Positif Corona di Bali Tambah Jadi 35 Orang
Terjun ke Tabanan, Sekda Dewa Indra Minta Jangan Kucilkan Pekerja Migran
DENPASAR, NusaBali
Pasien positif Covid-19 (virus Corona) di Bali bertambah menjadi 35 oirang setelah Minggu (5/4) terjadi tambahan 3 kasus. Hingga 5 April 2020, secara kumulatif ada 188 pasien dalam pengawasan (PDB) di Bali.
Dari 188 sampel yang diuji laboratorium, 167 pasien hasilnya sudah keluar di mana 132 orang di antaranya dinyatakan negatif dan 35 orang positif. Dari 35 paisen positif Covid-19 di Bali tersebut, 18 orang di antaranya berhasil sembuh dan telah dipulangkan dari rumah sakit. "Jumlah kasus positif Covid-19 di Bali saat ini sebanyak 35 orang. Hari ini (kemarin) ada tambahan 3 pasien positif dari sebelumnya 32 orang," ujar Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dalam rilis kasus di Denpasar, Minggu sore. Selain tambahan 3 pasien positif, Minggu kemarin juga ada tambahan 5 PDP di Bali yang semu-anya WNI.
Dewa Indra menjelaskan, pihaknya terus berupaya melakukan cegah tangkal penyebaran Covid-19 di Bali, dengan pola kerja sama dengan stakeholder. Satgas Penanggulangan Covid-19 berbasis Desa Adat juga bersinergi membangun Posko Terpadu dan bersama-sama melakukan pengawasan serta edukasi kepada masyarakat, khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang ke Bali.
Dewa Indra berharap tidak ada dualisme Posko di tingkat desa, sehingga penanganan Covid-19 di bawah menjadi efektif. Menurut Dewa Indra, para pekerja migran alias PMI diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing minimal selama 14 hari, dengan protokol kesehatan yang bertanggung jawab. "Dengan demikian, mereka (PMI) merupakan pahlawan kemanusiaan," terang Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali.
Dewa Indra juga minta jangan ada lagi masyarakat mengucilkan pekerja migran yang baru pulang, sebagaian besar kerja di kapal pesiar. Sebab, para pahlawan devisa itu tetap merupakan krama Bali yang harus dilindungi hak dan keselamatannya.
"Kita harapkan semua Satgas di desa dan tokoh desa lakukan sosialiasi dan edukasi kepada warganya, supaya mereka tidak menolak PMI. Para PMI itu aak-anak kita. Mereka pejuang devisa dan pahlawan bagi keluarganya. Kalau mereka ditolak, mereka harus ke mana? Yang memaksa mereka itu pulang kan wabah (Covid-19)," tegas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.
Sementara itu, Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali secara khusus terjun ke Tabanan, Minggu kemarin, untuk sosialisasi dan antisipasi penolakan terhadap PMI. Dalam kunjungan ke Tabanan kemarin, Dewa Indra didampingi Kepala Pelaksana BPBD I Made Rentin yang kini Sekretaris Satgas penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bali I Putu Anom Agustina, dan Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali I Gusti Agung Kartika Jaya Saputra.
Rombongan Satgas datangi semumlah desa di Kecamatan Tabanan, seperti Desa Delod Peken, Desa Dajan peken, Desa Denbantas, dan Desa Adat Kubon Tingguh. Selain itu, rombongan Satgas juga sempat turun di Terminal Mengwi, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung. Selain untuk sosialisaai dan antisipasi penolakan terhadap PMI, kegiatan ini juga dalam rangka meninjau langsung kesiapan Posko Satgas Penanggulangan Covid-19 bernbasis desa adat di Tabanan.
Rombongan Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali yang dipimpin Dewa Indra, Minggu kemarin, sempat diterima Ketua Satgas penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, di Wantilan Desa Adat Kota Tabanan. Setelah diterima dan melakukan persiapan, barlah Dewa Indra cs meninjau Posko Satgas Covid-19 di Desa Delod Peken, Desa Dajan Peken, Desa Denbantas, dan Desa Adat Kubon Tingguh.
Dari data yang didapatkan kemarin, kata Dewa Indra, ada 712 pekerja migran asal Tabanan yang baru pulang dari luar negeri. Mereka sudah dilengkapi surat keterangan sehat. Mereka juga sudah dicek suhu tubuhnya dan menjalani rapid test setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Berdasarkan rapid test, 712 PMI asal Tabanan ini dinyatakan negatif Covid-19.
Dewa Indra menyatakan, jika ada pekerja migran yang pulang lebih awal namun belum menjalani rapid test, mereka tetap harus melakukan isolasi mandiri secara ketat. Bahkan, jika perlu mereka harus menjalani rapid test.
Sementara, Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, menyampaikan terima kasih dan mohon arahan dari Dewa Indra agar daerahnbya mampu menanggulangi wabah ini dengan baik. Menurut Gede Susila, rumah sakit di Tabananan saat ini tak ada yang merawat pasien positif Covid-19. Sebab, dua WNA yang sempat dirawat sebelumnya, kini sudah sembuh dan pulang dari RS. “Meski demikian, kami tetap melakukan upaya pencegahan, bekerja sama dengan seluruh instansi,” tegas Susila yang juga Sekda Kabupaten Tabanan.
