Loyalis Sudikerta Pasang Badan
Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Provinsi Bali, I Gusti Agung Citra Umbara, pasang badan terhadap Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, yang diserang terkait hijrahnya sederet kader Beringin ke partai lain.
'Mereka yang Cabut dari Golkar, Kader Cengeng'
DENPASAR, NusaBali
IGA Citra Umbara balik tuding mereka yang cabut dari Golkar sebagai kader cengeng. Sindiran ini disampaikan IGA Citra Umbara di Denpasar, Senin (22/8), seolah menjawab kritikan Srikandi Golkar Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, yang menilai elite partai gagal merangkul kader-kader potensial hingga mereka cabut dari naungan Beringin. Citra Umbara balik menuding mereka yang di ‘luar pagar’ tidak bisa melihat secara jernih kondisi Golkar sesungguhnya.
”Yang mengkritik itu di luar pagar,” ujar politisi Golkar asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung yang dikenal sebagai loyalis Ketut Sudikerta ini. Citra Uambara menegaskan Partai Golkar di Bali solid. Menurut dia, kritikan yang meminta pimpinan Golkar Bali harus introspeksi mendalam menyusul hijrahnya sejumlah kader Beringin, tidak berdasar.
“Partai Golkar sampai saat ini solid kok. Solid sampai ke tingkat akar. Tapi, ada kader yang merasa tidak diperhatikan atau berwacana cabut dari Golkar. Mereka itu kader cengeng,” sindir Citra Umbara. “Jadi kader partai jangan hanya minta dimanja atau mau disusui saja. Seharusnya, kader yang menyusui partai biar besar. Ada sederetan kader yang katanya mau cabut. Masalahnya apa?” lanjut mantan anggota DPRD Badung 2004-2009 ini.
Citra Umbara menegaskan, Golkar bukan perusahan yang ada owner-nya. Golkar justru aset bangsa dan milik rakyat. Karenanya, ada kesan kader yang cabut itu ngambek. “Apanya yang bikin ngambek?” tanya Citra Umbara.
Menurut dia, masuk partai tidaklah untuk mencari uang atau kejar jabatan saja, tapi mengemban aspirasi rakyat. Citra Umbara pun tuding I Gusti Agung Danil Yunandha Yudha, politisi asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung yang lompat ke NasDem adalah kader cengeng.
“Tidak baik jadi kader yang sukanya menyalahkan pimpinan partai. Karena partai adalah kolektif kolegial. Gung Danil Yudha di Badung, Agra Kumara di Buleleng, atau yang lainnya yang cabut dari Golkar dan struktur partai, menunjukkan sikap cengeng. Kalau di Golkar cengeng, di partai lain pasti cengeng juga.”
Sementara itu, Dewa Ayu Sri Wigunawati menilah Citra Umbara pasang badan untuk Sudikerta, karena ABS (Asal Bapak Senang). “Justru dia (Citra Umbara) itu yang buat Golkar Bali terpuruk, karena bersikap ABS,” ujar Wigunawati secara terpisah, Senin kemarin.
Mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 dan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali ini menyebutkan, kalau tipe-tipe kader seperti Citra Umbara masih bercokol di Golkar dan memberikan masukan, maka partainya akan semakin terpuruk. “Jembatan rusak bisa diperbaiki dengan cepat. Tapi, kalau peradaban yang rusak, itu butuh waktu berabad-abad lamanya untuk memperbaiki,” sindir Wigunawati yang kini Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali.
