Terdampak Covid-19, Stok Darah PMI Buleleng Menipis
PMI Buleleng mengajak partisipasi masyarakat untuk melakukan donor darahmencegah kelangkaan persediaan darah.
SINGARAJA, NusaBali
Sebaran virus Covid-19 di seluruh dunia tak hanya berpengaruh pada sektor ekonomi, pariwisata tetapi juga mulai berimbas ke sektor kesehatan. Ketersediaan darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Buleleng mulai menipis, lantaran banyak pendonor yang membatalkan niat baiknya untuk menyumbangkan darah.
Pimpinan UDD PMI Buleleng, dr Rizani, dihubungi Minggu (5/4) siang, tak menampik sebaran virus Covid-19 sebulan terakhir mempengaruhi pasokan darah ke UDD. Meskipun sejauh ini masih bisa tertangani dengan pendonor pengganti. Hanya saja jika kondisi ini terus terjadi dikhawatirkan akan mengakibatkan kelangkaan stok darah.
“Sangat terasa pengaruhnya semenjak Covid-19 ini, banyak jadwal donor massal dibatalkan pihak panitia, ada yang mengkonfirmasi mundur, karena mereka tidak berani mengumpulkan massa, khawatir tidak diperkenankan aparat,” ucap Rizani yang dihubungi via telepon.
Dari data UDD PMI Buleleng, kebutuhan darah per harinya rata-rata mencapai 30 kantong darah. Menurut Rizani kebutuhan darah itu selama ini banyak disuplai oleh donor darah massal yang dilakukan oleh perusahaan, instansi, sekolah atau kampus yang sedang menggelar event. Selain juga ada relawan yang rutin menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan. “Kalau yang relawan tetap itu paling 10 kantong sehari, selebihnya dipenuhi pendonor pengganti dan donor massal ini,” imbuh dia.
Membaca kondisi saat ini UDD PMI Kabupaten Buleleng, mulai memasang strategi untuk memastikan ketersediaan darah tetap aman. Surat permohonan donor darah juga sudah dikirim ke TNI, Polri untuk membantu mengatasi masalah ketersediaan darah saat ini. “Kami siap jemput bola dan sudah mulai hari ini (Minggu, red), memang dibatasi hanya untuk 20 orang saja, kami juga sudah bersurat ke Kodim, Polres, SPN, tadi belum ada jawaban mudah-mudahan disanggupi,” jelas Rizani.
Sementara itu UDD PMI Buleleng yang masih standby di hari kerja menerima pendonor, juga bisa dilakukan di markas PMI Buleleng di Jalan Yudistira. Dibukanya stand donor di markas PMI sejak sepekan yang lalu untuk menampung keinginan masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya namun masih trauma ke rumah sakit dengan kondisi penyebaran Covid-19 saat ini. stand donor darah di markas PMI ini juga disebut dr Rizani masih buka sampai batas waktu yang belum ditentukan yang beroperasi pukul 09.00-14.00 pada hari kerja.
“Yang di markas PMI cukup membantu kami, terutama mengatasi yang trauma ke rumah sakit. seperti kemarin ada siswa yang mau donor darah karena UDD di dalam rumah skait tidak dapat izin orang tua. Nah ketika di markas buka kemudian diizinkan,” kata dia. Stand donor darah di markas PMI Buleleng yang dibuka sepekan terakhir rata-rata mendapat sumbangan darah 10 kantong. Rizani pun berharap partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya dengan datang langsung ke markas PMI Buleleng.
Sementara itu Sekda Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa dikonfirmasi terpisah mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan persediaan darah menipis. Namun Pemkab Buleleng dipastikan akan mengambil langkah jika memang diperlukan, termasuk menginstruksikan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk donor darah.*k23
Pimpinan UDD PMI Buleleng, dr Rizani, dihubungi Minggu (5/4) siang, tak menampik sebaran virus Covid-19 sebulan terakhir mempengaruhi pasokan darah ke UDD. Meskipun sejauh ini masih bisa tertangani dengan pendonor pengganti. Hanya saja jika kondisi ini terus terjadi dikhawatirkan akan mengakibatkan kelangkaan stok darah.
“Sangat terasa pengaruhnya semenjak Covid-19 ini, banyak jadwal donor massal dibatalkan pihak panitia, ada yang mengkonfirmasi mundur, karena mereka tidak berani mengumpulkan massa, khawatir tidak diperkenankan aparat,” ucap Rizani yang dihubungi via telepon.
Dari data UDD PMI Buleleng, kebutuhan darah per harinya rata-rata mencapai 30 kantong darah. Menurut Rizani kebutuhan darah itu selama ini banyak disuplai oleh donor darah massal yang dilakukan oleh perusahaan, instansi, sekolah atau kampus yang sedang menggelar event. Selain juga ada relawan yang rutin menyumbangkan darahnya untuk kemanusiaan. “Kalau yang relawan tetap itu paling 10 kantong sehari, selebihnya dipenuhi pendonor pengganti dan donor massal ini,” imbuh dia.
Membaca kondisi saat ini UDD PMI Kabupaten Buleleng, mulai memasang strategi untuk memastikan ketersediaan darah tetap aman. Surat permohonan donor darah juga sudah dikirim ke TNI, Polri untuk membantu mengatasi masalah ketersediaan darah saat ini. “Kami siap jemput bola dan sudah mulai hari ini (Minggu, red), memang dibatasi hanya untuk 20 orang saja, kami juga sudah bersurat ke Kodim, Polres, SPN, tadi belum ada jawaban mudah-mudahan disanggupi,” jelas Rizani.
Sementara itu UDD PMI Buleleng yang masih standby di hari kerja menerima pendonor, juga bisa dilakukan di markas PMI Buleleng di Jalan Yudistira. Dibukanya stand donor di markas PMI sejak sepekan yang lalu untuk menampung keinginan masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya namun masih trauma ke rumah sakit dengan kondisi penyebaran Covid-19 saat ini. stand donor darah di markas PMI ini juga disebut dr Rizani masih buka sampai batas waktu yang belum ditentukan yang beroperasi pukul 09.00-14.00 pada hari kerja.
“Yang di markas PMI cukup membantu kami, terutama mengatasi yang trauma ke rumah sakit. seperti kemarin ada siswa yang mau donor darah karena UDD di dalam rumah skait tidak dapat izin orang tua. Nah ketika di markas buka kemudian diizinkan,” kata dia. Stand donor darah di markas PMI Buleleng yang dibuka sepekan terakhir rata-rata mendapat sumbangan darah 10 kantong. Rizani pun berharap partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya dengan datang langsung ke markas PMI Buleleng.
Sementara itu Sekda Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa dikonfirmasi terpisah mengatakan sampai saat ini belum menerima laporan persediaan darah menipis. Namun Pemkab Buleleng dipastikan akan mengambil langkah jika memang diperlukan, termasuk menginstruksikan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk donor darah.*k23
Komentar