Kurangi Kebocoran, E-Retribusi di Pasar Kediri Segera Launching
TABANAN, NusaBali
Penerapan e-retribusi untuk mencegah kebocoran di Pasar Kediri, Kabupaten Tabanan, masih belum terealisasi.
Namun data pedagang telah masuk ke salah satu bank yang diajak bekerja sama. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan berharap Maret 2020 ini launching e-retribusi di Pasar Kediri terlaksana.
Kepala Dinas Perindag Tabanan I Gusti Nyoman Arya Wardana didampingi Kabid Perdagangan Ni Wayan Primayani, menyatakan data pedagang telah masuk ke salah satu bank yang diajak bekerjasama. “Mohon waktu agar data kita jadi valid dan supaya tidak tercecer,” ujarnya, Minggu (8/3).
Menurut Arya Wardana, rapat terkait penerapan e-retribusi dengan bank yang diajak bekerjasama sudah berkali-kali sejak 2019. Sebab untuk menjalankan program e-retribusi perlu ketepatan data, kesiapan yang matang agar di kemudian hari tidak merugi. “Sistem penerapannya yang masih disiapkan agar matang. Jadi kita menunggu dari pihak bank,” katanya.
Arya Wardana berharap Maret 2020 ini penerapan e-retribusi di Pasar Kediri bisa dilaunching. “Jadi ini salah satu terobosan untuk mengurangi kebocoran. Dan mudah-mudahan ke depan akan berlanjut ke pasar yang lain,” tegasnya.
Primayani menambahkan, perjanjian kerjasama masih di kantor bank yang diajak bekerjasama. Sehingga tinggal menunggu dari bank saja. Total pedagang di Pasar Kediri sebanyak 600 pedagang, namun yang akan diuji coba dalam penerapan e-retribusi sebanyak 250 pedagang. “Dilakukan bertahap, sampai akhirnya e-retribusi diterapkan kepada semua pedagang,” ucapnya.
Menurut Primayani, Pasar Kediri yang menjadi contoh pertama dalam penerapan e-retribusi karena baru selesai direvitalisasi. Sejumlah kios dan toko ukurannya juga sama, sehingga membuat lebih gampang menghitung. “Jadi manajemen di Pasar Kediri memang sudah bagus,” katanya.
Secara rinci sistem penerapan e-retribusi ini pedagang di Pasar Kediri dibuatkan rekening dan diberikan kartu sejenis ATM berisi barcode. Pihak bank akan bekerjasama dengan agen untuk memungut tabungan pedagang setiap hari untuk mengisi saldo.
Yang melakukan tugas memungut retribusi adalah petugas pasar dengan membawa handphone menscan barcode yang ada di ATM milik pedagang tersebut. Dengan menscan barcode itu secara otomatis sudah terjadi proses debet dan masuk sistem. “Nanti pedagang akan dapat struk, di sana akan kelihatan berapa saldo berapa pemotongan,” beber Primayani.
Dia pun berharap jika tidak ada halangan Maret 2020 ini bisa dilaunching. Sejauh ini selain Pasar Kediri yang datanya lengkap adalah Pasar Pupuan di Kecamatan Pupuan dan Pasar Candikuning di Kecamatan Baturiti.
Mengenai anggaran, Disperindag Tabanan hanya menyiapkan alat penunjang seperti handphone Android, mesin prin out, kertas print, dan kuota internet Rp 100 ribu per bulan. “HP yang diperlukan untuk 1 petugas bisa memungut 100 pedagang,” tandas Primayani. *des
Komentar