Umat Hindu Ngayah di Pura Tanjung Priok
Dalam rangka odalan Pura Dalem Purnajati, Tanjung Priok, Jakarta Utara ke 86, umat Hindu Jakarta ngayah.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua banjar Jakarta Utara (Jakut) Nyoman Adi Artha, odalan Pura Tanjung Priok jatuh bersamaan dengan hari raya Kuningan pada Sabtu (29/2). Ngayah dilakukan sejak Selasa (25/2) kemarin.
"Ngayah berlangsung dari Selasa sampai Jumat, karena Sabtu kami odalan sekaligus merayakan hari raya Kuningan," ujar Nyoman Adi, Jumat (28/2).
Dalam sehari ada sekitar 100 umat ngayah di Pura Tanjung Priok. Sejumlah anak muda dan bapak-bapak ikut serta membuat sarana dan prasarana upakara. Sementara penjor mereka buat satu hari sebelum acara agar terlihat lebih segar ketika odalan berlangsung.
Selain ngayah dalam membuat sarana prasarana upakara, umat Hindu setempat juga mengisi acara odalan dengan hiburan. Nyoman Adi mengatakan, ada sejumlah hiburan mengisi odalan Pura Tanjung Priuk.
"Hiburan dilakukan setelah sembahyang bersama," kata Nyoman Adi.Ada tarian dan drama gong bertajuk I Gede Basur yang dibawakan sekehe Ki Jaga Satru. Drama gong tersebut sangat spesial, karena melibatkan banyak orang.
Ada sekitar 40an orang mengisi drama gong. Mereka tampil selama satu setengah sampai dua jam. Banjar Jakut menampilkan drama gong demi melestarikan budaya Bali di Jakarta. Plus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui cerita I Gede Basur.
"Cerita itu sesuai diangkat, karena odalan berdekatan dengan hari raya Galungan dan Kuningan. Makna hari raya tersebut adalah kemenangan kebaikan melawan keburukan. Cerita Gede Basur tak lepas dari hal itu," papar Nyoman Adi.
Nyoman Adi berharap, di odalan ke 86 umat Hindu banjar Jakut semakin harmonis dengan Pencipta, sesama manusia dan lingkungan sekitar agar tidak terkena bencana. "Astungkara Pura bebas dari banjir. Semoga ke depannya juga," ucap Nyoman Adi. *k22
"Ngayah berlangsung dari Selasa sampai Jumat, karena Sabtu kami odalan sekaligus merayakan hari raya Kuningan," ujar Nyoman Adi, Jumat (28/2).
Dalam sehari ada sekitar 100 umat ngayah di Pura Tanjung Priok. Sejumlah anak muda dan bapak-bapak ikut serta membuat sarana dan prasarana upakara. Sementara penjor mereka buat satu hari sebelum acara agar terlihat lebih segar ketika odalan berlangsung.
Selain ngayah dalam membuat sarana prasarana upakara, umat Hindu setempat juga mengisi acara odalan dengan hiburan. Nyoman Adi mengatakan, ada sejumlah hiburan mengisi odalan Pura Tanjung Priuk.
"Hiburan dilakukan setelah sembahyang bersama," kata Nyoman Adi.Ada tarian dan drama gong bertajuk I Gede Basur yang dibawakan sekehe Ki Jaga Satru. Drama gong tersebut sangat spesial, karena melibatkan banyak orang.
Ada sekitar 40an orang mengisi drama gong. Mereka tampil selama satu setengah sampai dua jam. Banjar Jakut menampilkan drama gong demi melestarikan budaya Bali di Jakarta. Plus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui cerita I Gede Basur.
"Cerita itu sesuai diangkat, karena odalan berdekatan dengan hari raya Galungan dan Kuningan. Makna hari raya tersebut adalah kemenangan kebaikan melawan keburukan. Cerita Gede Basur tak lepas dari hal itu," papar Nyoman Adi.
Nyoman Adi berharap, di odalan ke 86 umat Hindu banjar Jakut semakin harmonis dengan Pencipta, sesama manusia dan lingkungan sekitar agar tidak terkena bencana. "Astungkara Pura bebas dari banjir. Semoga ke depannya juga," ucap Nyoman Adi. *k22
Komentar