Danil Yudha Kabur, Petinggi Golkar Bali Diminta Introspeksi
Sebagian kader Beringin terkejut sekaligus prihatin atas kaburnya politisi militan I Gusti Agung Danil Yunandha Yudha ke Partai NasDem.
Perihal pindahnya Danil Yudha ke Partai NasDem sebelumnya diumumkan langsung oleh Ketua DPW NasDem Bali, IB Oka Gunastawa, di Denpasar, Kamis (18/8) malam. Selain Danil Yudha, Wayan Sukaja yang baru terpental dari pencalonan Ketua DPD II Golkar Tabanan melalui Musda yang penuh gonjang-ganjing, juga digaet NasDem.
Danil Yudha diberi jabatan sebagai Wakil Ketua Bidang Pemilihan Umum DPW NasDem Bali. Sedangkan Wayan Sukaja---politisi kawakan asal Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Tabanan yang mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 dan sekaligus Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---direkrut jadi Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPW NasDem Bali.
Dalam acara penyerahan SK DPP NasDem tentang Susunan Perubahan Pengurus DPW NasDem Bali di Jalan Hayam Wuruk Denpasar, Kamis malam, Oka Gunastawa sempat membeber detail siapa Danil Yudha di hadapan para kader NasDem.
“Kita tidak mengerti ada satu partai politik yang tak menghargai tokoh selevel Gung Danil Yudha. Beliau adalah cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Jadi, kita ajak beliau bergabung. Usia beliau sangat muda dan karier politik begitu panjang,” ujar Oka Gunastawa yang juga mantan Ketua Litbang DPD I Golkar Bali 2005-2010 era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan.
Sementara itu, DPD I Golkar Bali melepas begitu saja kepergian Danil Yudha dan juga Sukaja ke Partai NasDem. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan hak Danil Yudha untuk cabut dari Beringin. “Kalau sudah cabut, itu hak yang bersangkutan. Kalau sudah cabut, ya hak politik beliau. Kita tidak bisa melarang. Kalau saya sih inginnya supaya kita bisa membangun Golkar bersama-sama,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat sore.
Wijaya menegaskan, pasca Gung Danil menyatakan mundur dari kepengurusan Golkar, komunikasi sebenarnya tetap terjalin. Hanya saja, rencana kitim utusan ke Puri Carangsari belum sempat dilakukan. “Komunikasi kita belum bisa nyambung, karena banyak agenda kemarin. Tapi, kalau sudah keputusan Gung Danil, ya kami tidak bisa cegah,” dalih mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini.
Wijaya sendiri mengaku sempat terkejut dengan gabungnya Danil Yudha dan Sukaja ke NasDem. Menurut Wijaya, pihaknya sempat ada komunikasi dengan Sukaja supaya mantan politisi PDIP dan Hanura yang baru gabung ke Golkar beberapa bulan, tetap bertahan di Beringin. “Tetapi, Sukaja justru memilih ke NasDem. Ini juga tidak bisa kami cegah. Sekali lagi, karena itu hak seseorang untuk memilih jalur politik yang dikehendaki,” kilah Wijaya. * nat
Danil Yudha diberi jabatan sebagai Wakil Ketua Bidang Pemilihan Umum DPW NasDem Bali. Sedangkan Wayan Sukaja---politisi kawakan asal Desa Marga Dajan Puri, Kecamatan Marga, Tabanan yang mantan Sekretaris DPC PDIP Tabanan 2005-2010 dan sekaligus Ketua DPRD Tabanan 2004-2009---direkrut jadi Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan DPW NasDem Bali.
Dalam acara penyerahan SK DPP NasDem tentang Susunan Perubahan Pengurus DPW NasDem Bali di Jalan Hayam Wuruk Denpasar, Kamis malam, Oka Gunastawa sempat membeber detail siapa Danil Yudha di hadapan para kader NasDem.
“Kita tidak mengerti ada satu partai politik yang tak menghargai tokoh selevel Gung Danil Yudha. Beliau adalah cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai. Jadi, kita ajak beliau bergabung. Usia beliau sangat muda dan karier politik begitu panjang,” ujar Oka Gunastawa yang juga mantan Ketua Litbang DPD I Golkar Bali 2005-2010 era kepemimpinan Tjokorda Gede Budi Suryawan.
Sementara itu, DPD I Golkar Bali melepas begitu saja kepergian Danil Yudha dan juga Sukaja ke Partai NasDem. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan hak Danil Yudha untuk cabut dari Beringin. “Kalau sudah cabut, itu hak yang bersangkutan. Kalau sudah cabut, ya hak politik beliau. Kita tidak bisa melarang. Kalau saya sih inginnya supaya kita bisa membangun Golkar bersama-sama,” ujar Wijaya saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat sore.
Wijaya menegaskan, pasca Gung Danil menyatakan mundur dari kepengurusan Golkar, komunikasi sebenarnya tetap terjalin. Hanya saja, rencana kitim utusan ke Puri Carangsari belum sempat dilakukan. “Komunikasi kita belum bisa nyambung, karena banyak agenda kemarin. Tapi, kalau sudah keputusan Gung Danil, ya kami tidak bisa cegah,” dalih mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan 2005-2010 ini.
Wijaya sendiri mengaku sempat terkejut dengan gabungnya Danil Yudha dan Sukaja ke NasDem. Menurut Wijaya, pihaknya sempat ada komunikasi dengan Sukaja supaya mantan politisi PDIP dan Hanura yang baru gabung ke Golkar beberapa bulan, tetap bertahan di Beringin. “Tetapi, Sukaja justru memilih ke NasDem. Ini juga tidak bisa kami cegah. Sekali lagi, karena itu hak seseorang untuk memilih jalur politik yang dikehendaki,” kilah Wijaya. * nat
1
2
Komentar