17 SMP Siap Gelar UNBK di Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 17 SMP dan sederajat siap melaksanakan UNBK (ujian nasional berbasis komputer) pada 20-22 April sesuai Surat Resmi BNSP Nomor 01101/SDAR/BNSP/IX/2019.
Dari 17 SMP dan sederajat, hanya 6 sekolah yang telah mampu menggelar UNBK mandiri, setelah memiliki komputer yang mencukupi sesuai kebutuhan siswa. Dari 17 SMP dan sederajat melibatkan 3.149 siswa. Kadisdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika didampingi Sekdis I Wayan Sarya memaparkan hal itu di ruang kerjanya Kantor Disdikpora Jalan Veteran Amlapura, belum lama ini.
Sebelum puncak UNBK katanya, diawali dengan menggelar simulasi sebanyak dua kali agar siswa lebih cepat mampu menyesuaikan. Juga agar siswa memahami ketentuan yang mesti ditaati, salah satunya dilarang membawa HP. Sebab, seluruh siswa datanya telah masuk sistem, melalui dapodik (data pokok pendidikan), dan setiap siswa nantinya dapat paket soal, setiap soal berisi barcode.
Jika ada siswa membawa HP lalu memotret soal, maka langsung bisa terekam di server pusat, dan otomatis siswa bersangkutan ketahuan memotret soal, tidak lagi bisa melanjutkan mengerjakan soal, dan dari mata pelajaran tersebut, yang bersangkutan dinyatakan dapat nilai nol.
“Makanya tata tertib mesti dipahami dan ditaati siswa, saya telah sosialisasikan hal itu di hadapan kepala sekolah, dan kepala sekolah hendaknya meneruskan ke siswa,” jelas I Gusti Ngurah Kartika.
Disebutkan dari 17 SMP dan sederajat itu, sebanyak 11 sekolah yang pinjam komputer di SMA Negeri dan SMK Negeri terdekat. Sedangkan 6 sekolah lainnya menggelar UNBK secara mandiri, karena telah memiliki komputer sesuai kebutuhan siswa.
Keenam sekolah itu, yakni SMPN 2 Manggis, SMPN 2 Abang, SMP Dharma Kirti Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, MTs Negeri Karangasem, MTs At Taqwiim, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem dan MTs Maarif, Desa/Kecamatan Bebandem.
Untuk UNBK susulan 27-28 April. Sedangkan UNKP diikuti 34 sekolah sebanyak 3.925 siswa, jadwal ujiannya 15-16 April. Di bagian lain Kasek SMPN 2 Amlapura, I Wayan Gede Suastika, mengakui belum juga bisa melaksanakan UNBK. Padahal sekolah yang dipimpinnya merupakan SMP Negeri rujukan, dan satu-satunya SMP Negeri rujukan di Bali, tanpa UNBK. “Bagaimana saya bisa UNBK, karena tidak memiliki cukup komputer dan diikuti 344 siswa,” kata I Wayan Gede Suastika. *k16
1
Komentar