Sebaliknya, Danil Yudha yang dituding cengeng oleh Citra Umbaram belum bisa dimintai komentar. Saat dihubungi NusaBali melalui ponselnya, Senin kemarin, putra dari mantan Ketua DPD I Golkar Bali (1998-2005) I Gusti Ngurah Alit Yudha ini mengaku masih ada kegiatan di kampung. “Saya masih di kampung, ada kegiatan adat. Nanti saya hubungi lagi,” ujar cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai yang baru gabung ke NasDem ini. * nat
DENPASAR, NusaBali
IGA Citra Umbara balik tuding mereka yang cabut dari Golkar sebagai kader cengeng. Sindiran ini disampaikan IGA Citra Umbara di Denpasar, Senin (22/8), seolah menjawab kritikan Srikandi Golkar Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, yang menilai elite partai gagal merangkul kader-kader potensial hingga mereka cabut dari naungan Beringin. Citra Umbara balik menuding mereka yang di ‘luar pagar’ tidak bisa melihat secara jernih kondisi Golkar sesungguhnya.
”Yang mengkritik itu di luar pagar,” ujar politisi Golkar asal Desa Sibang, Kecamatan Abiansemal, Badung yang dikenal sebagai loyalis Ketut Sudikerta ini. Citra Uambara menegaskan Partai Golkar di Bali solid. Menurut dia, kritikan yang meminta pimpinan Golkar Bali harus introspeksi mendalam menyusul hijrahnya sejumlah kader Beringin, tidak berdasar.
“Partai Golkar sampai saat ini solid kok. Solid sampai ke tingkat akar. Tapi, ada kader yang merasa tidak diperhatikan atau berwacana cabut dari Golkar. Mereka itu kader cengeng,” sindir Citra Umbara. “Jadi kader partai jangan hanya minta dimanja atau mau disusui saja. Seharusnya, kader yang menyusui partai biar besar. Ada sederetan kader yang katanya mau cabut. Masalahnya apa?” lanjut mantan anggota DPRD Badung 2004-2009 ini.
Citra Umbara menegaskan, Golkar bukan perusahan yang ada owner-nya. Golkar justru aset bangsa dan milik rakyat. Karenanya, ada kesan kader yang cabut itu ngambek. “Apanya yang bikin ngambek?” tanya Citra Umbara.
Menurut dia, masuk partai tidaklah untuk mencari uang atau kejar jabatan saja, tapi mengemban aspirasi rakyat. Citra Umbara pun tuding I Gusti Agung Danil Yunandha Yudha, politisi asal Puri Carangsari, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung yang lompat ke NasDem adalah kader cengeng.
“Tidak baik jadi kader yang sukanya menyalahkan pimpinan partai. Karena partai adalah kolektif kolegial. Gung Danil Yudha di Badung, Agra Kumara di Buleleng, atau yang lainnya yang cabut dari Golkar dan struktur partai, menunjukkan sikap cengeng. Kalau di Golkar cengeng, di partai lain pasti cengeng juga.”
Sementara itu, Dewa Ayu Sri Wigunawati menilah Citra Umbara pasang badan untuk Sudikerta, karena ABS (Asal Bapak Senang). “Justru dia (Citra Umbara) itu yang buat Golkar Bali terpuruk, karena bersikap ABS,” ujar Wigunawati secara terpisah, Senin kemarin.
Mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 dan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali ini menyebutkan, kalau tipe-tipe kader seperti Citra Umbara masih bercokol di Golkar dan memberikan masukan, maka partainya akan semakin terpuruk. “Jembatan rusak bisa diperbaiki dengan cepat. Tapi, kalau peradaban yang rusak, itu butuh waktu berabad-abad lamanya untuk memperbaiki,” sindir Wigunawati yang kini Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali.
Sebaliknya, Danil Yudha yang dituding cengeng oleh Citra Umbaram belum bisa dimintai komentar. Saat dihubungi NusaBali melalui ponselnya, Senin kemarin, putra dari mantan Ketua DPD I Golkar Bali (1998-2005) I Gusti Ngurah Alit Yudha ini mengaku masih ada kegiatan di kampung. “Saya masih di kampung, ada kegiatan adat. Nanti saya hubungi lagi,” ujar cucu Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai yang baru gabung ke NasDem ini. * nat
1
Komentar