Penerbangan Ditutup, Ekspor Manggis ke China Gunakan Jalur Laut
TABANAN, NusaBali
Merebaknya virus Covid-19 juga mempengaruhi pengiriman (ekspor) manggis Tabanan ke China.
Karena penerbangan ke luar negeri ditutup, kini para eksportir menggunakan jalur laut. Meskipun ada yang menawarkan lewat udara, namun tarif yang ditawarkan terlalu mahal. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur PT Bagus Utama sekaligus eksportir manggis I Wayan Artika. Menurut pengusaha asal Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, ini karena Covid-19 jasa pengiriman manggis ke negara Tirai Bambu terpaksa lewat laut. Sebelumnya selalu menggunakan jalur udara, namun kini jasa pengiriman dengan pesawat terbang sangat mahal. “Lewat jalur udara terlalu mahal. Ada yang nawarin harga untuk kiriman pakai pesawat Rp 42 ribu per kilogram sampai Shanghai, China. Padahal dalam kondisi normal, harganya Rp 13.500 per kg. Ini lebih mahal ongkos cargo dari pada harga manggisnya,” ungkap Artika, Kamis (2/4).
Diakuinya sebenarnya pengirimiman lewat laut juga tidak masalah karena situasi yang tak memungkinkan. Namun terkendala masalah kwalitas, yakni kesegaran manggis menurun karena sampainya barang terlalu lama.
Jika lewat udara, dua hari bisa sampai, sedangkan pengiriman lewat laut perlu waktu 13-15 hari baru sampai ke China. “Masalah di kualitas saja, tidak sebaik menggunakan udara,” imbuh Artika.
Meskipun demikian permintaan manggis ke China untuk saat ini sudah mulai banyak seiring dengan penurunan kasus Covid-19 di sana. Pihaknya mengirim manggis tiga hari sekali ke China sebanyak 1 kontainer. Satu kontainer tersebut memiliki kapasitas 16,5 ton manggis. “Permintaan tinggi sekarang, karena kasus Covid-19 di China sudah turun,” ucapnya.
Ditambahkannya, harga manggis ekspor saat untuk kwalitas super masih bagus. Kisaran Rp 17.000 – Rp 20.000 per kilogram. Yang murah adalah manggis yang sudah disortir, yakni Rp 4.000 – Rp 5.000 per kilogram. “Kalau harga manggis super ini masih bagus, yang manggis habis disortir kurang,” tambahnya.
Bahkan sempat untuk manggis usai sortir setelah Hari Raya Nyepi itu di angka Rp 1.000 – Rp 2.000 per kilogram. Hal ini karena tidak ada penjualan ditambah pula yang panen juga banyak. “Sekarang agak naik, harapan kami bisa meningkat,” ucap Artika. *des
1
Komentar