Atraksi Sakral Okokan Meriahkan Acara Pembukaan
Festival Tanah Lot III Digelar Saat Pariwisata Lesu Akibat Virus Corona
Pentas kolosal kesenian sakral Okokan saat pembukaan Festival Tanah Lot III, 13 Maret 2020 nanti, akan melibatkan 950 orang dari 7 banjar dari Desa Adat Kediri, Kecamatan Kediri, Tabanan
TABANAN, NusaBali
Di tengah melemahnya kunjungan wisatawan ke Bali akibat wabah virus Corona, manajemen Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan kembali akan menggelar Festival Tanah Lot III, 13-15 Maret 2020 nanti. Dalam festival bertema 'Tirta Kamandalu' ini, akan disuguhkan atraksi kolosal kesenian sakral Okokan, dengan melibatkan 950 orang dari 7 banjar di Desa Adat Kediri, Kecamatan Kediri.
Atraksi kolosal kesenian sakral Okokan rencananya akan dipersembahkan saat pembukaan Festival Tanah Lot III 2020, Jumat (13/3) petang pukul 18.30 Wita, memanfaatkan momentum sunset (matahari tenggelam. Pagelaran kolosal kesenian sakral Okokan yang melibatkan 950 seniman ini mengambil tema 'Nangluk Merana', dengan harapan dunia segera mampu melepaskan diri dari wabah virus Corona.
Selain atraksi kolosal kesenian Okokan, dalam Festival Tanah Lot III 2020 ini juga akan dihadirkan 'Klinik Kopi dan Kuliner' untuk memanjakan pengunjung. Dari sini wisatawan dan pengunjung lainnya bisa mengenal kuliner legenda Tabanan yang telah mulai ditinggalkan, seperti pepesan telengis, jukut roroban, jaja leburan, dan klepon.
Khusus di ‘Klinik Kopi dan Kuliner’ dalam Festival Tanah Lot itu, nantinya akan dita-mpilkan juga Kopi Robusta khas Pupuan. Di sini akan ditunjukkan cara pengolahannya dari biji kopi mentah sampai terhidangkan menjadi kopi yang nikmat.
Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, menjelaskan Festival Tanah Lot III sudah dipersiapkan sejak lama, jauh sebelum muculnya wabah virus Corona. Demikian pula digelarnya atraksi massal Okokan dengan mengangkat tema ‘Nangluk Merana’. “Jadi, bukan baru karena ada virus Corona kita ambil tema Nangluk Merana, melainkan sudah sejak awal kita persiapkan,” jelas Gede Susila saat mewakili Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam konferensi pers di Tanah Lot, Minggu (8/3).
Lagipula, kata Susila, atraksi Okokan merupakan tradisi sakral milik Desa Adat Kediri, yang fungsinya memang untuk mengusir bala atau wabah seperti penyakit, hama, bencana, dan sejenisnya. “Nah, sekarang dengan adanya wabah virus Corona ini, kebetulan sekali. Muda-mudahan kita segera bebas dari virus Corona ini,” harap Susila.
Okokan itu sendiri merupakan keroncong (kalung dari kayu) yang biasanya digantungkan dileher sapi sebagai kebanggaan. Jika digoyangkan secara beramai-ramai, okokan akan mengeluarkan suara yang keras dan bergemuruh. Tradisi ritual Okokan ini diwarisi krama Desa Adat Kediri secara trun temurun dan digelar setahun sekali pada Pangrupukan Nyepi, dipercaya sebagai sarana untuk menghindari wabah penyakit dan bencana.
Yang membuat Okokan punya daya magis adalah hiasan tapel atau lukisan dengan wajah Boma. Boma merupakan ciri khas Okokan di Desa Adat Kediri, yang memiliki makna keangkaramurkaan atau kemarahan. Itu sebabnya, tradisi ritual Okokan dipercaya mampu menetralisasi sifat-sifat negatif.
Festival Tanah Lot merupakan event tahunan yang digelar rutin sejak 2018 lalu, sebagai ajang promosi pariwisata. Khusus Festival Tanah Lot III 2020, digelar sebagai momentum recovery pariwisata akibat dampak virus Corona. “Hal ini sesuai dengan instruksi Bupati Tabanan dan Gubernur Bali, bahwa kita tidak boleh berhenti beraktivitas. Tapi, kita tidak bisa menargetkan berapa kunjungan yang masuk ke Tanah Lot selama festival nanti. Kita harapkan ya sebanyak-banyaknya,” tandas Susila.
