Polisi Salah Pasang Foto Pelaku Pembunuhan
Tahun ini ada dua anggota polisi terbunuh saat bertugas dan seluruh pelakunya wisatawan asing.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo membenarkan kesalahan foto pembunuh Aipda Wayan Sudarsa yang telah disebar itu. “Itu salah mas. Nanti akan diperbaharui semuanya,” kata Kombes Hadi per telepon, Kamis (18/8) sore. Sayang, Kombes Hadi Purnomo tak bisa dikonfirmasi lagi mengenai upaya yang dilakukan seandainya Thomas Schon melakukan penuntutan. Ponsel Kapolresta dalam keadaan aktif, namun yang bersangkutan tak mengangkat telepon.
Kasus tewasnya Aipda Wayan Sudarsa yang terbunuh saat bertugas mendapat perhatian serius dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Mantan Kapolda Bali ini mengimbau anggota polisi meningkatkan kewaspadaannya saat bertugas sehingga dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. “Ini merupakan fenomena yang harus kita beri perhatian serius, dalam rentang waktu singkat sudah 2 kali terjadi penganiayaan terhadap aparat yang berujung kepada kematian dan kedua pelakunya adalah wisatawan asing,” ungkap Pastika saat mendatangi Ruang Forensik RSUP Sanglah untuk lihat proses otopsi, kemarin.
Gubernur Pastika juga mengimbau aparat kepolisian tidak sendirian saat melakukan penjagaan ataupun patroli. “Saat ini terlalu riskan jika aparat polisi berpakaian seragam lengkap berjaga atau patroli sendirian karena teroris menjadikan polisi sebagai sasaran,” ungkap Pastika. Gubernur Pastika yang meninjau proses otopsi sempat berbincang dengan istri korban, Ni Ketut Arsini. Mantan Kalakar BNN ini berpesan agar keluarga yang ditinggalkan selalu tabah dan merelakan kepergian almarhum.
SELANJUTNYA . . .
Kasus tewasnya Aipda Wayan Sudarsa yang terbunuh saat bertugas mendapat perhatian serius dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Mantan Kapolda Bali ini mengimbau anggota polisi meningkatkan kewaspadaannya saat bertugas sehingga dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. “Ini merupakan fenomena yang harus kita beri perhatian serius, dalam rentang waktu singkat sudah 2 kali terjadi penganiayaan terhadap aparat yang berujung kepada kematian dan kedua pelakunya adalah wisatawan asing,” ungkap Pastika saat mendatangi Ruang Forensik RSUP Sanglah untuk lihat proses otopsi, kemarin.
Gubernur Pastika juga mengimbau aparat kepolisian tidak sendirian saat melakukan penjagaan ataupun patroli. “Saat ini terlalu riskan jika aparat polisi berpakaian seragam lengkap berjaga atau patroli sendirian karena teroris menjadikan polisi sebagai sasaran,” ungkap Pastika. Gubernur Pastika yang meninjau proses otopsi sempat berbincang dengan istri korban, Ni Ketut Arsini. Mantan Kalakar BNN ini berpesan agar keluarga yang ditinggalkan selalu tabah dan merelakan kepergian almarhum.
SELANJUTNYA . . .
Komentar