ABK Tak Rayakan Nyepi
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 18 kapal dari 37 kapal yang dioperasikan akan lego jangkar di Teluk Lebuhan Amuk, Banjar Labuhan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, saat Nyepi, Buda Kliwon Pahang, Rabu (25/3).
Para ABK (anak buah kapal) dan nakhoda kapal itu tidak merayakan Nyepi. Malamnya tetap menyalakan lampu seperti biasa, bahkan sambil melakukan perbaikan ringan di dalam kapal. Koordinator Satuan Pelayanan Padangbai Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Bali dan NTB, I Nyoman Agus Sugiarta, mengatakan 18 kapal itu ada di laut lepas, terbebas dari segala peraturan yang berlaku di darat. "Kapal itu di laut, bukan di darat, sehingga tidak berlaku segala ketentuan di darat, termasuk perayaan Nyepi. Jadi ABK dan nakhoda kapal tidak merayakan Nyepi," jelas Nyoman Agus Sugiarta, Jumat (13/3). Itu berarti saat malam hari, di seluruh kapal yang lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk tetap menyalakan lampu dan menghidupkan mesin, sambil melakukan perbaikan-perbaikan ringan. Hanya saja saat melakukan perbaikan tidak sampai mengeluarkan suara bising agar tidak mengusik aktivitas di darat.
Dikatakan, sebenarnya ada 40 kapal yang dioperasikan di Selat Lombok melayani penumpang dari Pelabuhan Padangbai menuju Pelabuhan Lembar. Hanya saja, 3 kapal masuk dok yakni KMP Nusa Penida, KMP Gerbang Samudra III, dan KMP Munik VII. Dari 37 kapal itu, sebagian lego jangkar di Pelabuhan Lembar dan sebagian lego jangkar di Teluk Labuan Amuk sehingga sekitar 18 kapal yang nantinya lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk selama 24 jam.
Alasannya, agar lebih cepat nantinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, mulai ngembak Nyepi, Kamis (26/3). Sebab jika semua kapal lego jangkar di Pelabuhan Lembar maka terlambat angkut penumpang usai Nyepi. "Makanya sebagian kapal lego jangkar di Teluk Labuhan Amuk dan kru kapal tidak merayakan Nyepi," tambahnya.
Kapal-kapal yang lego jangkar di teluk Labuhan Amuk berjejer di perairan Objek Wisata Candidasa mulai dari Teluk Labuhan Amuk, Banjar Merita, Desa Sengkidu hingga Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem. “Lego jangkar itu tergantung nakhoda, di mana dirasakan enak lego jangkar di situ dilakukan," ungkap Nyoman Agus Sugiarta. Dia mengaku sempat dikomplain pemilik hotel karena lego jangkar dekat hotel. "Apanya yang bermasalah, saya ini lego jangkar di laut lepas, tidak bisa diatur dengan peraturan di darat," tegasnya. *k16
1
Komentar