Bursa Caketum PHDI Pusat Mengerucut
Setelah menghasilkan 51 calon Ketua Umum Parisadha Hindu Dharma (Caketum PHDI) Pusat lewat survei, Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia mulai mengkrucutkan nama-nama tersebut.
Ada 15 orang, akan dipublikasikan September mendatang
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua Peradah Indonesia D. Sures Kumar, pengkrucutan dilakukan agar mendapatkan sosok Caketum yang mumpuni dan mampu mengayomi umat Hindu di seluruh nusantara. "Usai mempublikasikan 51 Caketum PHDI Pusat dari hasil survei, kami kemudian mengkrucutkan nama-nama tersebut," ujar Sures kepada NusaBali di Senayan, Senin (22/8).
Pengkrucutan mereka lakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Antara lain, Caketum bukan berasal dari politisi, tidak merangkap pekerjaan alias tidak bekerja di tempat lain agar fokus mengurus majelis dan memberi pelayanan kepada umat. Lalu bersedia menjadi Caketum sehingga ia maju tidak karena terpaksa dan dipaksa. Kemudian usianya lebih dari 50 tahun.
Adanya kriteria yang telah mereka tetapkan, otomatis sejumlah nama gugur seperti dua Senator asal dapil Bali Gede Pasek Suardika dan Arya Wedakarna yang masuk survei Peradah. Kemudian Ngurah Wiguna juga, lantaran dia masih bekerja di tempat lain.
Selanjutnya tim Peradah menghubungi Caketum yang tersisa. Hasilnya, kata Sures, ada yang bersedia dan tidak bersedia maju sebagai Caketum PHDI Pusat dalam Mahasabha pada 21-23 Oktober mendatang di Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya yang tidak bersedia adalah, mantan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Ida Bagus Yudha Triguna.
Saat pengumuman hasil survei pada 24 Juli lalu di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (24/8), Yudha Triguna juga hadir. Kala itu, ia menegaskan tidak akan maju menjadi Caketum PHDI Pusat karena ingin konsentrasi menjadi dosen. Dia mempersilakan kepada seniornya untuk mencalonkan diri.
"Kami juga telah menghubungi profesor Yudha Triguna kembali. Beliau tidak bersedia dicalonkan lantaran ingin fokus sebagai profesional. Namun, beliau bersedia membantu jika diminta," imbuh Sures. Pernyataan Yudha Triguna membuat jumlah Caketum berkurang. Tim Peradah pun menghubungi calon-calon lain. Hasilnya ada yang bersedia menjadi Caketum PHDI Pusat.
"Dari hasil pengkrucutan kami, ada 15 orang. Ke 15 nama itu akan kami publikasikan pada September mendatang sekaligus mengadakan dialog dengan menghadirkan mereka," kata Sures. Ke15 orang tersebut antara lain mantan KSAU Ida Bagus Putu Dunia, mantan Sekjen PHDI Pusat Nengah Dana, mantan Ketua Suka Duka Hindu Darma Jakarta Erlangga Mantik, purnawirawan Putra Astaman, KS Arsana dan Ketut Parwata.
Sures berharap, nantinya sosok yang menjadi Ketua PHDI Pusat adalah orang yang bisa mengayomi, low profile, tidak rangkap jabatan dan lebih aktif lagi dalam menangani masalah-masalah yang ada terutama soal tempat ibadah. Kepemimpinan Ketua PHDI Pusat saat ini, kata Sures, tidak terlalu aktif. Ketika ada permasalahan mengenai tempat ibadah pun kerap melempar kepada kaum muda. Padahal itu salah satu kewenangan dari PHDI. k22
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua Peradah Indonesia D. Sures Kumar, pengkrucutan dilakukan agar mendapatkan sosok Caketum yang mumpuni dan mampu mengayomi umat Hindu di seluruh nusantara. "Usai mempublikasikan 51 Caketum PHDI Pusat dari hasil survei, kami kemudian mengkrucutkan nama-nama tersebut," ujar Sures kepada NusaBali di Senayan, Senin (22/8).
Pengkrucutan mereka lakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Antara lain, Caketum bukan berasal dari politisi, tidak merangkap pekerjaan alias tidak bekerja di tempat lain agar fokus mengurus majelis dan memberi pelayanan kepada umat. Lalu bersedia menjadi Caketum sehingga ia maju tidak karena terpaksa dan dipaksa. Kemudian usianya lebih dari 50 tahun.
Adanya kriteria yang telah mereka tetapkan, otomatis sejumlah nama gugur seperti dua Senator asal dapil Bali Gede Pasek Suardika dan Arya Wedakarna yang masuk survei Peradah. Kemudian Ngurah Wiguna juga, lantaran dia masih bekerja di tempat lain.
Selanjutnya tim Peradah menghubungi Caketum yang tersisa. Hasilnya, kata Sures, ada yang bersedia dan tidak bersedia maju sebagai Caketum PHDI Pusat dalam Mahasabha pada 21-23 Oktober mendatang di Surabaya, Jawa Timur. Salah satunya yang tidak bersedia adalah, mantan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Ida Bagus Yudha Triguna.
Saat pengumuman hasil survei pada 24 Juli lalu di Gedung Dharma Sevanam, Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (24/8), Yudha Triguna juga hadir. Kala itu, ia menegaskan tidak akan maju menjadi Caketum PHDI Pusat karena ingin konsentrasi menjadi dosen. Dia mempersilakan kepada seniornya untuk mencalonkan diri.
"Kami juga telah menghubungi profesor Yudha Triguna kembali. Beliau tidak bersedia dicalonkan lantaran ingin fokus sebagai profesional. Namun, beliau bersedia membantu jika diminta," imbuh Sures. Pernyataan Yudha Triguna membuat jumlah Caketum berkurang. Tim Peradah pun menghubungi calon-calon lain. Hasilnya ada yang bersedia menjadi Caketum PHDI Pusat.
"Dari hasil pengkrucutan kami, ada 15 orang. Ke 15 nama itu akan kami publikasikan pada September mendatang sekaligus mengadakan dialog dengan menghadirkan mereka," kata Sures. Ke15 orang tersebut antara lain mantan KSAU Ida Bagus Putu Dunia, mantan Sekjen PHDI Pusat Nengah Dana, mantan Ketua Suka Duka Hindu Darma Jakarta Erlangga Mantik, purnawirawan Putra Astaman, KS Arsana dan Ketut Parwata.
Sures berharap, nantinya sosok yang menjadi Ketua PHDI Pusat adalah orang yang bisa mengayomi, low profile, tidak rangkap jabatan dan lebih aktif lagi dalam menangani masalah-masalah yang ada terutama soal tempat ibadah. Kepemimpinan Ketua PHDI Pusat saat ini, kata Sures, tidak terlalu aktif. Ketika ada permasalahan mengenai tempat ibadah pun kerap melempar kepada kaum muda. Padahal itu salah satu kewenangan dari PHDI. k22
1
Komentar