juga mendapatkan pelayanan dokter,” katanya.
Banyak pasien umum yang datang ke Klinik Permana tidak mau diobati dokter, tapi maunya langsung ditangani bidan Yuniasih. Menurut Yuniasih, ada 5 staf yang tiap hari membantunya memberikan pelayanan kesehatan di Klinik Permana. Dia berharap mereka mau belajar sungguh-sungguh, sehingga suatu saat nanti bisa buka praktik sendiri.
Di Klinik Permana yang dikelola Yuniasih, juga menerima pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Saya akan berupaya mengembangkan Rumah Bersalin, sehingga bisa menampung lebih banyak lagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Siapa pun yang butuh pertolongan saya siap membantu, itu kan amal juga, Kalau sekarang, saya baru Bidan Praktik Mandiri,” kata bidan yang menempuh pendidikan terakhir di Program D4 Kebidanan Klinik Poltekes Denpasar (tamat tahun 2012) ini.
Impian besar lainnya lagi bagi Yuniasih adalah kedua putranya kelak meneruskan je-jaknya. “Harapan ke depan, kedua anak saya bisa meneruskan perjuangan saya memberikan pelayanan kesehatan kepada masayakat. Kebetulan, anak sulung saya sudah jadi dokter dan si bungsu juga baru diterima di Fakultas Kedokteran Unud,” harap Yuniasih.
Yuniasih sendiri selama ini punya seabrek kesibukan. Selain sebagai seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Kuta Utara dan melayani masyarakat di Klinik Permana miliknya, Yuniasih juga aktif memberikan penyuluhan. Sasaran penyuluhan tidak saja di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, tapi juga di lingkungan Pemkab Badung.
Materi penyuluhan yang berikan Yuniasih berkisar seputar pentingnya ber-KB. “Jargon saya selalu ‘Dua Anak PAS’. Makdunya, perencanaan baik dengan asih asuh menuju keluarga sejahtera,” tandas bidan yang sempat bertugas di Puskesmas Manggis (Karangasem) dan Puskesmas Abiansemal II (Badung) ini.
Yuniasih pun memberi keteladanan kepada masyarakat dengan punya dua anak saja. “Harus begitu perjuangannya. Saya memberikan teladan bagi masyarakat dengan cukup punya anak dua saja. Saya kemana-mana membawa jargon ‘Dua Anak PAS’ itu tadi.” * asa
1
Komentar