Ruang Dekontaminasi RS Pratama Giri Emas Dikebut
Ruangan harus sudah siap digunakan selambat-lambatnya pada Kamis (19/3).
SINGARAJA, NusaBali
Di tengah keresahan warga, Pemkab Buleleng juga tengah menggenjot penyiapan RS Pratama Giri Emas, Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan Buleleng sebagai rumah sakit fokus penanganan pasien dicurigai Corona. Sejumlah alat kelengkapan yang diperlukan seperti ventilator, monitor pasien dan exhaust termasuk ruang dekontaminasi sedang disiapkan.
Bahkan rencananya akan dilakukan pembongkaran minimal 4 ruangan khusus untuk penyediaan ruang dekontaminasi. Satu ruang di areal Instalasi Gawat Darurat, dan tiga ruang dekontaminasi di areal rawat inap. Seluruh penyiapan sarana prasarana RS Pratama dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Penyiapan ruang dekontaminasi disebut Wakil Bupati Nyoman Sutjidra sangat penting dalam penanganan Corona, khususnya untuk keselamatan petugas medis sendiri. Petugas medis yang bertugas merawat pasien yang dicurigai Corona, tidak diperbolehkan bersentuhan langsung dengan orang lain sebelum didekontaminasi di ruangan khusus. “Ruangan ini sangat penting. Kalau petugas medis lepas tugas kalau mau keluar rumah sakit harus dekontaminasi dulu,” jelas dia.
Sembari menunggu ruangan dan sarana prasarana lengkap, tim medis yang akan ditugaskan di RS Pratama juga sudah dibentuk. Tim penanganan akan dipimpin langsung Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng, dr Putu Sudarasa, SpOG yang juga akan dibantu 12 orang perawat, dokter umumd an dokter spesialis paru-paru di RSUD Buleleng bergabung dengan petugas medis RS Pratama Giri Emas.
Sementara itu Alat Pelindung Diri (APD) yang jumlahnya sangat terbatas kini berangsur bertambah. Saat ini tersedia 50 set pakaian hazmat. Pemkab Buleleng kembali akan membeli 900 set pakaian hazmat yang akan disiapkan di RS Pratama Giri Emas. Wabup Sutjidra juga menegaskan masyarakat di sekitar RS Pratama Giri Emas tidak usah khawatir terlebih keberatan jika penanganan kasus pasien dicurigai Corona dipindahkan ke Desa Giri Emas.
RS Pratama Giri Emas disebutnya dipilih karena cukup terisolasi dari warga sekitar jauh dari permukiman. Areal RS Pratama yang dikelilingi pekuburan di sisi timur, selatan dan barat cukup dinilai terisolir. Sedangkan di sisi selatan sudah dibatasi oleh jalan raya. “Mestinya sih masyarakat tidak menolak. Sebab nanti masyarakat yang tidak sakit itu tidak boleh masuk. Infeksi virus Corona ini harus ada kontak dengan penderita,” tegas Wabup Sutjidra.*k23
Bahkan rencananya akan dilakukan pembongkaran minimal 4 ruangan khusus untuk penyediaan ruang dekontaminasi. Satu ruang di areal Instalasi Gawat Darurat, dan tiga ruang dekontaminasi di areal rawat inap. Seluruh penyiapan sarana prasarana RS Pratama dibantu oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR).
Penyiapan ruang dekontaminasi disebut Wakil Bupati Nyoman Sutjidra sangat penting dalam penanganan Corona, khususnya untuk keselamatan petugas medis sendiri. Petugas medis yang bertugas merawat pasien yang dicurigai Corona, tidak diperbolehkan bersentuhan langsung dengan orang lain sebelum didekontaminasi di ruangan khusus. “Ruangan ini sangat penting. Kalau petugas medis lepas tugas kalau mau keluar rumah sakit harus dekontaminasi dulu,” jelas dia.
Sembari menunggu ruangan dan sarana prasarana lengkap, tim medis yang akan ditugaskan di RS Pratama juga sudah dibentuk. Tim penanganan akan dipimpin langsung Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Buleleng, dr Putu Sudarasa, SpOG yang juga akan dibantu 12 orang perawat, dokter umumd an dokter spesialis paru-paru di RSUD Buleleng bergabung dengan petugas medis RS Pratama Giri Emas.
Sementara itu Alat Pelindung Diri (APD) yang jumlahnya sangat terbatas kini berangsur bertambah. Saat ini tersedia 50 set pakaian hazmat. Pemkab Buleleng kembali akan membeli 900 set pakaian hazmat yang akan disiapkan di RS Pratama Giri Emas. Wabup Sutjidra juga menegaskan masyarakat di sekitar RS Pratama Giri Emas tidak usah khawatir terlebih keberatan jika penanganan kasus pasien dicurigai Corona dipindahkan ke Desa Giri Emas.
RS Pratama Giri Emas disebutnya dipilih karena cukup terisolasi dari warga sekitar jauh dari permukiman. Areal RS Pratama yang dikelilingi pekuburan di sisi timur, selatan dan barat cukup dinilai terisolir. Sedangkan di sisi selatan sudah dibatasi oleh jalan raya. “Mestinya sih masyarakat tidak menolak. Sebab nanti masyarakat yang tidak sakit itu tidak boleh masuk. Infeksi virus Corona ini harus ada kontak dengan penderita,” tegas Wabup Sutjidra.*k23
Komentar