Festival Kintamani Dimeriahkan Pawai Budaya
Untuk meningkatkan kunjungan pelancong di destinasi objek wisata di Kintamani, Pemkab Bangli menggelar Festival Kintamani, Jumat (13/11) pagi.
Kisah ‘Kang Ching Wie’ Jadi Icon
BANGLI, NusaBali
Festival yang mengangkat tema ‘Menggali Keragaman Budaya (Culture Diversity) dan Keragaman Hayati (Bio Diversity) untuk keberlangsungan Batur Global Geopark’ itu dimeriahkan dengan aneka pawai pertunjukan budaya lokal. Dimana, salah satu pementasan yang menjadi ikon, dalam acara tersebut yakni tarian ‘Kang Ching Wie’.
Festival yang dipusatkan di Museum Gunung Api Batur, Jumat (13/11), sekitar pukul 10.00-13.00 Wita, dibuka langsung oleh Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI, Sri Rahayu, serta didampingi Penjabat Bupati Bangli, Dewa Gede Mahendra Putra, seluruh SKPD, serta ratusan masyarakat setempat. Dalam acara yang berlangsung hingga Minggu (15/11) nanti, ditampilkan aneka pawai pertunjukan dan pameran dari hasil bumi yang terdapat di Kintamani.
Menariknya, sejumlah seniman tari, nampak dengan kebolehannya memerankan kisah ‘Kang Ching Wie’. Bahkan, mulai dari tarian sambutan, hingga festival berlangsung didominasi oleh tarian kreasi yang mengisahkan keberadaan kerajaan Balingkang itu. Dalam tarian tersebut, dikisahkan di kerajaan Balingkang yang saat itu dipimpin oleh Raja Jaya Pangus, dengan permaisurinya putri dari Negeri China, yakni Kang Ching Wie. Meskipun mereka adalah pasangan yang serasi, namun tak kunjung dikarunia keturunan. Hingga akhirnya Jaya Pangus berkeinginan melakukan tapa brata untuk memohon keturunan, namun setelah tiba di Desa Batur. Sang raja bertemu dan jatuh cinta dengan Dewi Danu.
Namun, disaat mereka memadu kasih datanglah Kang Ching Wie. Sehingga terjadi perselisihan, hingga akhrinya Dewi Batur turun dan mengutuk Jaya Pangus dan Kang Ching Wie menjadi arca Barong Landung. Sehingga kisah tersebut sangat sarat dengan keberadaan Geopark Batur tersebut.
Penjabat Bupati Bangli, Dewa Gede Mahendra Putra, menyampaikan kalau kegitan Festival Kintamani ini, merupakan kelanjutan dari Festival Danau Batur yang pada tahun sebelumnya sudah berjalan dengan sukses. “Kita berharap melalui kegiatan ini, mampu mengembalikan citra baik pariwisata Kintamani, disamping juga merupakan ajang untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Bangli, khususnya destinasi yang ada di Kintamani dengan Geopark Batur sebagai tujuan wisata unggulan,” ujarnya.
Untuk itu, diharapkan pada seluruh stake holder pariwisata dalam hal ini, Asita Bali, HPI, PHRI serta semua pihak yang bergerak di bidang pariwisata untuk ikut membantu memajukan wisata di Bangli, dengan mendatangkan wisatawan. “Mari kita saling bahu-membahu agar pariwisata di Bangli lebih bangkit lagi,” harapnya.
Bupati Gede Mahendra juga menyinggung, tentang pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), di era globalisasi dan persaingan yang begitu ketat. Terlebih kualitas SDM sangat menentukan dalam memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) di tahun 2015 ini. “Maka, kita harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan produk unggulan seperti yang kita pajang pada UKM dan Industri kali ini,” terangnya, seraya mengatakan Festival Kintamani ini, juga menampilkan pawai budaya yang ada di kawasan Kintamani dan salah satu ikonnya, adalah tarian Kang Ching Wie.
Sedangkan, Staf Ahli Kementrian Pariwisata RI, Sri Rahayu, menyampaikan kalau berdasarkan data yang ada, antara tahun 2013-2014 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke Bangli. Meskipun belum cukup besar, yakni sebesar 4 persen. Pada tahun 2013 total kunjungannya mencapai 613.637, sedangkan pada tahun 2014 sebesar 647.607. “Mudah-mudahan dengan adanya Festival Kintamani ini, diharapkan dapat memperkenalkan destinasi alam Kintamani, sehingga ada peningkatan kunjungan,” harapnya. Dia mengimbau dalam hal ini, pemerintah daerah juga harus tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Sementara di hari yang sama, Disbudpar Bangli, juga menggelar deklarasi Forum Tata Kelola Priwisata Batur Global Geopark (FTKP BG2), yang diketuai langsung oleh Sekkab Bangli, Ida Bagus Giri Putra dan di dalam kepengurusan juga tergabung, 15 Desa yang berada di kawasan Geopark Batur tersebut. Hal itu mencari solusi untuk mengembangan dan melestarikan warisan tersebut.
Komentar