Sementara itu, Pimpinan E-Pruduction, AA Ngurah Arya Tenaya, selaku pelaksana Festival Tanah Lot III 2020, menyatakan kegiatan tahunan ini sudah disiapkan sejak 2019 dengan Pemkab Tabanan dan DTW Tanah Lot. Kebetulan, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti saat itu punya ide untuk mengangkat kesenian sakral Okokan.
“Mulailah kita mengumpulkan sekaa. Kebetulan, di setiap banjar di Desa Adat Kediri lengkap ada Sekaa Okokan. Pasalnya, setiap tahun kami melaksanakan tradisi Okokan saat Pangrupukan Nyepi, dengan tujuan agar Desa Adat Kediri terhindar dari wabah dan bencana,” terang Arya Tenaya.
Arya Tenaya menyebutkan, peserta yang akan dilibatkan dalam atraksi massal Okokan saat pembukaan Festival Tanah Lot III 2020 nanti, mencapai 950 orang. Termasuk di dalamnya untuk menabuh baleganjur dan pentas Sendratari. Mereka berasal dari 7 banjar di Desa Adat Kediri.
Menurut Arya Tenaya, untuk menggaungkan Festival Tanah Lot III 2020 ini ke tingkat nasional, turut diundang sejumlah artis Ibukota hadir, seperti Hendra Herlambang. Sedangkan dari lokal Bali, akan tampil penyanyi Dek Ulik, Widiwidana, Balawan, lawak Celekontong Mas, Dwi Mekar Buleleng, Canging Mas, hingga Salju Grup.
Di sisi lain, Manajer DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana, mengatakan secara umum Festival Tanah Lot III 2020 dianggarkan sekitar Rp 1,6 miliar. Toya Adnyana mengakui dampak dari virus Corona sangat terasa, dibuktikan dengan menyusutnya angka kunjungan ke Tanah Lot. Saat ini, angka kunjungan rata-rata hanya 5.000 orang per hari. Padahal, biasanya angka kunjungan ke Tanah Lot mencapai 7.000 orang per hari.
“Beda dengan musibah Bom Bali I 2020 lalu, yang masih bisa bernapas. Sekarang dampaknya terasa sekali, karena akses penerbangan ditutup. Mudah-mudahan, Festival Tanah Lot III 2020 ini bisa emggairahkan kembali kunjungan ke Tanah Lot,” terang Toya Adnyana. *des
Atraksi kolosal kesenian sakral Okokan rencananya akan dipersembahkan saat pembukaan Festival Tanah Lot III 2020, Jumat (13/3) petang pukul 18.30 Wita, memanfaatkan momentum sunset (matahari tenggelam. Pagelaran kolosal kesenian sakral Okokan yang melibatkan 950 seniman ini mengambil tema 'Nangluk Merana', dengan harapan dunia segera mampu melepaskan diri dari wabah virus Corona.
Selain atraksi kolosal kesenian Okokan, dalam Festival Tanah Lot III 2020 ini juga akan dihadirkan 'Klinik Kopi dan Kuliner' untuk memanjakan pengunjung. Dari sini wisatawan dan pengunjung lainnya bisa mengenal kuliner legenda Tabanan yang telah mulai ditinggalkan, seperti pepesan telengis, jukut roroban, jaja leburan, dan klepon.
Khusus di ‘Klinik Kopi dan Kuliner’ dalam Festival Tanah Lot itu, nantinya akan dita-mpilkan juga Kopi Robusta khas Pupuan. Di sini akan ditunjukkan cara pengolahannya dari biji kopi mentah sampai terhidangkan menjadi kopi yang nikmat.
Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, menjelaskan Festival Tanah Lot III sudah dipersiapkan sejak lama, jauh sebelum muculnya wabah virus Corona. Demikian pula digelarnya atraksi massal Okokan dengan mengangkat tema ‘Nangluk Merana’. “Jadi, bukan baru karena ada virus Corona kita ambil tema Nangluk Merana, melainkan sudah sejak awal kita persiapkan,” jelas Gede Susila saat mewakili Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam konferensi pers di Tanah Lot, Minggu (8/3).