Susila menyebutkan, jumlah orang dalam pemantuan (ODP) di Tabanan saat ini mencapai 20 orang. Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) di Tabanan masih 118 orang. “Jumlah ODP turun 5 orang dari semula 25 orang kemarin (Sabtu),” jelas Susila.
Di sisi kain, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Klungkung berdasarkan rapid test, bertambah menjadi 2 orang. Keduanya dirawat di Ruang Isolasi RSUD Klungkung. Sedangkan PDP di Kabupaten Klungkung saat ini berjumlah 5 orang. PDP terbanyak dari Kecamatan Klungkung yakni 4 orang. Sedangkan 1 PDB lagi dari Kecamatan Dawan. *nat,des
Dewa Indra menjelaskan, pihaknya terus berupaya melakukan cegah tangkal penyebaran Covid-19 di Bali, dengan pola kerja sama dengan stakeholder. Satgas Penanggulangan Covid-19 berbasis Desa Adat juga bersinergi membangun Posko Terpadu dan bersama-sama melakukan pengawasan serta edukasi kepada masyarakat, khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang ke Bali.
Dewa Indra berharap tidak ada dualisme Posko di tingkat desa, sehingga penanganan Covid-19 di bawah menjadi efektif. Menurut Dewa Indra, para pekerja migran alias PMI diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing minimal selama 14 hari, dengan protokol kesehatan yang bertanggung jawab. "Dengan demikian, mereka (PMI) merupakan pahlawan kemanusiaan," terang Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali.
Dewa Indra juga minta jangan ada lagi masyarakat mengucilkan pekerja migran yang baru pulang, sebagaian besar kerja di kapal pesiar. Sebab, para pahlawan devisa itu tetap merupakan krama Bali yang harus dilindungi hak dan keselamatannya.
"Kita harapkan semua Satgas di desa dan tokoh desa lakukan sosialiasi dan edukasi kepada warganya, supaya mereka tidak menolak PMI. Para PMI itu aak-anak kita. Mereka pejuang devisa dan pahlawan bagi keluarganya. Kalau mereka ditolak, mereka harus ke mana? Yang memaksa mereka itu pulang kan wabah (Covid-19)," tegas birokrat asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng ini.
Sementara itu, Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali secara khusus terjun ke Tabanan, Minggu kemarin, untuk sosialisasi dan antisipasi penolakan terhadap PMI. Dalam kunjungan ke Tabanan kemarin, Dewa Indra didampingi Kepala Pelaksana BPBD I Made Rentin yang kini Sekretaris Satgas penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Bali I Putu Anom Agustina, dan Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali I Gusti Agung Kartika Jaya Saputra.
Rombongan Satgas datangi semumlah desa di Kecamatan Tabanan, seperti Desa Delod Peken, Desa Dajan peken, Desa Denbantas, dan Desa Adat Kubon Tingguh. Selain itu, rombongan Satgas juga sempat turun di Terminal Mengwi, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung. Selain untuk sosialisaai dan antisipasi penolakan terhadap PMI, kegiatan ini juga dalam rangka meninjau langsung kesiapan Posko Satgas Penanggulangan Covid-19 bernbasis desa adat di Tabanan.
Rombongan Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali yang dipimpin Dewa Indra, Minggu kemarin, sempat diterima Ketua Satgas penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, di Wantilan Desa Adat Kota Tabanan. Setelah diterima dan melakukan persiapan, barlah Dewa Indra cs meninjau Posko Satgas Covid-19 di Desa Delod Peken, Desa Dajan Peken, Desa Denbantas, dan Desa Adat Kubon Tingguh.
Dari data yang didapatkan kemarin, kata Dewa Indra, ada 712 pekerja migran asal Tabanan yang baru pulang dari luar negeri. Mereka sudah dilengkapi surat keterangan sehat. Mereka juga sudah dicek suhu tubuhnya dan menjalani rapid test setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Berdasarkan rapid test, 712 PMI asal Tabanan ini dinyatakan negatif Covid-19.
Dewa Indra menyatakan, jika ada pekerja migran yang pulang lebih awal namun belum menjalani rapid test, mereka tetap harus melakukan isolasi mandiri secara ketat. Bahkan, jika perlu mereka harus menjalani rapid test.
Sementara, Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, menyampaikan terima kasih dan mohon arahan dari Dewa Indra agar daerahnbya mampu menanggulangi wabah ini dengan baik. Menurut Gede Susila, rumah sakit di Tabananan saat ini tak ada yang merawat pasien positif Covid-19. Sebab, dua WNA yang sempat dirawat sebelumnya, kini sudah sembuh dan pulang dari RS. “Meski demikian, kami tetap melakukan upaya pencegahan, bekerja sama dengan seluruh instansi,” tegas Susila yang juga Sekda Kabupaten Tabanan.
Susila menyebutkan, jumlah orang dalam pemantuan (ODP) di Tabanan saat ini mencapai 20 orang. Sedangkan orang tanpa gejala (OTG) di Tabanan masih 118 orang. “Jumlah ODP turun 5 orang dari semula 25 orang kemarin (Sabtu),” jelas Susila.
Di sisi kain, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Klungkung berdasarkan rapid test, bertambah menjadi 2 orang. Keduanya dirawat di Ruang Isolasi RSUD Klungkung. Sedangkan PDP di Kabupaten Klungkung saat ini berjumlah 5 orang. PDP terbanyak dari Kecamatan Klungkung yakni 4 orang. Sedangkan 1 PDB lagi dari Kecamatan Dawan. *nat,des
1
Komentar