Lomba Wahana Tata Nugraha, Terminal Loka Srana Jadi Sorotan
Tim penilai lomba Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Kementerian Perhubungan mengecek kondisi lapangan sekaligus melakukan penilaian di kota Bangli, Rabu (24/8).
BANGLI, NusaBali
Banyak catatan dari tim penilai WTN yang berikan kepada Pemkab Bangli agar ditindaklanjuti. Salah satu di antaranya adalah keberadaan terminal angkutan, yakni Terminal Loka Srana di kota Bangli.
Tim penilai WTN dari Kementerian Perhubungan yang dipimpin Ariandi Ariyus, bersama lima anggota tim, memberi sejumlah saran, salah satunya soal terminal sebagai salah satu syarat utama penilaian WTN. “Terminal perlu direvitalisasi atau dibangun terminal baru, untuk memberi rasa nyaman dan aman kepada pengguna jasa angkutan,” ujar Ariandi Ariyus. Selain terminal, fasilitas lain yang mesti dibenahi adalah trotoar, nama, dan informasi trayek, alat uji kendaraan.
Tim penilai diterima dan mendapat pemaparan dari Asisten II Pemkab Bangli I Wayan Lawe didampingi pimpinan SKPD terkait, selain Kadishubkominfo I Gede Arta. Sedang dari dewan hadir, Ketua Komisi III I Ketut Suastika serta dari Polres Bangli.
Untuk diketahui, Terminal Loka Srana sudah tidak berfungsi sejak 2012, lantaran sempat berfungsi sebagai pasar sementara, menyusul terbakarnya Pasar Kidul. Sebagian pedagang yang kehilangan tempat berjualan ditampung di los sementara yang dibuat di Terminal Loka Srana dan di Jalan Lettu Anom.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Bangli I Gede Arta, membenarkan, bahwa terminal merupakan salah satu persoalan yang dihadapi Bangli dalam WTN. Hal itu dibuktikan sejak terminal difungsikan untuk menampung pedagang mulai tahun 2012. Sejak itu pula Bangli gagal mempertahankan trofi Wahana Tata Nugraha. “Kita hanya dapat plakat saja” ujar Arta, Rabu (24/8). Plakat, menurut Arta, berada di posisi kedua setelah trofi, dan setingkat lebih bergengsi dibanding dengan sertifikat WTN. Padahal beberapa tahun sebelumnya, Bangli tigatahun berturut-turut merengkuh trofi WTN mulai tahun 2010, 2011, dan 2012. Yang terakhir tahun 2012, trofi WTN sukses diraih Bangli, sebelum kebakaran hebat menghanguskan Pasar Kidul.
Dijelaskan Arta, pengembalian fungsi terminal baru akan dilakukan tahun 2017. “Kalau itu sudah pasti, karena sudah merupakan program bupati,” jelasnya. Meski demikian, dia berharap kalau bisa di APBD perubahan 2016, terminal bisa berfungsi kembali. Arta membenarkan, Terminal Loka Srana sebagian difungsikan menampung pedagang senggol. Namun sebenarnya keberadaan pedagang pasar senggol tak menghalangi untuk memfungsikan kembali terminal. “Pedagang senggol kan hanya setengah hari. Terminal tetap berfungsi nanti,” ujar Arta. * k17
Tim penilai WTN dari Kementerian Perhubungan yang dipimpin Ariandi Ariyus, bersama lima anggota tim, memberi sejumlah saran, salah satunya soal terminal sebagai salah satu syarat utama penilaian WTN. “Terminal perlu direvitalisasi atau dibangun terminal baru, untuk memberi rasa nyaman dan aman kepada pengguna jasa angkutan,” ujar Ariandi Ariyus. Selain terminal, fasilitas lain yang mesti dibenahi adalah trotoar, nama, dan informasi trayek, alat uji kendaraan.
Tim penilai diterima dan mendapat pemaparan dari Asisten II Pemkab Bangli I Wayan Lawe didampingi pimpinan SKPD terkait, selain Kadishubkominfo I Gede Arta. Sedang dari dewan hadir, Ketua Komisi III I Ketut Suastika serta dari Polres Bangli.
Untuk diketahui, Terminal Loka Srana sudah tidak berfungsi sejak 2012, lantaran sempat berfungsi sebagai pasar sementara, menyusul terbakarnya Pasar Kidul. Sebagian pedagang yang kehilangan tempat berjualan ditampung di los sementara yang dibuat di Terminal Loka Srana dan di Jalan Lettu Anom.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Bangli I Gede Arta, membenarkan, bahwa terminal merupakan salah satu persoalan yang dihadapi Bangli dalam WTN. Hal itu dibuktikan sejak terminal difungsikan untuk menampung pedagang mulai tahun 2012. Sejak itu pula Bangli gagal mempertahankan trofi Wahana Tata Nugraha. “Kita hanya dapat plakat saja” ujar Arta, Rabu (24/8). Plakat, menurut Arta, berada di posisi kedua setelah trofi, dan setingkat lebih bergengsi dibanding dengan sertifikat WTN. Padahal beberapa tahun sebelumnya, Bangli tigatahun berturut-turut merengkuh trofi WTN mulai tahun 2010, 2011, dan 2012. Yang terakhir tahun 2012, trofi WTN sukses diraih Bangli, sebelum kebakaran hebat menghanguskan Pasar Kidul.
Dijelaskan Arta, pengembalian fungsi terminal baru akan dilakukan tahun 2017. “Kalau itu sudah pasti, karena sudah merupakan program bupati,” jelasnya. Meski demikian, dia berharap kalau bisa di APBD perubahan 2016, terminal bisa berfungsi kembali. Arta membenarkan, Terminal Loka Srana sebagian difungsikan menampung pedagang senggol. Namun sebenarnya keberadaan pedagang pasar senggol tak menghalangi untuk memfungsikan kembali terminal. “Pedagang senggol kan hanya setengah hari. Terminal tetap berfungsi nanti,” ujar Arta. * k17
Komentar