Stok Darah Menipis, Permintaan Tetap Tinggi
DENPASAR, NusaBali
Imbas virus corona (Covid-19) membuat Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali harus berjuang untuk memenuhi ketersediaan stok darah saat ini.
Pasalnya, selama kebijakan membatasi diri keluar rumah dan pembatasan atau larangan berkumpul dalam jumlah yang banyak membuat sejumlah organisasi, instansi, dan perusahaan menunda kegiatan donor darah bagi Donor Darah Sukarela yang sedianya digelar bulan-bulan ini. Buat sementara, UTD PMI Bali pun mengandalkan Donor Darah Pengganti atau pendonor yang berasal dari keluarga pasien.
“Banyak yang menunda kegiatan donor darah karena situasi lagi begini. Selain itu, banyak yang dirumahkan (karyawan, red), sehingga banyak hotel yang menunda kegiatan donor darah. Termasuk juga lembaga sosial keagamaan,” ungkap Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pencarian Pelestarian Donor Darah Sularela (P2DDS) sekaligus Humas Unit UTD PMI Provinsi Bali, I Made Geria Arnita, dihubungi per telepon, Jumat (3/4).
Selama ini donor darah sukarela, kata Geria, mencapai 98 persen. Hal ini menandakan kesadaran masyarakat sudah bagus untuk berdonor darah. Kebanyakan donor darah sukarela dilakukan secara berkelompok ketika ada momen khusus seperti perayaan Hari Ulang Tahun atau kegiatan sosial keagamaan lainnya. Geria Arnita mengungkapkan, ada lebih dari 500 kelompok donor sukarela yang aktif melakukan kegiatan donor darah tiga bulan sekali, enam bulan sekali, dan satu tahun sekali. Dalam satu hari, rata-rata ada 2 sampai 3 organisasi, instansi ataupun perusahaan yang mengadakan donor darah.
“Pemasukan yang paling banyak sebenarnya dari donor sukarela yang berkelompok itu. Namun karena ada imbauan seperti ini (pencegahan Covid-19 dengan membatasi diri keluar rumah dan larangan berkumpul), terpaksa kami juga banyak mencari donor pengganti yakni donor yang berasal dari keluarga pasien,” terang Geria.
Dalam sehari, ungkap Geria, kebutuhan darah yang harus disediakan UTD PMI Provinsi Bali untuk memenuhi kebutuhan darah di RSUP Sanglah dan rumah sakit swasta yang ada di Denpasar minimal 120 sampai 130 kantong per harinya. Namun karena situasi belakangan ini, ketersediaan stok darah jauh menipis hingga hampir 50 persen. “Permintaan per hari tetap 120 sampai 130 per hari, bahkan kadang meningkat. Tapi pemasukan darah dari donor sukarela saat ini menurun hampir 50 persen, sehingga kita juga harus mencari donor darah pengganti,” katanya.
Untuk mengantisipasi terus menipisnya stok darah untuk kepentingan pasien, selain membuka layanan donor di UTD PMI Bali, untuk pendonor sukarela juga bisa mendonorkan darahnya di markas PMI Bali, Jalan Imam Bonjol, Denpasar mulai pukul 10.00 Wita sampai Rp 15.00 Wita. “Untuk mengatasi ini, PMI Bali membuka gerai donor di markas PMI Bali di Jalan Imam Bonjol setiap hari. Untuk di UTD PMI Bali yang di RS Sanglah juga tetap buka. Tapi jika masyarakat pendonor sukarela takut ke rumah sakit, bisa donor darah di markas PMI Bali,” ungkap Geria.
Masyarakat yang ingin mendonor bisa langsung ke markas PMI Bali di Jalan Imam Bonjol atau UTD PMI Bali yang berlokasi di RS Sanglah. Sebelum donor, masyarakat diharapkan menjaga kesehatan sehari sebelumnya agar bisa lolos untuk berdonor. Di antaranya dengan makan makanan yang bergizi, tidak minum alkohol, tidak begadang, dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan. “Kami ada protokol juga dari PMI pusat bagaimana menyikapi situasi saat ini. Pendonor diatur jaraknya agar tidak berkerumun. Selain itu, pendonor juga pakai masker. Pendonor juga mendapat tambahan pertanyaan seperti riwayat perjalanan ke luar Bali dalam 14 hari terakhir, kemudian batuk, pilek, demam,” tandas Geria. *ind
Komentar