Atraksi Kolosal Okokan Buka Festival Tanah Lot
TABANAN, NusaBali
Event tahunan Tanah Lot Art and Food Festival III 2020 dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Jumat (13/3) sore pukul 17.00 Wita.
Acara pembukaan dimeriahkan atraksi kolosal kesenian sakral Okokan yang melibatkan 950 penari dan penabuh, di areal Pura Luhur Tanah Lot, Desa Adat Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan. Pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival III yang digelar selama tiga hari, 13-15 Maret 2020, kemarin sore dihadiri pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) I Gusti Ayu Bintang Darmavati Puspayoga, anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali I Made Urip, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, dan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Pantuan NusaBali, rangkaian acara kemarin sore dimulai dengan pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival III 2020 oleh Wagub Cok Ace, ditandai dengan membunyikan okokan. Habis itu, dilanjut dengan atraksi kesenian sakral Okokan yang melibatkan 950 penari dan penabuh dari 7 benas adat di Desa Adat Kediri, Kecamatan Kediri, Tabanan.
Sesuai namanya, penari dalam atraksi kolosal Okokan di Tanah Lot kemarin sore mengenakan okokan, yakni keroncong (kalung dari kayu) yang biasanya digantungkan di leher sapi sebagai kebanggaan. Saat digoyangkan beramai-ramai oleh penari pria yang mengenakan kain dan kampuh poleng, tanpa busana atasan, okokan mengeluarkan suara yang keras dan bergemuruh.
Yang membuat okokan punya daya magis adalah hiasan tapel atau lukisan dengan wajah Boma. Boma merupakan ciri khas Okokan di Desa Adat Kediri, yang memiliki makna keangkaramurkaan atau kemarahan. Itu sebabnya, tradisi ritual Okokan dipercaya mampu menetralisasi sifat-sifat negatif. Atraksi kolosal Okokan yang ber-langsung selama 10 menit, Jumat sore, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang menghadiri pembukaan Tanah Lot Art and Food Festival III 2020.
Bupati Tabanan, Putu Eka Wiryastuti, mengatakan festival ini digelar sebagai bagian dukungan Pemkab Tabanan kepada Pemprov Bali untuk menyampaikan kepada dunia bahwa Bali aman untuk untuk dikunjungi. Selain itu, festival ini juga untuk menghilangkan energi negatif, di mana gumi Bali kini sedang diguncang oleh merebaknya virus Corona.
"Mudah-mudahan dengan digelarnya atraksi kolosal kesenian sakral Okokan ini, dapat menghilangkan energi negatif dan mendatangkan energi positif," ujar Bupati Eka Wiryastuti.
Selain itu, kata Eka Wiryastuti, Tanah Lot Art and Food Festival III 2020 ini juga digelar untuk mengenalkan kuliner Bali khas Tabanan. Kuliner yang disuguhkan di sini, antara lain, pepesan telengis, jukut roroban, jaja leburan, dan klepon. Para wisatawan dan pengunjung lokal dapat menikmati kuliner legendaris Tabanan yang mulai ditinggalkan generasi muda tersebut.
Sementara itu, Wagub Cok Ace mengapresiasi langkah Pemkab Tabanan menggelar Tanah Lot Art and Food Festival III 2020 di tengah suasana Bali saat ini yang dirundung masalah wabah virus Corona, hingga mempengaruhi pariwisata. "Sebenarnya, Bali saat ini sangat aman untuk dikunjungi. Tapi, karena ada pemberitan dari luar, menyebababkan masyarakat khawatir," jelas Cok Ace.
Cok Ace juga sependapat festival ini digelar bukan semata-mata ditujukan kepada pariwisata, tetapi juga ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena Ida meraga Rwa Bhineda. "Sekali lagi saya sependapat festival digelar dengan tema Nangkluk Merana, karena hidup adalah yadnya. Tiada hari tanpa adanya yadnya untuk memohon keselamatan dan kerahayuan," tandas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini. *des
Komentar