Mural Angsa Raksasa Hiasi Sekolah Kapal Pesiar di Ubud
Dilukis di atas dinding gedung seluas 650 meter persegi.
GIANYAR, NusaBali
Mural biasanya dilukis di atas dinding tembok. Tetapi hal berbeda dijumpai di Ubud, Gianyar. Bangunan menyerupai kapal pesiar yang merupakan gedung sekolah pariwisata Indiana Hospitality Management School menjadi media objek lukisan mural angsa raksasa.
"Konsep awalnya kami adopsi dari kapal pesiar Norwegian Cruise Line dengan sedikit modifikasi di bagian lukisan. Tema lukisan yakni hamsa wiwekajnana yang artinya angsa yang bijaksana," papar sang desainer mural, Putu Windu Sucipta, Rabu (11/3/2020) saat ditemui NusaBali.
Angsa melambangkan kekuatan di tiga dunia (bhur bhuah swah). Sebab hewan yang merupakan kendaraan Dewi Saraswati atau dewi pengetahuan dalam kepercayaan Hindu ini bisa hidup di ketiga unsur alam yakni di air, darat, dan udara. "Ilmu pengetahuan menguasai ketiga alam tersebut," sambung Sucipta.
Selain itu ketika angsa berada di air yang keruh tetap mampu membedakan. Artinya angsa melambangkan kebijaksanaan yang mampu mebedakan mana hal baik dan mana hal buruk. "Harapan kami dengan filosofi tersebut ketika anak didik telah menyelesaikan pendidikannya mampu memilah dan memilih jalan terbaik yang harusnya mereka ambil," kata I Nyoman Diana, sang direktur sekolah.
Mural tersebut dilukis oleh delapan seniman di atas dinding gedung seluas 650 meter persegi. Delapan seniman tersebut merupakan kolaborasi Enyo Studio, Triple Eight Gallery, dan Brutalll Mark. Mulai dikerjakan sejak tiga minggu lalu, mural ini sudah menghabiskan 40 kaleng cat semprot dan 50 liter cat akrilik dengan anggaran sekitar 60 juta.
Ia menuturkan salah satu kendala selama pengerjaan mural adalah medan yang terhitung tinggi. "Kami mesti naik turun scaffolding. Apalagi di bagian dinding yang berdempetan dengan kolam renang sedalam tiga meter yang butuh scaffolding tambahan," ungkapnya.
Bagian lobi di dalam gedung juga dihiasi dengan mural di tiga lantainya. "Ada lukisan landmark Asia di lanta dua, lukisan landmark Eropa di lantai tiga, dan lukisan landmark Amerika di lantai empat. Lukisan-lukisan ini diharapkan ikut memotivasi siswa nanti," ucap Sucipta.
Warna-warna mencolok sengaja dipilih untuk mengundang perhatian dari masyarakat. "Bahwa di sini ada loh sekolah yang benar-benar representatif untuk kapal pesiar dengan fasilitas dan infrastruktur yang hampir sama dengan aslinya," tambahnya.
Diana mengimbuhkan animo masyarakat Bali untuk bekerja di sektor pariwisata, terutama kapal pesiar sangat tinggi. Karena itulah ia mendirikan sekolah ini. "Bali memang identik dengan pariwisata. Animo masyarakat Bali untuk bekerja di sektor ini, terutama kapal pesiar terus meningkat," ujarnya.
Ia sengaja membangun gedung dengan bentuk layaknya kapal agar siswa dapat merasakan sensasi berada di kapal pesiar yang sesungguhnya. "Setidaknya siswa nanti mempunyai bayangan di awal kapal pesiar itu seperti ini," sambungnya.
Pembangunan gedung dimulai sejak Agustus 2018 direncanakan selesai dan mulai digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada Juni tahun ini. "Secara fisik memang sudah selesai. Tinggal mengisi beberapa perlengkapan untuk penunjang kegiatan," kata Diana.
Gedung berkapasitas hingga 800 orang ini didirikan di atas lahan seluas 30 are dan dilengkapi dengan 20 ruang kelas, 14 kamar, 4 resto, 1 bar, serta 1 kolam renang untuk pelatihan BST. "Di bagian atas juga kami set open deck sebagaimana di kapal pesiar," sambungnya. Sejumlah fasilitas tersebut rencananya juga akan dibuka untuk umum.*cr75
Komentar