Wikithon, Ajak Masyarakat Berkompetisi Daring
Wikithon menjadi kompetisi untuk memasukkan kalimat berbahasa Bali ke kamus BASABali Wiki sekaligus mendukung gerakan physical distancing.
DENPASAR, NusaBali
Melakukan pertemuan daring kini menjadi tren semenjak adanya gerakan untuk melakukan physical distancing. Lebih jauh lagi, ada yang namanya berkompetisi secara daring. Salah satunya yang dilakukan oleh BASABali Wiki, sebuah platform penyedia kamus daring berbahasa Bali.
Tahun ini, BASABali Wiki kembali menggelar kompetisi Wikithon, yakni kompetisi untuk memasukkan kalimat berbahasa Bali ke kamus daring BASABali Wiki pada Minggu (29/3). Karena bersifat daring, maka peserta tidak perlu berkumpul di suatu tempat, cukup melalui gawai masing-masing. Kompetisi ini berlangsung selama 12 jam, dimulai dari 10.00 Wita hingga pukul 22.40 Wita yang terbagi dalam enam sesi.
Adanya kompetisi daring yang telah digelar sejak 2019 lalu ini dirasa cocok dengan gerakan physical distancing saat ini. “Perlombaan ini, salah satunya adalah untuk mendukung physical distancing dari pemerintah, selain juga sebagai ajang lomba tahunan dari BASABali Wiki,” ujar Alissa Stern, Founder BASABali Wiki.
Meski merupakan dukungan untuk gerakan menjaga jarak dari individu lainnya, namun pelaksanaan kompetisi Wikithon ini tak mengalami perubahan berarti. Karena, lomba ini memang dilaksanakan secara daring oleh masing-masing peserta sejak pertama kalinya lomba ini diadakan pada 2019 lalu.
Lomba ini dilakukan dengan memasukkan kalimat yang terdiri dari empat kata atau lebih dalam bahasa Bali. Pemenang sendiri akan dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yakni menginput kalimat terbanyak dengan kaidah yang benar, menggunakan alus singgih dan kalimat yang dibuat sesuai dengan jumlah kata yang telah ditentukan.
Kompetisi Wikithon yang pada tahun ini merupakan kedua kalinya diselenggarakan diikuti oleh 133 peserta. Kebanyakan, merupakan pelajar atau mahasiswa dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Satu yang menarik yaitu seorang peserta yang ternyata saat ini beralamat di Thailand. Dia adalah Kadek Ray, pria asal Bali yang saat ini menetap di negeri Gajah Putih tersebut. “Saya lumayan lama tinggal dan bekerja di Thailand, dan kangen Bali dan Bahasa Bali. Mengikuti lomba ini jadi mengobati kangen pada Bali. Ternyata bahasa Bali memang keren,” kesannya.
Selain merupakan dukungan untuk gerakan physical distancing, lomba ini juga merupakan ajakan untuk masyarakat agar ikut berkontribusi dalam pelestarian bahasa Bali melalui kamus daring. “Dengan partisipasi para peserta semua, eksistensi bahasa Bali pasti akan terjaga, lestari, ajeg, dan tetap hidup dalam arus perkembangan zaman,” tutup Dewan Pembina BASABali Wiki, I Gde Nala Antara.*cr74
Komentar