RSUP Sanglah Layani Konseling Psikologi Gratis Covid-19 secara Online
DENPASAR, NusaBali
RSUP Sanglah menyediakan konseling psikologi terkait Covid-19 gratis secara online mengingat pandemik Covid-19 menyebabkan kepanikan dan kecemasan.
Menurut psikolog RSUP Sanglah, dr Retno IG Kusuma, informasi yang bertebaran di media sosial tentang perkembangan penyebaran Covid-19 bisa menimbulkan rasa cemas berlebihan pada diri seseorang.
Dari konseling gratis dengan menghubungi nomor ponsel 08123831862 (Retno IG Kusuma) dan 089657049614 (Lyly Puspa), orang-orang dapat curhat dengan psikolog secara langsung. Saat ini ada kecemasan dan kepanikan masyarakat. Misalnya saja baru mengalami batuk kecil sudah panik. Padahal bisa saja itu karena tekanan atau stress, sehingga membuat orang kepikiran dan kondisinya buruk. Begitu juga ketika alami flu, maka masyarakat langsung panik. Meski memang sulit membedaan flu biasa dengan flu sebagai gejala corona.
dr Retno menjelaskan, kebanyakan dari orang-orang yang berkonsultasi tersebut menanyakan gejala-gejala yang tengah dialami saat itu. Para psikolog yang memahami kondisi psikologis penanya, juga harus benar-benar paham informasi tentang corona ini, sehingga tingkat kecemasan mereka berkurang, sekaligus terbantu dengan edukasi yang mumpuni untuk selanjutnya melakukan upaya pencegahan secara mandiri. “Apabila setelah konseling mereka tetap merasa cemas, kami memiliki treatment yang bisa dilakukan di rumah. Bagaimana cara merelaksasi dan mengurangi kecemasan terhadap Covid-19 ini,” ujar dr Retno.
Treatment yang diberikan berbentuk audio dan bisa dilakukan di rumah sendiri. Para psikolog nantinya akan memantau setelah dilakukannya treatment tersebut. Treatment ini juga bisa dishare ke keluarga atau ke teman-teman yang mungkin mengalami kecemasan akibat pemberitaan-pemberitaan tentang Covid-19. “Kebayakan dari mereka yang memang mempunyai riwayat kecemasan, lalu membaca pemberitaan-pemberitaan tentang Covid-19, apalagi tidak benar, secara tidak langsung akan mempengaruhi keadaan psikologinya. Mungkin pemberitaan hoax lebih menarik paparannya, namun tidak pada orang yang mempunyai riwayat kecemasan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, orang yang notebenenya tidak memiliki kecemasan yang berlebihan juga bisa menderita kecemasan apabila tidak bisa memfilter berita-berita yang beredar di media sosial. Pandemik Covid-19 ini tidak saja berdampak pada financial, namun juga fisik dan emosional sehingga membuat kebanyakan orang menjadi semakin cemas.
Melihat kondisi ini, dr Retno menyarankan, lebih baik membaca pemberitaan yang sifatnya positif, stop mengshare atau membagikan sesuatu yang sifatnya negatif. Tidak perlu membaca pemberitaan-pemberitaan yang membuat kita tidak nyaman, dan lebih melakukan aktivitas yang dapat menyenangkan perasaan. “Kalau perlu tutup handphonenya dan lakukan aktivitas yang menyenangkan di rumah seperti berkumpul bersama keluarga, berkebun, memasak, bersih-bersih rumah atau membaca buku,” tandasnya. *ind
Komentar