Kuningan, Pohon Beringin Tumbang Hancurkan Palinggih
NEGARA, NusaBali
Sebatang pohon beringin di areal Pura Taman Banjar Adat Sumber Mis, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, tumbang saat Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (29/2) siang.
Tumbangnya pohon beringin yang dalam kondisi lapuk itu, menghancurkan bangunan palinggih, bale piasan, bale banten, termasuk sebagian tembok panyengker pura setempat. Kelian Banjar Adat Sumber Mis I Ketut Murjana, Rabu (4/3), mengatakan musibah pohon beringin tumbang itu terjadi usai beberapa pangempon bersembahyang di pura setempat, Sabtu (29/2) sekitar pukul 13.30 Wita. Pohon beringin yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 100 tahun itu, tiba-tiba saja tumbang dan mengagetkan sejumlah pangempon yang baru saja keluar pura. “Kejadiannya, pas usai sembahyang. Waktu itu, beberapa pangempon masih ada di luar pura, dan saat itu juga pohon mendadak tumbang,” ujarnya.
Saat kejadian itu, menurut Murjana tidak ada hujan maupun angin kencang. Namun, pohon beringin yang berdiameter sekitar 1,5 meter dengan tinggi sekitar 10 meter itu, diperkirakan tumbang karena sudah lapuk. “Pas kejadian tidak hujan. Namun sempat hujan sehari sebelumnya, pas penampahan Kuningan. Kemudian sore setelah kejadian, baru ada hujan,” ucap Murjana yang sama sekali tidak memilki firasat berkenaan tumbangnya pohon beringin yang terjadi bertepatan saat Kuningan.
Meski tidak ada korban luka, kata Murjana, namun musibah pohon beringin tumbang itu, menghancurkan satu-satunya bangunan palinggih di pura yang diempon oleh 138 kepala keluarga (KK) di Banjar Adat Sumber Mis tersebut. Selain palinggih, bangunan bale piasan, bale banten, termasuk sebagian tembok panyengker, juga ikut hancur, dengan total kerugian materi diperkirakan sebesar Rp 70 juta.
Kejadian pohon beringan tumbang saat Kuningan itu, baru dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana pada Selasa (3/3), yang langsung turun ke lokasi.
Menurut Murjana, reruntuhan pohon beringin yang tumbang sudah dibersihkan. Namun reruntuhan sejumlah bangunan di pura tersebut, sementara masih dibiarkan, karena menunggu upacara pacaruan sekalian ngalingihan yang rencana dilaksanakan pada Purnama, Senin (9/3) nanti. “Setelah pacaruan dan ngalinggihan baru kami bersihkan. Kami akan upakarai dulu, baru dibersihkan,” ucap Murjana. *ode
Komentar