Alexandre Plato Dibunuh, Ketua LPM Protes Tim Eliminasi
Seekor anjing dinamai Alexandre Plato milik Ketua LPM Kelurahan Dauhwaru, Jembrana, I Ketut Wik Semara, 49, ditulup hingga mati oleh Tim Gabungan Penanggulangan Rabies Pemprov Bali, Jumat (13/11).
NEGARA, NusaBali
Menyaksikan anjing kesayangannya mati, Wik Semara yang emosi lantas mencari tim eliminasi ke kantor Kelurahan.
Wik menuding Tim Gabungan Penanggulangan Rabies Pemprov Bali yang melakukan eliminasi anjing di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, bertindak arogan. Ia menceritakan, salah seorang petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali mendatangi rumahnya di Lingkungan Menega, Kelurahan Dauhwaru. Kedatangan petugas diterima baik oleh istrinya, Ni Ketut Astiti, 40. Istrinya menduga anjing ras Bali miliknya yang sudah berulang kali divaksin akan divaksin kembali. Namun kenyataannya, petugas yang bersenjatakan tulup mengeksekusi Alexandre Pato.
“Waktu itu saya memang ada di rumah. Istri saya yang teriak-teriak lihat anjingnya mati, makanya langsung saya keluar. Sedangkan petugasnya langsung lari. Yang bikin kesal, kenapa tidak bilang kalau akan dibunuh, karena istri saya mengira akan divaksin lagi,” ungkap Wik Semara. Ketua LPM Dauhwaru ini langsung ke kantor Lurah minta penjelasan biar tuntas. “Jangan sampai arogan begini. Sudah jelas-jelas anjing ada kalungnya, dan sekian kali divaksin, kenapa kok dibunuh juga. Bukan anjing liar ini,” sengit Wik Semara.
Setelah mengadu ke Kantor Lurah Dauhwaru, langsung ditindaklanjuti dengan mediasi di rumah Wik Semara. Dalam mediasi yang dihadiri Lurah, Babinsa, Babinkamtibmas, dan mempertemukan antara Wik Semara bersama istrinya dengan para petugas eliminasi. Wik Semara langsung mengingatkan tim eliminasi untuk bekerja secara profesional.
Tim eliminasi, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga Wik Semara. Sebelum turun melakukan eliminasi ke Jembrana, termasuk ke wilayah Kelurahan Dauhwaru sudah menyampaikan surat pemberitahuan kepada Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan (PPP) Jembrana. Dari Dinas PPP melanjutkan ke pihak aparat Kelurahan setempat. Keluarga Wik Semara menerima permohonan maaf dari tim eliminasi meskipun mengaku sangat menyesali kematian Alexandre Pato.
Lurah Dauhwaru, Ida Bagus Surya Dharma, membenarkan menerima surat dari Dinas PPP Jembrana, terkait pelaksanaan eliminasi tersebut. Suratnya juga sudah ditindaklanjuti dengan menyampaikan kepada para Kaling di wilahyahnya untuk diteruskan melalui seluruh Kelian Tempek yang ada. Saat kejadian, kebetulan Kaling Menega sedang mengikuti pertemuan di Kantor Camat Jembrana.
Mengingat ada kejadian ini, diharapkan juga dari pihak petugas untuk memberikan penjelasan yang mudah diterima di masyarakat. “Jarang yang tahu kalau istilah eliminasi, mungkin dikira vaksinasi. Makanya tadi sempat ditunjukan anjingnya. Intinya kami sama-sama harap jadi pembelajaran,” katanya. Sementara Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas PPP Jembrana, drh I Wayan Widarsa, konfirmasi Jumat kemarin, menilai masalahnya memang hanya miskomunikasi.
Komentar