Seorang Bocah Meninggal Diduga karena DB
Seorang bocah dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana meninggal di RSUP Sanglah, diduga karena DB. Selama Januari–Februari 2020, kasus DB di Jembrana tercatat 40 kasus.
NEGARA, NusaBali
Wabah deman berdarah (DB), diduga memakan korban seorang anak, Daniel, 6, dari Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana. Bocah yang masih duduk di bangku TK nol besar itu, sempat mengalami panas tinggi selama beberapa hari, sebelum akhirnya meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa (3/3).
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman, mengakui adanya seorang anak TK di wilayahnya yang meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa pagi kemarin. Namun terkait penyebab meninggalnya, dirinya tida tahu secara pasti. “Memang informasi di masyarakat karena DB. Tetapi untuk jelasnya, coba tanya ke Kelian Banjar Ketapang Muara,” ujarnya.
Sementara Kelian Banjar Ketapang Muara Jamal Asik, saat dihubungi secara terpisah, Selasa kemarin, mengaku belum mendapat kepastian penyebab kematian bocah tersebut. Namun kabar yang beredar termasuk keluarga korban, meyakini korban meninggal akibat DB. Dugaan itu juga diperkuat banyak warga yang terserang DB di kawasan Desa Pengambengan. “Memang banyak yang terkena DB. Untuk di wilayah saya sendiri (Banjar Ketapang Muara), sudah ada sekitar 10 warga yang sempat dirawat akibat DB. Sekarang juga ada yang masih dirawat,” ucap Jamal Asik.
Jamal Asik yang menghadiri pemakaman jenazah korban, Selasa sore kemarin, mengaku Daniel yang merupakan anak keempat dari pasangan suami istri, Nasrul, 40, dengan Maspiroh, 40, ini sebelumnya mengalami demam selama beberapa hari. Namun keluarga baru memeriksakan ke Puskesmas II Negara pada Senin (2/3) sore, karena sebelumnya demam yang diderita Daniel sempat naik turun. “Katanya, memang demamnya sempat turun, makanya tidak langsung diperiksakan. Baru Senin sore kemarin dibawa ke puskesmas,” ungkapnya.
Setelah dibawa ke puskesmas pada Senin sore tersebut, sambung Jamal Asik, pihak puskesmas langsung merujuk korban ke RSU Negara, yang kemudian merujuk ke RSUP Sanglah pada Senin malam. Akhirnya, Daniel meninggal pada Selasa (3/3) pagi.
Sementara Plt Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Jembrana dr I Putu Suekantara, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, mengaku belum menerima laporan terkait kasus meninggalnya seorang anak di Pengambengan yang diduga akibat DB. Terkait informasi tersebut, akan segera ditelusuri lewat rekam jejak medis si anak. “Saya belum tahu. Nanti akan kami cek lagi. Biasanya kalau ada kasus meninggal akibat DB, pasti disampaikan ke kami,” ucapnya.
Disinggung mengenai jumlah kasus DB, dr Suekantara menyampaikan, sesuai data selama dua bulan terakhir dari Januari sampai Februari 2020, ada sebanyak 40 warga yang dipastikan positif terjangkit DB di Jembrana. Dari total 40 kasus itu, belum ada yang dilaporkan adanya korban jiwa. “Kalau dilihat memang kemarin itu terbanyak di wilayah pesisir, seperti Pengambengan. Tetapi kami juga belum tahu, apakah si anak yang meninggal itu memang karena positif DB atau bagaimana. Besok coba kami pastikan dulu,” kata dr Suekantara. *ode
Perbekel Pengambengan Kamaruzaman, mengakui adanya seorang anak TK di wilayahnya yang meninggal dunia di RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa pagi kemarin. Namun terkait penyebab meninggalnya, dirinya tida tahu secara pasti. “Memang informasi di masyarakat karena DB. Tetapi untuk jelasnya, coba tanya ke Kelian Banjar Ketapang Muara,” ujarnya.
Sementara Kelian Banjar Ketapang Muara Jamal Asik, saat dihubungi secara terpisah, Selasa kemarin, mengaku belum mendapat kepastian penyebab kematian bocah tersebut. Namun kabar yang beredar termasuk keluarga korban, meyakini korban meninggal akibat DB. Dugaan itu juga diperkuat banyak warga yang terserang DB di kawasan Desa Pengambengan. “Memang banyak yang terkena DB. Untuk di wilayah saya sendiri (Banjar Ketapang Muara), sudah ada sekitar 10 warga yang sempat dirawat akibat DB. Sekarang juga ada yang masih dirawat,” ucap Jamal Asik.
Jamal Asik yang menghadiri pemakaman jenazah korban, Selasa sore kemarin, mengaku Daniel yang merupakan anak keempat dari pasangan suami istri, Nasrul, 40, dengan Maspiroh, 40, ini sebelumnya mengalami demam selama beberapa hari. Namun keluarga baru memeriksakan ke Puskesmas II Negara pada Senin (2/3) sore, karena sebelumnya demam yang diderita Daniel sempat naik turun. “Katanya, memang demamnya sempat turun, makanya tidak langsung diperiksakan. Baru Senin sore kemarin dibawa ke puskesmas,” ungkapnya.
Setelah dibawa ke puskesmas pada Senin sore tersebut, sambung Jamal Asik, pihak puskesmas langsung merujuk korban ke RSU Negara, yang kemudian merujuk ke RSUP Sanglah pada Senin malam. Akhirnya, Daniel meninggal pada Selasa (3/3) pagi.
Sementara Plt Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Jembrana dr I Putu Suekantara, saat dikonfirmasi Selasa kemarin, mengaku belum menerima laporan terkait kasus meninggalnya seorang anak di Pengambengan yang diduga akibat DB. Terkait informasi tersebut, akan segera ditelusuri lewat rekam jejak medis si anak. “Saya belum tahu. Nanti akan kami cek lagi. Biasanya kalau ada kasus meninggal akibat DB, pasti disampaikan ke kami,” ucapnya.
Disinggung mengenai jumlah kasus DB, dr Suekantara menyampaikan, sesuai data selama dua bulan terakhir dari Januari sampai Februari 2020, ada sebanyak 40 warga yang dipastikan positif terjangkit DB di Jembrana. Dari total 40 kasus itu, belum ada yang dilaporkan adanya korban jiwa. “Kalau dilihat memang kemarin itu terbanyak di wilayah pesisir, seperti Pengambengan. Tetapi kami juga belum tahu, apakah si anak yang meninggal itu memang karena positif DB atau bagaimana. Besok coba kami pastikan dulu,” kata dr Suekantara. *ode
Komentar