Bupati Rencanakan Klinik Konseling

Seperti awal tahun 2020, selama tiga bulan terakhir, ada tiga kasus bunuh diri. Selain itu, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali rata-rata didatangi seorang warga Gianyar karena status ODGJ (orang dalam gangguan jiwa).

Menyikapi kondisi itu, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra didampingi Wakil Bupati AA Gde Mayun, Kamis (12/3), di ruang kerjanya, berencana

membangun klinik konseling. Tujuannya untuk memberikan konsultasi kepada warga yang mengalami depresi dan terancam mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Klinik ini juga melayani konsultasi oleh warga depresi atau pernah berstatus ODGJ. Alasan bunuh diri biasanya karena hal sepele. Antara lain, anak bunuh diri karena tidak dibelikan handphone, sakit lama tidak sembuh dan depresi.   "Minimal, kalau ada warga kena depresi, bisa konseling hingga tak sampai berniat bunuh diri," jelasnya.

Bupati Mahayastra juga mengatensi serius banyaknya warga Gianyar berstatus ODGJ. Dia mengakui warga Gianyar terbanyak dirawat ke RSJ Bali di Bangli. ‘’ODGJ di Gianyar kebanyakan karena keturunan. Harus diatasi sejak dini," imbuh Mahayastra.

Untuk diketahui, Pemkab Gianyar saat kepemimpinan Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace – Wabup Dewa Made Sutanaya (2008-2014) telah menyikapi maraknya kasus bunuh diri di Gianyar dengan membentuk klinik konseling di RSUD Sanjiwani.

Data NusaBali, kasus bunuh diri terakhir yakni Senin (13/1), korban Ni Ketut Erna Sukmawati,31. Korban gantung diri di kamar mandi, Banjar Pengambangan, Desa Batubulan, Sukawati, motifnya karena asmara.

Selanjutnya, di Banjar Kutuh Kaja, Desa Petulu, Kecamatan Ubud, korban I Made Sukadana, diduga depresi. Dia gantung diri di rumahnya, Jumat (7/2). Ketiga, karena menderita sakit paru-paru tidak kunjung sembuh, I Made Budiarsa, warga Banjar Dukuh, Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, gantung diri, Minggu (8/3). *nvi