Lagipula, kata Susila, atraksi Okokan merupakan tradisi sakral milik Desa Adat Kediri, yang fungsinya memang untuk mengusir bala atau wabah seperti penyakit, hama, bencana, dan sejenisnya. “Nah, sekarang dengan adanya wabah virus Corona ini, kebetulan sekali. Muda-mudahan kita segera bebas dari virus Corona ini,” harap Susila.
Okokan itu sendiri merupakan keroncong (kalung dari kayu) yang biasanya digantungkan dileher sapi sebagai kebanggaan. Jika digoyangkan secara beramai-ramai, okokan akan mengeluarkan suara yang keras dan bergemuruh. Tradisi ritual Okokan ini diwarisi krama Desa Adat Kediri secara trun temurun dan digelar setahun sekali pada Pangrupukan Nyepi, dipercaya sebagai sarana untuk menghindari wabah penyakit dan bencana.
Yang membuat Okokan punya daya magis adalah hiasan tapel atau lukisan dengan wajah Boma. Boma merupakan ciri khas Okokan di Desa Adat Kediri, yang memiliki makna keangkaramurkaan atau kemarahan. Itu sebabnya, tradisi ritual Okokan dipercaya mampu menetralisasi sifat-sifat negatif.
Festival Tanah Lot merupakan event tahunan yang digelar rutin sejak 2018 lalu, sebagai ajang promosi pariwisata. Khusus Festival Tanah Lot III 2020, digelar sebagai momentum recovery pariwisata akibat dampak virus Corona. “Hal ini sesuai dengan instruksi Bupati Tabanan dan Gubernur Bali, bahwa kita tidak boleh berhenti beraktivitas. Tapi, kita tidak bisa menargetkan berapa kunjungan yang masuk ke Tanah Lot selama festival nanti. Kita harapkan ya sebanyak-banyaknya,” tandas Susila.
Sementara itu, Pimpinan E-Pruduction, AA Ngurah Arya Tenaya, selaku pelaksana Festival Tanah Lot III 2020, menyatakan kegiatan tahunan ini sudah disiapkan sejak 2019 dengan Pemkab Tabanan dan DTW Tanah Lot. Kebetulan, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti saat itu punya ide untuk mengangkat kesenian sakral Okokan.
“Mulailah kita mengumpulkan sekaa. Kebetulan, di setiap banjar di Desa Adat Kediri lengkap ada Sekaa Okokan. Pasalnya, setiap tahun kami melaksanakan tradisi Okokan saat Pangrupukan Nyepi, dengan tujuan agar Desa Adat Kediri terhindar dari wabah dan bencana,” terang Arya Tenaya.
Arya Tenaya menyebutkan, peserta yang akan dilibatkan dalam atraksi massal Okokan saat pembukaan Festival Tanah Lot III 2020 nanti, mencapai 950 orang. Termasuk di dalamnya untuk menabuh baleganjur dan pentas Sendratari. Mereka berasal dari 7 banjar di Desa Adat Kediri.
Menurut Arya Tenaya, untuk menggaungkan Festival Tanah Lot III 2020 ini ke tingkat nasional, turut diundang sejumlah artis Ibukota hadir, seperti Hendra Herlambang. Sedangkan dari lokal Bali, akan tampil penyanyi Dek Ulik, Widiwidana, Balawan, lawak Celekontong Mas, Dwi Mekar Buleleng, Canging Mas, hingga Salju Grup.
Di sisi lain, Manajer DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana, mengatakan secara umum Festival Tanah Lot III 2020 dianggarkan sekitar Rp 1,6 miliar. Toya Adnyana mengakui dampak dari virus Corona sangat terasa, dibuktikan dengan menyusutnya angka kunjungan ke Tanah Lot. Saat ini, angka kunjungan rata-rata hanya 5.000 orang per hari. Padahal, biasanya angka kunjungan ke Tanah Lot mencapai 7.000 orang per hari.
“Beda dengan musibah Bom Bali I 2020 lalu, yang masih bisa bernapas. Sekarang dampaknya terasa sekali, karena akses penerbangan ditutup. Mudah-mudahan, Festival Tanah Lot III 2020 ini bisa emggairahkan kembali kunjungan ke Tanah Lot,” terang Toya Adnyana. *des
1
Komentar