Wisatawan Diusir Pihak Hotel, DPRD Badung Geram
Wisatawan yang diusir merasa tidak adil, jika untuk menikmati keindahan alam pantai harus didahului jadi tamu hotel
Anna menceritakan, ketika dia dan rekan-rekannya kembali melewati kawasan pantai depan Hotel Grand Hyaat berselang 30 menit kemudian, ternyata bukan hanya wisatawan domestik yang diusir security tersebut. Wisatawan asing juga diusirnya. Anna sendiri menyayangkan kejadian ini. Pihaknya berharap ke depan tidak ada lagi pengunjung domestik maupun asing yang dilarang untuk menikmati keindahan alam pantai Nusa Dua. Bagi Anna, sungguh tidak adil jika untuk menikmati keindahan alam pantai harus didahului dengan menjadi tamu hotel.
Ditemui NusaBali di Nusa Dua, Senin (22/8), Chiep Security Hotel Grand Hyatt, Mu-hammad Ashraf, membenarkan insiden pengusiran wisatawan di depan hotel tersebut. Menurut Ashraf, anggotanya menegur wisatawan yang berada dalam kawasan hotel.
“Di situ kan ada bendera penanda. Artinya, itu dalam wilayah pemantauan security. Saat itu, anggota saya yakni Markus Wela menegur Mbak Anna yang memang berada di dalam kawasan hotel. Kalau di pantai, kita tidak terlalu memperhatikannya, tapi tetap dipantau sebagai langkah antisipasi,” dalih Ashraf.
Ashraf menyebutkan, Markus Wela sampai mengeluarkan ancaman, karena Anna yang lebih dulu mengeluaran kata-kata kasar terhadap anggotanya itu. “Benar dia (Markus Wela) mengeluarkan kata-kata kasar, karena dia dikasarin duluan. Saya sempat menanyai dia terkait hal itu. Markus Wela sampai menangis menceritakannya. Itu berarti sangat menyakitkan kata-kata yang dikeluarkan Anna itu,” beber Ashraf.
Sebenarnya, kata Ashraf, yang namanya kawasan itu tidak semua orang boleh masuk. “Pantai yang ada di depan hotel ini kan yang terpanjang, kurang lebih 670 meter. Nanti kita akan bicarakan lagi bersama pihak BTDC (Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua terkait hal ini,” jelas Ashraf.
SELANJUTNYA . . .
Ditemui NusaBali di Nusa Dua, Senin (22/8), Chiep Security Hotel Grand Hyatt, Mu-hammad Ashraf, membenarkan insiden pengusiran wisatawan di depan hotel tersebut. Menurut Ashraf, anggotanya menegur wisatawan yang berada dalam kawasan hotel.
“Di situ kan ada bendera penanda. Artinya, itu dalam wilayah pemantauan security. Saat itu, anggota saya yakni Markus Wela menegur Mbak Anna yang memang berada di dalam kawasan hotel. Kalau di pantai, kita tidak terlalu memperhatikannya, tapi tetap dipantau sebagai langkah antisipasi,” dalih Ashraf.
Ashraf menyebutkan, Markus Wela sampai mengeluarkan ancaman, karena Anna yang lebih dulu mengeluaran kata-kata kasar terhadap anggotanya itu. “Benar dia (Markus Wela) mengeluarkan kata-kata kasar, karena dia dikasarin duluan. Saya sempat menanyai dia terkait hal itu. Markus Wela sampai menangis menceritakannya. Itu berarti sangat menyakitkan kata-kata yang dikeluarkan Anna itu,” beber Ashraf.
Sebenarnya, kata Ashraf, yang namanya kawasan itu tidak semua orang boleh masuk. “Pantai yang ada di depan hotel ini kan yang terpanjang, kurang lebih 670 meter. Nanti kita akan bicarakan lagi bersama pihak BTDC (Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Nusa Dua terkait hal ini,” jelas Ashraf.
SELANJUTNYA . . .
Komentar