DBD di Badung Tembus 443 Kasus
MANGUPURA, NusaBali
Demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Badung selama Maret 2020 tercatat sebanyak 443 kasus, naik 209 kasus dari Februari 2020 yang terdata 234 kasus.
Sedangkan pada Januari 2020 ‘hanya’ 99 kasus. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019, peningkatannya cukup signifikan. Pada Maret 2019, kasus DBD di Badung hanya tercatat 90 kasus, pada Februari 2019 sebanyak 116 kasus, dan Januari 2019 yakni 94 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Badung dr I Nyoman Gunarta tak menyangkal kasus DBD di Kabupaten Badung mengalami peningkatan. “Seiring dengan siklus besar tiga tahunan, juga curah hujan yang cukup tinggi di akhir Februari lalu, sehingga kasus DBD di Badung mengalami peningkatan,” kata dr Gunarta, Kamis (2/4).
Menurut mantan Dirut RSD Mangusada, itu berdasarkan data tahun 2020 (Januari – Maret), kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 395 kasus, disusul Kecamatan Mengwi 128 kasus. Berikutnya, Kecamatan Abiansemal 97 kasus, Kecamatan Kuta Utara 91 kasus, Kecamatan Kuta 51 kasus, dan Kecamatan Petang 14 kasus.
“Di Kuta Selatan tertinggi kasusnya. Dilihat dari data pada Januari 24 kasus, Februari 121 kasus, dan Maret terdapat 250 kasus,” bebernya.
“Walau meningkat dari segi jumlah, namun kasus meninggal tercatat hanya ada satu kasus sejauh ini. Sementara pada Januari 2019 ada 2 kasus meninggal,” ungkap birokrat asal Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, ini.
Menurut dr Gunarta, berbagi langkah untuk pencegahan DBD, salah satunya dengan melakukan fogging terfokus dan fogging reguler dengan mesin ULV. Walau begitu, tetap saja muncul kasus DBD yang bahkan meningkat dari segi jumlah dari bulan ke bulan. “Makanya, kami sangat mengimbau supaya masyarakat membantu dalam pencegahan wabah DBD dengan cara melakukan pola hidup sehat di rumah masing-masing,” tegasnya.
“Fogging saja tidak akan menyelesaikan masalah, karena membutuhkan peran serta langsung dari masyarakat,” imbuh dr Gunarta. *asa
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Badung dr I Nyoman Gunarta tak menyangkal kasus DBD di Kabupaten Badung mengalami peningkatan. “Seiring dengan siklus besar tiga tahunan, juga curah hujan yang cukup tinggi di akhir Februari lalu, sehingga kasus DBD di Badung mengalami peningkatan,” kata dr Gunarta, Kamis (2/4).
Menurut mantan Dirut RSD Mangusada, itu berdasarkan data tahun 2020 (Januari – Maret), kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Kuta Selatan sebanyak 395 kasus, disusul Kecamatan Mengwi 128 kasus. Berikutnya, Kecamatan Abiansemal 97 kasus, Kecamatan Kuta Utara 91 kasus, Kecamatan Kuta 51 kasus, dan Kecamatan Petang 14 kasus.
“Di Kuta Selatan tertinggi kasusnya. Dilihat dari data pada Januari 24 kasus, Februari 121 kasus, dan Maret terdapat 250 kasus,” bebernya.
“Walau meningkat dari segi jumlah, namun kasus meninggal tercatat hanya ada satu kasus sejauh ini. Sementara pada Januari 2019 ada 2 kasus meninggal,” ungkap birokrat asal Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal, ini.
Menurut dr Gunarta, berbagi langkah untuk pencegahan DBD, salah satunya dengan melakukan fogging terfokus dan fogging reguler dengan mesin ULV. Walau begitu, tetap saja muncul kasus DBD yang bahkan meningkat dari segi jumlah dari bulan ke bulan. “Makanya, kami sangat mengimbau supaya masyarakat membantu dalam pencegahan wabah DBD dengan cara melakukan pola hidup sehat di rumah masing-masing,” tegasnya.
“Fogging saja tidak akan menyelesaikan masalah, karena membutuhkan peran serta langsung dari masyarakat,” imbuh dr Gunarta. *asa
1
Komentar